5 Keunikan Pakaian Adat Gorontalo untuk Pengantin!
Pakaian adat Gorontalo memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri yang patut untuk diketahui, Moms!
Setiap elemen dalam pakaian ini, mulai dari bentuk hingga warna, mengandung makna dan filosofi yang mendalam.
Seperti halnya di daerah lain di Indonesia, pakaian adat Gorontalo biasanya dikenakan dalam berbagai upacara adat, pernikahan, dan pertunjukan budaya seperti tarian tradisional.
Yuk, kita eksplorasi lebih dalam mengenai keindahan dan makna di balik pakaian adat Gorontalo ini!
Baca Juga: 16 Makanan Khas Gorontalo yang Lezat, Cocok Jadi Oleh-oleh!
Keunikan Pakaian Adat Gorontalo
Dari beberapa ragam pakaian adat Gorontalo yang paling memikat hati adalah busana pengantinnya.
Ingin tahu apa saja sisi menarik busana pengantin provinsi yang dijuluki Bumi Serambi Madinah ini? Yuk, disimak!
1. Memiliki 4 Jenis Busana Adat Pengantin
Kalau beberapa daerah mengenal satu atau dua busana pengantin, berbeda dengan provinsi Gorontalo yang memiliki 4 jenis pakaian adat pengantin.
Masing-masing busana adat itu dikenakan pada prosesi yang berbeda.
Busana pengantin yang dipakai untuk upacara adat bersanding (mopopipide) disebut bili’u dan paluwala/makuta.
Bili'u yang merupakan busana mempelai wanita juga dikenakan juga pada saat prosesi khatam Al-Qur'an.
Sementara untuk acara resepsi di rumah atau di gedung, busana yang dikenakan adalah mandipungu dan payunga tilabatayila.
Pakaian adat wolimomo dan payunga tilabatayila dikenakan pada saat akad nikah, dan pakaian adat pasanga dipakai pada saat upacara syukuran dan tarian Tidi, tarian tradisional Gorontalo.
2. Mewah dan Berkelas
Pakaian adat Gorontalo untuk pengantin terlihat elegan dan berkelas.
Selain itu, nampak perpaduan sentuhan budaya Belanda, Cina, Portugis dan Islam dalam busana yang dikenakan mempelai pria dan wanita.
Misalnya saja busana bili'u untuk wanita memiliki detail-detail yang mewah.
Busana pengantin wanita terdiri dari 3 bagian, yaitu:
- Atasan berupa baju kurung lengan panjang atau disebut galenggo
- Rok bagian dalam disebut buluwa lo rahasia atau oyilomuhu
- Busana paling luar yang bentuknya seperti kain penuh ornamen keemasan disebut alumbu atau bide
Busana ini makin semarak karena dilengkapi dengan aksesoris di bagian dada, tangan dan kepala berwarna keemasan.
Sama halnya pada pakaian adat mempelai laki-laki dihiasi dengan ornamen-ornamen kuning keemasan.
Bagian pinggang disematkan sebuah keris yang juga berwarna keemasan.
Keistimewaan busana mempelai laki-laki terlihat pada mahkota atau makuta atau juga disebut paluwala.
Bentuk paluwala menjulang ke atas dan dihiasi dengan bulu angsa serta ornamen-ornamen berwarna kuning keemasan.
3. Makna Warna pada Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo umumnya terdiri atas 3 warna yaitu ungu, kuning keemasan dan hijau.
Sedangkan dalam upacara pernikahan adat Gorontalo, menggunakan 4 warna adat yang disebut dengan Tilabataila, yakni:
- Merah
- Kuning
- Hijau
- Ungu
Masing-masing warna ini memiliki makna yang terkandung di dalamnya.
Warna merah melambangkan keberanian, warna kuning melambangkan kemuliaan, warna hijau melambangkan kerukunan, warna ungu melambangkan keanggunan.
Seiring berkembangnya zaman, pakem warna dalam pakaian adat Gorontalo makin meluas.
Kalau sebelumnya menggunakan empat warna adat Tilabataila, kini menggunakan warna lain, seperti putih dan biru.
Kedua warna ini pada mulanya tidak dipergunakan dalam pakaian adat pengantin.
Sebab warna putih melambangkan kesucian, sedangkan warna biru sering dikenakan di upacara kedukaan atau kematian.
Namun seiring waktu, kedua warna ini umum dijumpai dalam prosesi pernikahan, karena kedua warna kerap kali menjadi warna kesukaan mempelai pengantin.
Jika ingin mengenakan warna gelap, masyarakat Gorontalo lebih memilih warna hitam yang dianggap sebagai simbol keteguhan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka juga menghindari warna cokelat karena serupa dengan warna unsur tanah.
