14 Juni 2024

Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare

Jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal

Apakah Moms tahu bahwa warna dan tekstur BAB bayi bisa menentukan kondisi kesehatannya?

Ya, feses memang bisa menjadi petunjuk kesehatan, termasuk saat warna feses bayi diare yang bisa langsung Moms kenali.

Warna dan tekstur BAB bayi saat mengalami diare biasanya memiliki konsistensi cair.

Cair dalam artian sama sekali tidak ada feses padat di dalamnya, Moms.

Nah, jika bayi sudah mengalami diare, pastinya Moms menjadi cemas. T

Perlu Moms ketahui, warna dan tekstur BAB bayi dan warna feses orang dewasa tidak bisa disamakan, terutama pada bayi baru lahir.

Warna dan tekstur BAB bayi akan berubah seiring berjalannya waktu karena ditentukan oleh pola makannya yang berubah.

Jadi, selama bayi tidak menunjukkan masalah kesehatan seperti feses cair yang berlangsung lama, hingga menunjukkan adanya masalah kesehatan lain, Moms tidak perlu cemas.

Misalnya, tekstur BAB bayi terlalu padat, encer, dan warnanya berubah-ubah, hal ini memang kerap menciptakan kekhawatiran orang tua dalam mengasuh Si Kecil.

Akan tetapi, selama bayi masih mengkonsumsi ASI eksklusif, perubahan pola BAB ini adalah hal yang umum dan tidak membahayakan.

Lantas jika perubahan warna dan tekstur BAB bayi adalah wajar, bagaimana dengan warna feses bayi saat diare?

Baca Juga: 9 Menu MPASI untuk Bayi Diare, Bantu Sehatkan Pencernaannya

Diare dan Disentri Bisa Mengubah Warna dan Tekstur BAB Bayi

Ilustrasi Bayi Diare
Foto: Ilustrasi Bayi Diare (Todaysparent.com)

Sebelum Moms mengetahui warna dan tekstur BAB bayi saat diare, simak terlebih dahulu perbedaan diare dan disentri yang kerap menyerang anak-anak dan bayi, ya Moms.

Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya buang air besar lebih sering dari biasanya, dengan kondisi feses yang encer atau cair.

Diare biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Sementara disentri adalah infeksi saluran cerna yang ditandai dengan diare berdarah.

Pada beberapa kasus, lendir juga dapat ditemukan pada tinja penderita disentri.

Disentri bisa berlangsung selama 3-7 hari.

Biasanya warna tinja sama dengan diare pada umumnya, tetapi disertai darah dan lendir.

Penderita disentri akan mengalami sejumlah gejala, antara lain nyeri atau kram perut, mual, muntah, demam di atas 38 derajat Celsius, dan dehidrasi yang jika tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.

Infeksi disentri menyebar melalui kontak dengan makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita disentri yang mengandung kuman.

Oleh sebab itu, higenitas sanitasi dan kebiasaan mencuci tangan sebaiknya selalu diterapkan pada anak.

Disentri terdiri dari dua tipe, yaitu Disentri Bakteri dan Disentri Amoeba.

Disentri Bakteri disebabkan oleh bakteri seperti Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau Enterohemorrhagic E. coli.

Sementara Disentri Amoeba disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang menginfeksi usus.

Hal ini dikenal dengan Amoebiasis.

Kedua jenis disentri ini memiliki gejala yang sama, yaitu demam tinggi, sakit perut, diare berlendir dan darah.

Hal yang membedakan penyebab tinja berdarah hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan tinja dan parasit secara lengkap.

Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Diare

Warna Feses Bayi Diare
Foto: Warna Feses Bayi Diare (Nationwidechildrens.org)

Warna feses bayi diare dijelaskan langsung oleh dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, lho Moms.

dr. Frieda menjelaskan diare ditandai dengan konsistensi tinja yang cair.

"Diare ditandai dengan konsistensi tinja yang cair. Skala Tinja Bristol di bawah ini dapat membantu orang tua mengetahui bentuk diare cair.

