Mengenal Sindrom Kepala Datar pada Bayi, Moms Harus Tahu!
Apakah Moms pernah mendengar istilah plagiocephaly atau flat head syndrome? Keduanya adalah penyakit yang sama, yakni keadaan permukaan kepala bayi yang datar atau kondisi flat head pada bayi.
"Kata plagiocephaly sebenarnya hanya berarti 'kepala datar’," kata Michael L. Cunningham, MD, PhD, kepala divisi Obat Craniofacial di Rumah Sakit Anak Seattle.
Jadi, apa itu sindrom kepala datar? Meskipun terdengar mengkhawatirkan, biasanya kondisi tersebut tidak berbahaya.
Bahkan begitu mulai duduk, flat head pada bayi sering menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Mari simak penjelasannya lebih lanjut!
Jenis Sindrom Kepala Datar pada Bayi
Foto: madeformums.com
1. Positional Plagiocephaly
Ini adalah jenis sindrom kepala datar yang paling umum. Bayi cenderung tidur dengan kepala menghadap ke kiri atau ke kanan.
“Karena tengkorak bayi sangat lembut, tekanan lembut yang konsisten seperti dari berulang kali berbaring di atas kasur buaian, dapat memberikan bentuk asimetris pada kepala bayi,” ujar Michael.
2. Brachycephaly
Jenis flat head ini terjadi ketika Si Kecil tidur menghadap lurus ke atas, memandang ke langit-langit. Sehingga tengkoraknya rata di bagian belakang, bukan di kedua sisi kepala.
“Satu-satunya perbedaan antara positional plagiocephaly dan brachycephaly adalah di mana perataan itu terjadi, berdasarkan pada bagaimana bayi itu berada," jelas Michael.
Baca Juga: 4 Cara Menghindari Kepala Bayi Peyang
3. Scaphocephaly
Scapocephaly terjadi sebagai akibat dari cacat lahir ketika sendi antara tulang-tulang tengkorak bayi menutup sebelum waktunya dan mencegah pertumbuhan normal.
Ketika lahir, bagian atas tengkorak terdiri dari lima tulang. Di sela-sela tulang itu ada jaringan lunak karet yang mengembang saat otak tumbuh.
Scaphocephaly adalah adanya tulang tumbuh melintasi jaringan lunak, menyatukan dua tulang dan membatasi pertumbuhan tengkorak. "Kepala menjadi sangat sempit karena tidak bisa mengembang dari sisi ke sisi.”
Indikasi Sindrom Kepala Datar
Foto: momcentral.co.au
Biasanya, tengkorak bayi yang sehat terlihat bulat sempurna di belakang dan simetris di sisi kiri dan kanan.
Jika Moms khawatir bayi mungkin mengalami plagiocephaly, periksa tengkoraknya dan cari apakah ada kelainan asimetris atau permukaan yang datar.
Moms juga bisa memerhatikan rambut bayi saat terlihat kurang di satu sisi atau area kepalanya.
"Kapan saja orang tua memerhatikan bahwa bagian belakang tengkorak terlihat asimetris, mereka harus membawanya ke dokter mereka," kata Michael.
Baca Juga: Bantal Biasa, Bantal Peyang, Tanpa Bantal; Mana Jenis Bantal Bayi yang Terbaik?
Penyebab Sindrom Kepala Datar
Foto: yahoo.com
1. Posisi Tidur
Dilansir dari Kids Health, posisi tidur yang salah merupakan penyebab sindrom kepala datar yang paling utama.
Newborn tidak bisa menggerakkan badan dan kepalanya saat tidur dalam posisi terlentang.
Oleh sebab itu, bayi baru lahir memiliki risiko lebih besar untuk mengalami perataan pada kepala belakang.
2. Terlalu Lama di Ayunan atau Kursi Mobil
"Apapun yang membuat kepala bayi tetap di satu sisi, tidaklah baik," kata Michael.
Itu berlaku untuk bayi yang sering berada dalam ayunan atau kursi mobil. Yang terbaik adalah meminimalkan jumlah waktu Si Kecil berada di sana setiap hari.
3. Bayi Prematur
Bayi yang sangat prematur, yang tengkoraknya bahkan lebih lunak daripada bayi cukup bulan, dapat memiliki kondisi kepala datar yang unik.
"Mereka begitu lunak, sehingga mereka berbaring dengan kepala berputar 45 derajat ke satu sisi atau lainnya, tengkorak mereka rata di sepanjang sisi dan mereka mendapatkan kepala yang sangat panjang dan sempit," jelas Michael.
Baca Juga: Mengapa Lingkar Kepala Bayi Kecil?
Mencegah Sindrom Kepala Datar
Foto: hindustantimes.com
Sebenarnya, sindrom kepala datar yang terjadi pada bayi bersifat sementara. Meski begitu, Moms bisa juga melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi pada Si Kecil.
Cara yang paling mudah dilakukan adalah sering mengganti posisi kepala bayi saat tidur. "Jangan tinggalkan bayi Anda di posisi yang sama sepanjang waktu," kata Michael.
Kemudian saat ia bangun, posisinya tidak boleh terlalu sering tertidur. Moms bisa lebih sering mengajaknya untuk tummy time, berguling, atau duduk.
Baca Juga: Mengenal Mikrosefalus, Kondisi Lingkar Kepala Bayi Lebih Kecil dari Normal
Untuk bantal peyang yang dijual bebas di pasaran, Michael tidak merekomendasikannya. ”National Institutes of Health juga menyarankan agar tidak meletakkan bantal atau benda lunak lain di area tidur bayi, karena ini bisa menjadi risiko SIDS.” tandasnya.
Sering memeriksa kondisi kepala Si Kecil akan menghindari sindrom kepala datar. Sudah mengecek kepala bayi kah hari ini?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.