18 September 2024

4 Pakaian Adat Banten Suku Baduy, Sederhana tapi Bermakna

Pakaian yang khas dengan warna alam, yaitu hitam dan putih

Salah satu pakaian adat Banten terdiri dari busana tradisional khas suku Baduy.

Suku Baduy atau disebut orang Kanekes merupakan suku asli yang mendiami salah satu wilayah di Kabupaten Lebak Banten.

Masyarakat Baduy hidup dalam aturan adat yang kuat dan jauh dari kehidupan modern.

Selain tingkah laku, barang yang digunakan, juga mencakup pakaian adat yang dikenakan sehari-hari.

Ciri dan Keunikan Pakaian Adat Banten Khas Suku Baduy

Ciri dan Keunikan Pakaian Adat Banten Khas Suku Baduy
Foto: Ciri dan Keunikan Pakaian Adat Banten Khas Suku Baduy

Melansir Dinas Pariwisata Provinsi Banten, suku Baduy terdiri dari dua kelompok yaitu suku Baduy Luar dan suku Baduy Dalam.

Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian.

Secara penampilan, suku Baduy Dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih, sedangkan suku Baduy Luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru.

Untuk lebih mengenal pakaian adat Banten khas Suku Baduy, yuk simak ulasannya berikut!

1. Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Dalam

Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Dalam
Foto: Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Dalam

Kaum laki-laki suku Baduy Dalam memakai baju lengan panjang berwarna serba putih.

Karena warnanya putih dan cara memakainya hanya disangsangkan atau dilekatkan di badan, sehingga baju ini disebut jamang sangsang.

Desainnya sangat sederhana, hanya dilubangi pada bagian leher sampai dada, tidak memakai kerah, tidak memakai kancing, dan tidak dilengkapi kantong baju.

Dalam pembuatannya pun wajib menggunakan tangan, tidak boleh dijahit dengan mesin, serta bahan dasarnya harus terbuat dari kapas asli yang ditenun.

Bagian bawah memakai kain serupa sarung berwarna biru kehitam-hitaman yang hanya dililitkan pada pinggang.

Agar kuat dan tidak melorot, sarung diikat dengan selembar kain. Mereka tidak memakai celana, karena dianggap barang tabu.

Kaum laki-laki Baduy dalam mengenakan ikat kepala berwarna putih yang berfungsi sebagai penutup rambut yang panjang.

Selain itu, dilengkapi dengan selendang yang dikenakan pada leher.

Warna pakaian Baduy Dalam yang serba putih melambangkan kehidupan mereka yang masih suci dan belum terpengaruh budaya luar.

2. Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Dalam

Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Dalam
Foto: Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Dalam

Melansir Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat pakaian wanita Baduy Dalam serupa sarung yang disebut samping hideung.

Samping hideung adalah kain tenun berwarna hitam yang dapat digunakan sebagai pakaian oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan Baduy Dalam.

Namun paling banyak dikenakan oleh perempuan.

Karena suku Baduy Dalam dilarang menggunakan pakaian dari luar, sehingga samping hideung merupakan satu-satunya pakaian untuk mereka.

Samping hideung yang dikenakan dengan menjahit kedua ujung sisi lebarnya menggunakan tangan.

Sehingga menyerupai kain sarung. Model samping hideung yang menyerupai sarung, memudahkan berjalan, bergerak, dan beraktivitas.

3. Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Luar

Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Luar
Foto: Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Suku Baduy Luar

Aturan cara berpakaian suku Baduy Luar lebih longgar dibanding Baduy Dalam.

Mereka mengenakan baju hasil jahitan mesin dan bahannya pun tidak terpaku harus berupa kapas murni. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan mereka sudah terpengaruh dari luar.

Pakaian adat Banten khas suku Baduy Luar untuk laki-laki berwarna hitam.

Oleh karenanya dikenal juga dengan sebutan baju kampret (kalelawar).

Baju kampret biasanya dikenakan laki-laki Baduy bersama ikat kepala berwarna biru tua dengan corak batik.

Desain baju terbelah dua sampai ke bawah, seperti baju yang biasa yang dikenakan orang-orang, dilengkapi dengan kantong dan kancing.

Ketika bepergian kaum lelaki selalu membawa senjata berupa golok di pinggang dan tas rajutan hasil karya sendiri yang dicangklek pada pundak.

Tas ini biasanya berisi pisau, sirih sepenginangan, menyan putih dan batu api.

Kadang-kadang dalam tas berisi pula timbel kejo, nasi putih dengan sedikit garam sebagai bekal di perjalanan.

4. Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Luar

Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Luar
Foto: Pakaian Adat Kaum Wanita Suku Baduy Luar

Wanita Baduy Luar mengenakan busana serupa sarung berwarna biru kehitam-hitaman dari tumit sampai dada.

Pakaian ini digunakan untuk pakaian sehari-hari di rumah.

Ada perbedaan busana untuk wanita yang sudah menikah dan masih gadis.

Wanita yang sudah menikah, biasanya membiarkan dadanya terbuka, sedangkan bagi para gadis dadanya harus tertutup.

Untuk pakaian bepergian, umumnya wanita Baduy Luar mengenakan kebaya, kain tenun sarung berwarna biru kehitam-hitaman, karembong, kain ikat pinggang dan selendang.

Tidak seperti wanita Baduy Dalam, mereka kadang memakai sedikit perhiasan yang terbuat dari logam perak atau baja putih, seperti gelang, cincin, kalung dan anting-anting.

Sementara itu, pakaian anak-anak serupa dengan orang tuanya. Anak laki-laki mencontoh pakaian ayahnya dan anak perempuan meniru pakaian ibunya.