Tipe 5, 6, dan 7 menandakan bentuk tinja cair pada anak yang mengalami diare," jelas dr. Frieda.

Selain bentuk yang cair, ada beberapa warna feses bayi diare yang perlu Moms perhatikan.

Feses yang normal berwarna kuning cokelat, kecokelatan, cokelat kehijauan, dan hijau kehitaman.

"Warna tinja tidak normal adalah hitam, putih pucat seperti dempul, merah darah, lendir dengan bercak darah.

Keterangan mengenai warna feses bayi dapat dilihat pada gambar di atas," jelasnya.

Baca Juga: BAB Bayi Berlendir: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

BAB Bayi Encer Berwarna Kuning dan Hijau

Ilustrasi Bayi Menangis
Foto: Ilustrasi Bayi Menangis (Pexels.com/RODNAE Productions)

Warna feses bayi diare memang bisa menandakan adanya masalah kesehatan pada bayi.

Terlebih, bayi belum memiliki usus yang berkembang sempurna.

Mereka tidak dapat menyerap makanan dengan baik.

Akibatnya, sebagian besar BAB yang dikeluarkan lebih encer dan berair.

Termasuk BAB bayi encer berwarna kuning.

BAB encer pada bayi dapat diakibatkan berbagai faktor.

Penyebab utama BAB bayi encer berwarna kuning adalah usus bayi tidak dapat menyerap terlalu banyak dari sebagian besar BAB.

Susu dan makanan yang dikonsumsi ibu juga dapat mempengaruhi kualitas BAB.

Pada bayi usia 8 bulan ke atas, sebagian dari mereka sedang mengalami proses pertumbuhan gigi.

BAB encer juga bisa disebabkan dari air liur berlebihan yang ditelan saat pertumbuhan gigi terjadi.

Melansir WebMD, namun tak jarang juga BAB bayi encer berwarna kuning juga salah satu penyebab diare.

Diare menyebabkan BAB encer dan buang air menjadi lebih sering dalam 24 jam.

Sebuah studi Ayurved Studies & Research Center, diare bisa menyebabkan BAB encer dan biasanya berwarna kuning, hijau atau cokelat.

Segera temui dokter apabila BAB bayi encer berwarna kuning selama satu hari dan disertai demam, muntah, dehidrasi atau ada darah menempel.

Selain berwarna kuning, feses bayi warna hijau juga tentunya kerap terjadi, ya Moms.

Tapi, warna hijau tidak selalu karena masalah kesehatan, Moms.

"Feses berwarna hijau tidak selalu menandakan bahwa si kecil sedang mengalami masalah kesehatan," kata dr. Frieda.

Baca Juga: 11 Obat Diare Bayi MPASI, dari Pisang hingga Bayam!

Warna dan Tekstur BAB Bayi yang Perlu Diperhatikan

Ilustrasi Popok Bayi
Foto: Ilustrasi Popok Bayi (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Perubahan warna tinja bayi memang membingungkan dan mengkhawatirkan.

Termasuk saat Moms melihat BAB bayi encer berwarna kuning.

Namun, apakah Moms ketahui bahwa warna dan tekstur BAB bayi sebenarnya bisa menjadi gambaran dari kesehatannya?

Yuk Moms pahami kondisi kesehatan Si Kecil dengan mengenali warna dan tekstur BAB-nya, seperti yang ada di bawah ini.

1. Hijau Gelap – Hitam

Pada beberapa hari pertama setelah dilahirkan, Moms akan menemui warna BAB bayi cenderung hitam atau hijau gelap.

Zat ini disebut meconium dan terdiri dari hal-hal yang tertelan oleh bayi saat berada di dalam rahim, seperti lendir, sel kulit, dan cairan ketuban.

Kebanyakan tinja berwarna hijau lebih sering terjadi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula daripada ASI eksklusif.

Namun ini adalah hal yang normal.

