31 Oktober 2023

Mirror Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Sindrom ini sebenarnya jarang ditemukan dalam kasus kehamilan

Mirror Syndrome menjadi salah satu kondisi yang membuat ibu yang sedang hamil menjadi khawatir akan kesehatan kandungannya.

Bagi yang belum mengetahui soal kondisi ini, mirror syndrome adalah kondisi yang pernah menimpa pasangan selebriti Irish Bella dan Ammar Zoni.

Pasangan selebriti ini harus menerima kenyataan anak kembar yang ada di kandungan Irish Bella meninggal dunia.

Nah, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan mirror syndrome ini dan apa penyebabnya?

Dilansir dari sebuah jurnal yang berjudul Mirror Syndrome: A Systematic Review of Fetal Associated Conditions, Maternal Presentation and Perinatal Outcome menyebutkan mirror syndrome atau ballantyne syndrome biasanya didefinisikan sebagai perkembangan edema ibu yang berhubungan dengan hidrops janin.

Sindrom ini pun sangat jarang terjadi meski beberapa kasus sudah dipublikasikan.

Cara pengobatan dari mirror syndrome sendiri pun hanya satu yakni segera mengeluarkan janin yang ada di dalam kandungan. Jadi, sang janin akan dilahirkan secara prematur.

Dalam jurnal tersebit disebutkan bahwa kondisi mirror syndrome, yang merupakan salah satu penyebab preeklamsia.

Kondisi ini mengakibatkan plasenta kandungan Irish lepas sehingga aliran darah tidak mengalir ke janin dan menyebabkan kematian pada bayi kembar tersebut.

Kondisi ini pun biasanya baru dimulai ketika usia kehamilan mencampai 16 hingga 34 minggu. Sebenarnya apa itu mirror syndrome?

Yuk kita kenali lebih lanjut, Moms.

Baca Juga: Ini Komplikasi Bayi Lahir Prematur yang Moms Perlu Tahu

Mengetahui Lebih Dalam tentang Mirror Syndrome

Foto Janin
Foto: Foto Janin (Freepik.com/freepik)

Dilansir dari situs Very Well Family, mirror syndrome terjadi pada kehamilan ketika janin memiliki kelebihan cairan yang tidak normal.

Sehingga kondisi ini mengakibatkan ibu mengalami preeklamsia, suatu bentuk hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Ini adalah kondisi yang langka. Namun, ketika itu terjadi, sangat serius dan berpotensi mengancam jiwa.

Kondisi medis yang langka ini terjadi ketika ibu hamil mengalami gejala yang mirip dengan kondisi yang dialami oleh janin yang dikandungnya.

Gejalanya dapat meliputi pembengkakan, peningkatan tekanan darah, dan pelepasan protein dalam urine.

Sindrom ini dikenal sebagai "mirror" syndrome karena gejala yang dialami oleh ibu hamil mirip dengan gejala yang dialami oleh janin, seperti hydrops fetalis atau peningkatan tekanan pada jantung janin.

Meskipun jarang terjadi, mirror syndrome dapat menjadi kondisi yang serius dan mengancam jiwa baik bagi ibu maupun janin.

Oleh karena itu, diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi yang lebih serius.

Komplikasi kehamilan seperti mirror syndrome bisa membuat stres dan terasa menakutkan, tetapi mengenali gejalanya dan berkonsultasi dengan dokter adalah langkah pertama untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Tindakan dini itu penting ketika ada sesuatu yang tidak biasa selama kehamilan, karena bisa membuat semua perbedaan.

Baca Juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi Tiap Trimester Kehamilan

Penyebab Mirror Syndrome

Periksa Kondisi Janin
Foto: Periksa Kondisi Janin (Verywellfamily.com)

Mengutip dari jurnal US National Library of Medicine, penyebab terjadinya sindrom ini melibatkan isoimunisasi rhesus, sindrom transfusi kembar-kembar (Twin-To-Twin Transfusion Syndrome), infeksi virus, malformasi janin, dan tumor janin atau plasenta.

Sindrom ini biasanya disebabkan oleh hidrops janin, yang merupakan kumpulan cairan dalam janin.

Cairan dapat menumpuk di bawah kulit, di perut, di sekitar paru-paru, atau di sekitar jantung.

Mirror syndrome dapat terjadi mulai 22,5 hingga 27,8 minggu usia kehamilan.

Kasus ini merupakan kasus yang jarang terjadi pada seorang wanita hamil yang menderita sindrom cermin yang terkait dengan gagal jantung.

Setelah persalinan dan tindakan pengobatan lainnya, gejala gagal jantung biasa akan hilang.

Baca Juga: Moms, Ini Dia Ukuran Normal Hasil USG dan Tahapan Perkembangan Janin!

Gejala Mirror Syndrome

Perkembangan Janin
Foto: Perkembangan Janin (Orami Photo Stocks)

Sangat penting bagi ibu hamil untuk segera mengetahui terjadinya sindrom ini sejak ini untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Terkadang gejala kondisi ini bisa bertumpuk dengan kondisi lainnya, seperti preeklampsia, jadi diperlukan diagnosis yang tepat.

Biasanya gejala yang ditunjukan oleh mirror syndrome, seperti:

  • Tekanan darah yang tinggi
  • Pembengkakan parah dan signifikan
  • Protein ditemukan dalam urin (mudah didiagnosis dengan tes urin)
  • Pertambahan berat badan yang signifikan dan berlebihan dalam waktu singkat

Kadang-kadang sindrom ini akan muncul dalam tes darah melalui hemodilution (suatu kondisi di mana ada lebih banyak plasma dalam darah dan jumlah sel darah merah yang lebih rendah).

