23 Agustus 2024

Pakaian Adat Bali: Nama, Keunikan, dan Aksesorisnya

Yuk, kenal lebih dalam tentang pakaian adat Bali!

Pulau Bali terkenal dengan wisata alam serta makanan tradisionalnya. Namun, tak hanya itu saja Moms, pakaian adat Bali tak kalah menarik dari alamnya yang indah.

Di balik keindahan hiasan kepala dan pakaian adat tersebut, ternyata ada banyak fakta yang tidak semua orang ketahui.

Para wanita mengenakan kebaya berwarna putih atau warna-warni dipasangkan dengan kain batik, ikat pinggang dan bunga di rambut mereka.

Sementara pria-pria Bali nampak gagah dengan pakaian tradisional mereka.

Nah, tak lengkap jika kita tidak mengenal pakaian adat Bali sebagai salah satu bentuk sejarah. Yuk, cari tahu Moms!

Baca Juga: 13 Ragam Pakaian Adat Aceh dan Ciri Khasnya, Penuh Makna!

Atribut Pakaian Adat Bali

Kebaya Bali sebelumnya tidak digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

Namun, hanya hari tertentu saja, seperti upacara adat dan ritual keagamaan.

Nah, ternyata Bali memiliki beragam pakaian tradisional yang patut kita kenal.

Masing-masing dari pakaian tradisional itu memiliki keunikannya masing-masing, lho!

1. Kebaya Bali

Kebaya Bali
Foto: Kebaya Bali (Shopee.co.id)

Salah satu pakaian adat Bali yang pertama adalah kebaya wanita.

Meskipun kebaya dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, renda adalah pilihan yang populer dipakai para perempuan di Bali.

Kebaya Bali dikenakan dengan korset di bawahnya, terutama pada wanita yang lebih tua. Warnanya pun beragam, Moms.

Untuk upacara keagamaan, biasanya kebaya putih lebih banyak dipakai kaum wanita.

Selain itu, keunikan kebaya ini selalu dipadukan dengan selendang yang diikat seperti sabuk.

Dengan begitu, wanita Bali tampak lebih anggun dan menawan dengan memakai kebaya Bali ini.

Selama upacara adat desa atau kota, para wanita Bali terkadang mengenakan kebaya dan sarung yang sesuai, disediakan oleh banjar (warga adat).

2. Baju Safari

Baju Safari Bali
Foto: Baju Safari Bali (Instagram.com/safaripangusbali)

Jika wanita mengenakan kebaya, para pria mengenakan kemeja putih, batik atau songket kamben dengan overlay yang disebut Saput.

Biasanya baju safari bernuansa putih atau berpola, dengan selempang dan hiasan kepala tradisional yang disebut udeng.

Kamben dibungkus secara berbeda untuk pria dan wanita.

Untuk pria, kemben dipakai di pinggang dengan lipatan di depan.

Sementara wanita membungkusnya erat-erat untuk memastikan tidak ada lipatan atau renda terlihat.

Selain itu, pada baju safari juga terdapat saku yang dibuat di bagian kiri atau kanan.

Baca Juga: 10 Jenis Pakaian Adat Betawi Pria dan Wanita, Unik!

3. Udeng Kepala

Udeng Bali
Foto: Udeng Bali (Instagram.com/cempakaudengbali)

Udeng merupakan salah satu pakaian adat Bali yang biasa digunakan pria sebagai penutup kepala.

Bukan hanya sekadar penutup kepala, namun udeng dipakai di beragam acara keagamaan oleh pria dewasa dan juga anak-anak di Bali.

Dipakai tak hanya oleh mereka dari kelompok kaya, tetapi juga oleh warga kalangan menengah ke bawah.

Ini terbuat dari sebuah kain yang dijahit hingga membentuk suatu simpul di bagian tengah. 

Tidak setiap orang bisa membuat udeng.

Perlu keahlian khusus untuk membuatnya, sehingga tampak bagus dan sesuai dengan keunikan udeng itu sendiri.