Sebuah Studi oleh Seattle Children, tinja berwarna hijau juga salah satu pertanda diare.

Namun tidak perlu dikhawatirkan ya Moms apabila kondisi anak baik-baik saja.

2. Kuning Mustard

Warna dan tekstur BAB bayi yang menyerupai mustard adalah BAB bayi normal pada umumnya.

Jika Si Kecil menyusu secara eksklusif, jangan kaget jika BAB-nya terlihat seperti krim keju dengan warna kuning mustard.

Bahkan mungkin terlihat seperti diare, tetapi kecuali Si Kecil menunjukkan atau mengalami gejala lainnya (misalnya demam dan rewel), tidak perlu khawatir.

BAB bayi yang menyusui tampak kotor tetapi sebenarnya itu mengambil warna dari makanan yang terakhir kali Moms makan.


3. Orange

Warna dan tekstur BAB bayi yang orange bisa disebabkan dari konsumsi ibu seperti wortel, labu, dan ubi jalar.

Pada tinja berwarna orange mengandung karotenoid.

Senyawa ini biasa ditemukan di sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan minyak.

Ini adalah hal yang wajar dan tidak memerlukan kunjungan dokter ya, Moms.

Warna BAB bayi kuning tua atau orange juga dapat disebabkan dari konsumsi susu formula, berfungsinya empedu dan campuran bakteri.

4. Cokelat Kehijauan

Jangan panik, Moms. Setelah Moms memperkenalkan makanan padat, BAB Si Kecil akan memiliki warna dan tekstur BBA bayi yang baru dan berbeda dari sebelumnya.

Setelah mengkonsumsi aneka tekstur dan warna makanan, BAB Si Kecil memang cenderung berwarna seperti oranye, kuning, atau hijau kecokelatan, dan terkadang tampak seperti kacang atau kismis.

Apabila bayi telah MPASI, biasanya warna tinja ini yang akan Moms lihat.

Warna dan tekstur BAB bayi yang cokelat kehijauan ini juga dari konsumsi sayur-sayuran seperti bayam dan kacang hijau.

“Di situlah semua penyerapan nutrisi diambil,” jelas Mark Gilger, kepala dokter anak di Rumah Sakit Anak San Antonio, seperti dilansir dari Public Broadcasting Service.

“Kemudian nutrisi apa pun yang tidak dibutuhkan diteruskan ke usus besar atau usus besar,” tambahnya.

Baca Juga: Rotavirus, Virus Penyebab Diare dan Muntah pada Anak

5. Hijau Terang dan Berbuih

Apakah BAB Si Kecil terlihat berwarna hijau terang yang disertai buih?

Jika ya, kemungkinan besar ia mungkin terlalu banyak minum foremilk dan tidak mendapatkan cukup hindmilk.

Foremilk merupakan susu rendah kalori di dalam ASI, yang keluar pertama kali saat bayi menyusu, sedangkan hindmilk yang mengandung kalori lebih tinggi dan mengenyangkan.

Jadi, jika BAB Si Kecil memang berwarna hijau terang dan berbuih, itu bisa jadi berarti ia tidak cukup lama menyusu untuk setiap payudara.

6. Merah

Menurut Johns Hopkins Medicine, kotoran berwarna merah atau hitam juga bisa menjadi perhatian.

Warna dan tekstur BAB bayi yang merah atau hitam mungkin mengindikasikan cedera.

Jika cedera berasal dari bagian atas di saluran pencernaan, perut misalnya darah mungkin telah menjadi hitam pada saat mencapai popok.

Darah dari cedera yang terjadi lebih jauh di usus kecil atau usus besar mungkin keluar dengan warna merah cerah.

Namun, sebelum panik lebih baik Moms mencari tahu penyebab umum BAB berdarah.

Biasanya hal ini disebabkan karena bayi menelan darah Moms yang tercampur dengan ASI, baik karena puting lecet atau masalah lainnya.

Ini bisa dengan mudah diatasi dengan berkonsultasi dengan konsultan laktasi atau dokter anak.