Baca Juga: Mengenal Sulah Nyanda, Rumah Adat Banten Suku Baduy nan Unik

Aksesoris Pakaian Suku Baduy

Pakaian adat Suku Baduy juga dilengkapi beberapa aksesoris seperti, gelang dan tas rajut.

1. Gelang

Gelang Khas Baduy
Foto: Gelang Khas Baduy (Banten.jadesta.com)

Gelang memiliki makna yang lebih dalam bagi Suku Baduy daripada sekadar menjadi hiasan tangan.

Bagi mereka, gelang juga berfungsi sebagai perlindungan dari bala.

Gelang-gelang ini dapat terbuat dari logam, akar rotan, atau akar pohon.

Biasanya, gelang tersebut melekat pada tangan penggunanya hingga saat meninggal dunia.

2. Bedog

Bedog
Foto: Bedog (Budaya-indonesia.org)

Selain itu, Suku Baduy juga sering membawa senjata tajam yang disebut “bedog”.

Meskipun tidak digunakan untuk berkelahi, bedog biasanya digunakan untuk memotong ranting atau mengatasi hambatan di jalan, membelah kelapa untuk diminum, serta untuk keperluan berladang.

3. Tas Koja

Tas Koja
Foto: Tas Koja (Indonesiakaya.com)

Tas koja atau jarog merupakan jenis tas yang terbuat dari anyaman kulit kayu pohon terep.

Tas ini selalu digantungkan di bahu penggunanya. Isi dari tas tersebut biasanya berisi pisau, sirih pinang, kemenyan putih, dan batu api.

Namun, saat ini tas tersebut lebih sering diisi dengan bekal makanan untuk perjalanan, seperti nasi timbel dan garam, yang dibutuhkan oleh Suku Baduy saat melakukan perjalanan jauh.

Makna Warna pada Pakaian Suku Baduy

Makna Warna pada Pakaian Suku Baduy
Foto: Makna Warna pada Pakaian Suku Baduy

Pakaian adat Banten khas suku Baduy Dalam hanya memakai warna putih dan hitam, kadang juga ada sentuhan biru tua dalam pakaian yang dikenakan.

Warna-warna ini merupakan lambang kehidupan.

Hitam melambangkan kegelapan atau sebelum ada cahaya. Putih melambangkan sesudah ada cahaya, suci dan kejujuran.

Selain itu, suku Baduy juga menggunakan warna dominan terutama dalam pembuatan kain tenunnya, seperti warna merah.

Bagi orang Baduy warna merah diartikan sebagai warna darah atau api.

Ragam Kain Tenun Suku Baduy

Ragam Kain Tenun Suku Baduy
Foto: Ragam Kain Tenun Suku Baduy

Selain busana adat, suku Baduy juga memiliki kain tenun hasil karya sendiri, lho!

Kegiatan menenun dilakukan di rumah pada waktu senggang oleh wanita, namun alat-alatnya dibuat oleh kaum pria.

Adapun macam-macam tenun dari suku Baduy, yaitu:

  • Jamang

Jamang adalah kain tenun berwarna putih polos yang dipakai oleh suku Baduy Dalam.

Tenun jamang ini dijadikan sebagai baju atasan yang disebut jamang kampret, ikat kepala dan digunakan untuk membuat kain segi empat untuk membawa barang.

  • Samping Hideung

Ini adalah kain tenun dengan warna hitam yang biasanya digunakan untuk membuat pakaian, baik bagi masyarakat Baduy Dalam maupun Baduy Luar.

Namun, kebanyakan yang mengenakan samping hideung adalah kaum wanita.

  • Samping Aros

Samping aros adalah kain tenun berwarna hitam dengan garis-garis putih tipis.

Samping aros hanya digunakan oleh masyarakat suku Baduy Dalam dan digunakan oleh kaum laki-laki.

  • Adu Mancung

Ini merupakan selendang dengan motif polos hitam atau putih, dan diberi hiasan motif geometris dengan benang warna merah, biru, atau warna-warna cerah.

Adu mancung adalah selendang yang digunakan kaum laki-laki pada upacara pernikahan suku Baduy Luar.

  • Susuwatan

Susuwatan berbentuk selendang atau kain panjang dengan motif kotak-kotak.

Warna yang dipakai tidak terbatas atau dengan kata lain tidak ada aturan khusus yang menentukan warna dan ukuran serta bahannya.

Susuwatan ini hanya boleh digunakan oleh kaum laki-laki suku Baduy Luar.

  • Samping Suat

Samping suat juga tidak memiliki aturan khusus atau pakem dari leluhur. Samping suat adalah motif yang telah berkembang dari susuwatan.

Terlihat motif geometris pada kainnya sedikit mengalami perubahan dari susuwatan yang hanya kotak-kotak saja.

  • Suat Satu Mata

Ini merupakan motif yang sudah ada sejak dahulu sebelum motif-motif yang lain. Suat satu mata dikenal paling rumit dan memakan waktu paling lama dalam proses pengerjaannya.

Biasanya kain tenun ini dibuat sebagai syal atau kain panjang.

Baca Juga: 13 Ragam Pakaian Adat Aceh dan Ciri Khasnya, Penuh Makna!

Itu dia pakaian adat Banten khas Suku Baduy, mulai dari rupa-rupa pakaian adatnya, makna warna dan kain tenun hasil karya mereka sendiri.

  • https://sipadu.isi-ska.ac.id/mhsw/laporan/laporan_4231151210112010.pdf
  • https://dispar.bantenprov.go.id/Destinasi/topic/125
  • http://eprints.uny.ac.id/27569/1/Anita%20Dwi%20Astuti%2C%2008207241022.pdf
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/jamang-sangsang-pakaian-alam-suku-baduy/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.