Terdapat 2 macam udeng, yaitu polos dan berwarna. Udeng polos biasanya digunakan saat mengikuti kegiatan upacara keagamaan.

Sedangkan udeng yang berwarna sering digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

4. Kamen

Kamen Bali
Foto: Kamen Bali (Shopee.co.id)

Kamen adalah sebuah kain bawahan pada pakaian adat bali yang dipakai oleh warga Bali.

Menyerupai sarung, namun kamen lebih menonjolkan corak dan motif persegi dengan bahan kain tertentu.

Bahan kain dalam pembuatan kamen terbuat dari kain halus nan tipis.

Tentu, antara pria dan wanita dalam menggunakan kamen memiliki aturan pemakaian yang berbeda.

Untuk pria Bali, biasanya hanya memakai 2 lembar kain yang dipakai sebagai bawahan baju safari.

Kain yang berada di bagian dalam inilah yang disebut kamen.

Sementara untuk bagian luarnya disebut sebagai saput dan dipakai dengan cara diikat dengan tujuan agar kain kamen tidak lepas.

Jika digunakan pada pria, pemakaian kamen diikatkan secara melingkar di bagian pinggang dari sebelah kiri ke kanan.

Setelah itu, dibentuk sedikit lipatan di bagian depan dengan adanya simpul.

Sedangkan pemakaian kamen pada wanita lebih sederhana, yaitu tanpa perlu adanya simpul pada bagian depan.

5. Saput

Saput Bali
Foto: Saput Bali (Warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Saput, kain atau bawahan ini adalah salah satu bagian dari pakaian adat Bali dan keunikannya.

Saput merupakan sejenis kain yang memiliki corak unik yang biasanya digunakan di bagian lapisan atas kamen.

Jadi, memakai kamen terlebih dahulu, baru memakai saput sebagai padanan sempurna.

Untuk menggunakannya adalah dengan cara mengikatkan saput di pinggang, kemudian diputar dari kanan ke kiri. Pastikan kain tidak ada yang terlipat dan rapi tergulung.

Umumnya, kain Saput ini seringkali digunakan dalam berbagai upacara keagamaan atau pernikahan.

6. Saput Poleng

Saput Poleng (Shopee.co.id)
Foto: Saput Poleng (Shopee.co.id)

Untuk Saput sendiri beragam lho, Moms!

Salah satunya Saput Poleng, yakni pakaian adat Bali dengan warna 2 macam.

Biasanya memakai warna hitam dan putih sebagai bawahan pakaian adat pria.

Kotak-kotak hitam putih ini menjadi salah satu motif khas Bali yang biasa dikenakan dalam pakaian adat.

Tak hanya itu, jika kita berkunjung ke Bali, adapun ini juga disampirkan di atas pohon, patung, dan berbagai bentuk tempat ibadah.

Saput Poleng dianggap sakral oleh penduduk setempat dan bagian dari ritual adat.

Secara harfiah arti dari kata Saput berarti selimut atau kain, sementara Poleng berarti berwarna dua.

7. Sabuk Prada

Sabuk Prada Bali
Foto: Sabuk Prada Bali (Shopee.co.id)

Sabuk ini merupakan bagian dari pakaian adat Bali selanjutnya. Biasa dipakai oleh penduduk Bali khususnya wanita.

Ini dipakai dengan kebaya dan untuk padanan kamen (kain atau bawahan). Sabuk prada memiliki motif khas Bali dan memiliki warna yang terang.

Seperti pakaian tradisional lainnya, sabuk ini juga memiliki makna khusus.

Sabuk prada bermakna untuk melindungi tubuh wanita, terutama rahim yang merupakan anugerah dari Tuhan.

Sehingga pemakaian sabuk ini pun diletakkan pada bagian perut.

8. Selendang

Selendang (Pinterest.com)
Foto: Selendang (Pinterest.com)

Setiap harinya, penduduk Bali melaksanakan ritual keagamaan yang memerlukan penggunaan pakaian adat, seperti selendang.

Selendang ini digunakan sebagai pengganti pakaian adat ketika melakukan ritual penyembahan atau sesajen (canang).