Namun, jika Moms tidak yakin kotoran Si Kecil merah karena darah Moms yang ia cerna melalui ASI, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Adapun penyebab lain yang umum terjadi adalah akibat alergi (misalnya protein susu), infeksi bakteri atau perforasi di sekitar anus bayi yang terjadi karena konstipasi.

7. Hitam

Warna dan tekstur BAB bayi yang hitam terkadang mewakili darah tua karena darah diketahui berubah dari merah menjadi hitam seiring waktu di saluran usus.

Tinja berwarna hitam ini akan memprihatinkan jika Si Kecil saat usianya lebih dari 2 hari.

Kotoran ini disebut melena, jenis kotoran hitam yang lebih padat mungkin tanda bahwa darah telah memasuki saluran pencernaan bagian atas Si Kecil.

“BAB hitam pada bayi juga bisa disebabkan gangguan fungsi pencernaan dan indikasi pendarahan,” tambah Mark Gilger, dokter anak di San Antonio.

8. Putih Kapur

Warna dan tekstur BAB bayi yang putih kapur cukup jarang terjadi.

Warna putih pada BAB bayi menunjukkan indikasi penyumbatan yang terjadi di empedu dan pencernaan.

Kotoran BAB mendapat warna dari empedu, sehingga secara harfiah empedu tidak menghasilkan kotoran berwarna putih kapur.

Menurut studi Healthy Children, penyebab paling umum dari tinja berwarna putih adalah penyakit yang disebut atresia bilier atau gangguan fungsi empedu.

Segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan secepatnya ya!

Baca Juga: 15 Cara Mudah Mengatasi Sembelit pada Bayi, Moms Harus Tahu!

Tips agar Pencernaan Bayi Sehat

Setelah mengetahui berbagai warna dan tekstur BAB bayi, maka kini Moms memahami pentingnya menjaga kesehatan pencernaannya.

Memastikan pencernaan bayi tetap sehat adalah penting untuk kesejahteraan mereka.

Nah, berikut adalah beberapa tips untuk menjaga pencernaan bayi tetap sehat:

1 . ASI Eksklusif

Jika memungkinkan, berikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama.

ASI mengandung antibodi dan prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, yang penting untuk sistem pencernaan yang sehat.

ASI juga mudah dicerna, yang membantu mencegah masalah pencernaan umum pada bayi seperti kolik dan sembelit.

2 . Pemberian Makanan Perlahan

Saat memulai pemberian makanan padat atau MPASI, mulailah dengan makanan yang mudah dicerna seperti bubur beras atau sereal bayi.

Perkenalkan satu jenis makanan baru dalam satu waktu untuk memantau reaksi bayi terhadap makanan tersebut.

Pemantauan juga bisa Moms lihat melalui warna dan tekstur BAB bayi.

3 . Cukupi Serat dan Air

Ketika bayi sudah cukup besar untuk makan makanan padat, pastikan mereka mendapatkan cukup serat dari buah, sayur, dan sereal yang sesuai usia.

Penting juga untuk memastikan mereka mendapatkan cukup cairan dengan memberikan air atau ASI secara teratur.

Jika memberikan serat dan air yang cukup, maka ini bisa tecermin dari warna dan tekstur BAB bayi.


4 . Hindari Makanan Rendah Gizi

Hindari memberikan makanan dengan kandungan gula berlebihan, lemak jenuh, dan makanan olahan yang kurang bernutrisi.

5 . Variasi Makanan

Setelah bayi cukup umur, perkenalkan berbagai jenis makanan sehat agar mereka mendapatkan berbagai zat gizi yang dibutuhkan.

6 . Perhatikan Alergi yang Bayi Miliki

Perhatikan tanda-tanda alergi makanan seperti ruam kulit, muntah, diare, atau reaksi lainnya setelah memberikan makanan baru.

Jika ada indikasi alergi, hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter.