Kondisi ini terjadi karena kelebihan cairan yang menumpuk di dalam tubuh.

Meskipun sangat jarang ditemukan, sindrom ini bisa menyerang ibu hamil mana saja.

Makanya, Moms harus tetap berhati-hati dan segera berkonsultasi dengan dokter ketika sudah menemukan gejalanya.

Baca Juga: Mengenal Amniosentesis, Pemeriksaan Cairan Ketuban Saat Kehamilan


Cara Pengobatan Mirror Syndrome

Prosedur Operasi
Foto: Prosedur Operasi (Insider.com)

Ketika mengalami sindrom ini, tentu saja hal yang paling diharapkan adalah mendapatkan pengobatan dengan cepat.

Sayangnya, satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan cara mengeluarkan janin dengan segera.

Bila usia janin belum matang, ibu akan melakukan persalinan prematur.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, sindrom ini biasanya baru akan muncul di minggu ke 16 atau ke 34 dalam masa kehamilan.

Biasanya, persalinan prematur pun akan dilakukan dengan memberikan obat yang bisa merangsang ibu untuk melakukan persalinan dengan segera.

Atau Moms juga bisa memilih untuk melakukan operasi caesar agar Si Kecil bisa lahir dengan segera.

Pada umumnya, usai bayi lahir dokter pun akan melakukan berbagai macam tindakan. untuk mengeluarkan kelebihan cairan yang berada dalam tubuh Si Kecil.

Tak sampai sana, dokter pun biasanya akan memberikan obat-pbatan agar tidak terjadi gagal jantung dan untuk membantu ginjal dalam membuang kelebihan cairan tubuh.

Nah tindakan selanjutnya, bayi yang lahir dengan prematur tersebut umumnya akan dirawat secara intensif di NICU atau Neonatal Intensive Care Unit.

Baca Juga: Mengenal Thanatophobia, Rasa Takut Berlebih akan Kematian

Komplikasi pada Pengidap Mirror Syndrome

Keguguran Janin
Foto: Keguguran Janin (Freepik.com/freepik)

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kondisi ini sangatlah terjadi pada ibu hamil, Moms.

Namun, meskipun mirror syndrome sangat arang ditemukan, namun kondisi in sangat berbahaya bagi ibu hamil dan juga janinnya.

Dalam beberapa kasus, sindrom ini bisa memicu anemia serta gagal jantung pada ibu yang sedang hamil.

Sementara itu, pada janin yang dikandung, mirror syndrome bisa menyebabkan keguguran atau mati di dalam kandungan.

Tentunya, hal ini tak ingin dialami oleh ibu hamil, bukan?

Karena itu, sebaiknya Moms melakukan pencegahan agar tidak terkena kondisi ini.

Baca Juga: Mengenal Hypnobirthing, Melahirkan Tanpa Rasa Sakit

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Coach.nine.com.au)

Seperti yang sudah dijelaskan, meski jarang terjadi, mirror syndrome perlu dicegah. Namun sayangnya, pencegahan yang dilakukan pun sangat sulit.

Meskipun tidak dapat sepenuhnya mencegah terjadinya mirror syndrome, Moms dapat mengambil tindakan untuk meminimalkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan.

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu:

  1. Konsultasikan dengan Dokter: Penting untuk menjalani pemeriksaan prenatal yang teratur dan berkonsultasi dengan dokter selama kehamilan.
  2. Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi, termasuk sayuran, buah-buahan, protein, dan biji-bijian.
  3. Pengaturan Tekanan Darah: Jika Moms memiliki tekanan darah tinggi sebelum kehamilan, pastikan Moms menjaga tekanan darah dalam kisaran yang aman dengan bantuan dokter.
  4. Istirahat yang Cukup: Beristirahat yang cukup sangat penting selama kehamilan.
  5. Pantau Gerakan Janin: Perhatikan gerakan janin secara teratur.
  6. Hindari Merokok dan Alkohol: Jangan merokok dan hindari alkohol selama kehamilan.
  7. Ikuti Instruksi Dokter: Ikuti semua petunjuk dan perawatan yang diberikan oleh dokter selama kehamilan.
  8. Perhatikan Gejala: Ketahui gejala-gejala preeklamsia, eklamsia, dan mirror syndrome, seperti tekanan darah tinggi, edema, sakit kepala berat, gangguan penglihatan, mual, dan muntah.

Hal terbaik yang bisa Moms lakukan agar tidak terkena sindrom ini atau bisa mengetahui lebih awal adalah dengan melangsungkan pemeriksaan kehamilan yang rutin ke dokter kandungan.

Ketika Moms sering dan rutin memeriksakan diri dan kandungan ke dokter, Moms bisa memantau kondisi Si Kecil serta dokter pun bisa mengetahui kondisi kesehatan Moms.

Terlebih dokter pun bisa mendeteksi lebih awal jika ada kelainan yang mungkin saja menimpa ibu dan juga janin.

Mirror syndrome memang sulit dicegah, namun bukan berarti tidak bisa.

Jangan lupa untuk periksakan kandungan secara rutin ya, Moms!

  • https://www.verywellfamily.com/mirror-syndrome-4587193
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20357423/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4659014/
  • https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12884-021-04143-3

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.