Secara umum, ritual ini dapat ditemui dengan mudah di berbagai penjuru Pulau Dewata.

Selendang memiliki makna yang khusus.

Bagi mereka yang menjalankan ibadah, selendang menjadi simbol pengikat diri dari perilaku atau nafsu buruk, serta membatasi bagian atas dan bawah tubuh.

Salah satu contoh penggunaan selendang di Bali adalah saat kita ingin memasuki tempat suci wisata.

Moms akan diminta untuk mengenakan selendang sebelum masuk, sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan budaya lokal.

9. Sanggul

Sanggul Bali (Pinterest.com)
Foto: Sanggul Bali (Pinterest.com)

Sanggul Bali memiliki perbedaan dengan sanggul dalam budaya Jawa.

Sanggul atau Pusung yang dipakai oleh wanita Bali memiliki variasi yang beragam, seperti pusung gonjer dan pusung kepupu.

Pusung gonjer merupakan jenis sanggul yang umumnya dipakai oleh wanita yang belum menikah atau masih lajang.

Sementara itu, pusung kepupu adalah sanggul yang digunakan oleh wanita yang berstatus janda.

10. Payas Agung

Payas Agung
Foto: Payas Agung (Pariwisataindonesia.id)

Tak hanya itu saja, keunikan pakaian adat Bali juga dilihat dari pakaian tradisionalnya.

Jika di atas tadi banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari, berbeda halnya dengan ini.

Payas Agung adalah pakaian tradisional yang dipakai saat acara penting seperti upacara pernikahan atau potong gigi.

Memiliki kesan mewah, sakral dan juga penuh keanggunan.

Payas Agung memiliki warna paduan antara emas, merah, dan putih.

Pakaian tradisional ini dipakai dengan mahkota yang cukup besar, yang dikenakan oleh pria maupun wanita.

Selain mahkota, aksesoris lain yang dikenakan biasanya berupa keris dain kain songket (pria), dan kain lilitan bagian tubuh atas serta songket pada wanita.

11. Payas Madya

Payas Madya
Foto: Payas Madya (Instagram.com/makeupbyutaridarma)

Berbeda dengan Payas Agung, Payas Madya lebih terkesan santai dalam pemakaiannya, bisa dikenakan dalam aktivitas sehari-hari.

Kata Madya sendiri memiliki arti “menengah” atau “bagian tengah”.

Pakaian adat Bali ini tidak terlalu banyak aksesoris ataupun pernak-pernik yang dipakai.

Untuk pria sendiri, memakai kaus atau kemeja putih sebagai atasan. Wanita Bali mengenakan selendang dan kamen sebagai bawahan.

Tidak ada cara khusus untuk pemakaiannya sehingga lebih fleksibel.

Payas Madya dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari, ritual keagamaan, pesta adat dan penyambutan.

12. Payas Alit

Payas Alit
Foto: Payas Alit (Instagram.com/turahparthayana)

Nah, seterusnya adalah Payas Alit. Ini adalah pakaian adat Bali yang dikenakan sehari-hari.

Identik dengan wanita mengenakan kebaya, selendang dan kamen sebagai bahawan.

Kata Alit sendiri memiliki arti “kecil” sehingga dapat dikatakan pula sebagai makna sederhana atau tingkatan paling rendah.

Untuk pria sendiri, menggunakan baju safari atau baju koko yang dipadankan dengan penutup kepala udeng.

Biasanya masyarakat Bali akan mengenakan pakaian adat Payas Alit ketika mereka beribadah ke pura.

Warna yang dipakai biasanya warna cerah ataupun warna putih.

Itu dia Moms beragam pakaian adat Bali dan keunikan yang dimiliki!

  • https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/2212/udeng-bali-simbolisasi-ngiket-manah#:~:text=Udeng%20ini%20juga%20menjadi%20sebutan,penutup%20kepala%20bagi%20masyarakat%20Bali.
  • https://toriqa.com/pakaian-adat-bali/#Baju_Safari_Jas_Berkerah

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.