7 . Hindari Memakaikan Celana atau PopokTerlalu Ketat

Hindari mengikatkan popok atau pakaian terlalu ketat, karena hal ini bisa memengaruhi pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan.

8 . Pijat Perut Bayi Sesekali

Lakukan pijatan perut ringan pada bayi untuk membantu meredakan kram dan ketidaknyamanan pencernaan.

9 . Konsultasikan dengan Dokter

Jika Moms merasa ada masalah dengan warna dan tekstur BAB bayi atau gangguan pencernaan seperti sembelit, diare berkepanjangan, atau gejala lain yang mencemaskan, segera konsultasikan dengan dokter.

10 . Jaga Kebersihan

Pastikan kebersihan dan sanitasi makanan, alat makan, serta peralatan makan bayi terjaga dengan baik untuk mencegah infeksi.

11 . Hindari Terlalu Cepat Memberikan Makanan Dewasa

Tunggu hingga usia yang sesuai sebelum memperkenalkan makanan dewasa yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi.

Ingatlah bahwa setiap bayi berbeda, jadi penting untuk memperhatikan reaksi dan kebutuhan masing-masing bayi.

Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang pencernaan bayi, selalu konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi yang kompeten.

Baca Juga: Apa Obat untuk Mengatasi Diare Pada Bayi Usia 9 Bulan?

12. Hindari Gula dan Garam Berlebih

Makanan dengan kandungan gula dan garam tinggi bisa mengganggu keseimbangan bakteri sehat di usus bayi dan juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.

Pada tahun-tahun pertama, usahakan untuk menggunakan bahan makanan alami tanpa tambahan gula atau garam.

13. Jaga Jadwal Makan yang Teratur

Menjaga jadwal makan yang konsisten membantu mengatur ritme alami tubuh bayi dan mendukung efisiensi pencernaan.

Jadwal makan yang teratur juga memudahkan orang tua untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah pencernaan atau alergi makanan.

14. Pemberian Probiotik

Dalam kasus tertentu, terutama jika bayi mengalami gangguan pencernaan seperti diare atau setelah penggunaan antibiotik, dokter mungkin menyarankan suplemen probiotik.

Probiotik membantu memperkuat flora usus dan mendukung sistem pencernaan yang sehat.

15. Menyusui Lebih Lama

Jika memungkinkan, teruskan menyusui di luar enam bulan saat memperkenalkan makanan padat.

ASI menyediakan nutrisi berharga dan terus memberikan manfaat bagi sistem kekebalan dan kesehatan pencernaan bayi saat mereka beralih ke makanan yang lebih padat.

16. Fokus pada Makanan Kaya Zat Besi

Saat memulai makanan padat, sertakan makanan yang kaya zat besi, seperti sereal yang diperkaya, daging yang dipurekan, dan sayuran hijau.

Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta membantu mencegah anemia, yang dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan dan keseluruhan.

Setelah mengetahui warna dan tekstur BAB bayi pasti melegakan ya, Moms.

Perubahan warna dan tekstur BAB bayi memang cukup memusingkan dan mengkhawatirkan.

Termasuk jika BAB bayi encer berwarna kuning.

Namun selama bayi tidak mengalami sakit, tidak rewel, dan beraktivitas normal, tidak perlu dipusingkan ya, Moms.

Termasuk saat melihat BAB bayi encer berwarna kuning.

Jangan langsung panik ya Moms! Semoga informasi mengenai warna dan tekstur BAB bayi bermanfaat, ya!

  • https://www.aboutkidshealth.ca/Article
  • https://www.researchgate.net/publication/282785584_Importance_of_Stool_Examination_in_Babies
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/stools-unusual-color/
  • https://www.pbs.org/newshour/science/babys-poop-color
  • https://www.hopkinsmedicine.org/johns-hopkins-childrens-center/what-we-treat/specialties/gastroenterology-hepatology-nutrition/stool-color-overview.html
  • https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/The-Many-Colors-of-Poop.aspx

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.