4. Simbol dan Makna Aksesoris
Memakai busana pengantin tidaklah lengkap tanpa aksesoris, yang berperan membuat detail-detail busana terlihat lebih mewah dan megah.
Pakaian adat Gorontalo untuk mempelai perempuan menggunakan banyak jenis aksesoris, yang masing-masing merupakan simbol atas suatu makna, yaitu:
- Baya Lo Boute
merupakan aksesoris yang dikenakan perempuan sebagai ikat kepala.
Aksesoris ini memiliki simbol jika mempelai perempuan dalam waktu dekat akan diikat atau memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang istri.
- Tuhi-tuhi
Merupakan gafah berjumlah tujuh, yang menjadi simbol tujuh kerajaan besar yang bersahabat dengan suku Gorontalo.
Ketujuh kerajaan yang dijadikan simbol tersebut antara lain Gorontalo, Limboto, Bulonga, Limutu, Hulontalo dan Atingola.
- Lai-lai
Merupakan bulu burung berwarna putih yang penggunaannya diletakkan di bagian ubun-ubun. Lai-lai memiliki simbol budi luhur, keberanian, dan kesucian.
- Buohu Wulu Wawu Dehu
Merupakan kalung dengan warna keemasan yang memiliki lambang ikatan kekeluargaan antara keluarga kedua mempelai.
- Kecubu
Merupakan hiasan pernak-pernik yang penggunaannya dilekatkan pada bagian dada mempelai perempuan.
Ini memiliki makna jika perempuan harus kuat saat menghadapi cobaan dalam rumah tangga.
- Etango
Merupakan ikat pinggang yang memiliki makna jika perempuan harus memiliki sikap sederhana.
- Pateda
Merupakan gelang keemasan yang memiliki ukuran cukup lebar, dengan makna bahwa perempuan harus membatasi diri agar tidak melakukan tindakan tercela.
- Luobu
Merupakan hiasan kuku keemasan yang dikenakan pada jari kelingking dan jari manis.
5. Makna Tudung Kepala pada Busana Pengantin Pria
Pada busana pengantin pria terdapat aksesoris utama berupa tudung kepala.
Tudung kepala dipakai oleh pria pada prosesi akad nikah disebut payongo, sedangkan tudung kepala yang dikenakan pada saat resepsi adalah paluwala.
Perbedaan mencolok pada kedua tudung kepala ini terletak pada warna kainnya.
Payungo menggunakan 4 warna sebagai warna adat Gorontalo yaitu Tilabataila (merah, kuning, hijau, ungu).
Sedangkan tudung kepala paluwala menggunakan kain berwarna hitam.
- Makna pada Tudung Kepala Payungo
Bentuk tudung kepala payungo dan aksesorisnya berupa buah bitila serta padi.
Simbol ini memiliki makna ikatan seorang raja atau pengantin pria yang disatukan dengan pengantin wanita menjadi satu keluarga.
Sementara, ujung bentuk segi tiga pada tampak depan payungo, yang menjulang ke atas berbentuk huruf Alif bermakna Tuhan yang Esa.
Warna Tilabataila memiliki makna simbolik sebagai tanda empat kerajaan kecil Gorontalo yang terdiri dari 4 linula, yaitu:
- Bilinggata/Kota (Ungu)
- Hunginaa/ Telaga (Hijau)
- Wuwabu/Tapa (Kuning)
- Lupoyo/Kabila (Merah)
Bukan hanya payungo, ada juga tudung paluwala. Apa saja makna di balik tudung ini?
- Makna pada Tudung Kepala Paluwala
Tudung kepala paluwala yang menjulang ke atas dan terkulai ke belakang berbentuk bulu unggas, atau disebut layi bermakna Tuhan yang Esa.
Sementara, bulu unggas dilambangkan dengan sifat kehalusan dan kelembutan.
Bentuk daun bitila dengan 5 helai daun dilambangkan sebagai 5 kerajaan besar Gorontalo yaitu:
- Kerajaan Tuwawa (Suwawa)
- Kerajaan Hulontalo (Gorontalo)
- Kerajaan Limutu (Limboto)
- Kerajaan Bulango (Tapa)
- Kerajaan Atingola (Atinggola)
Selain itu, bentuk ular naga menggambarkan kewaspadaan dan lambang hukum yang adil dan merata.
Nah, ada juga bentuk rantai atau rantai yang bermakna sebagai pengikat keseluruhan makna tudung, dan juga rakyat dengan segala harapannya.
Terakhir, simbol bulan bintang diletakkan sebagai lambang 3 serangkai adat yang mengangkat seorang raja.
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Jawa Tengah, Anggun dan Berkelas
Itulah dia sisi menarik pakaian adat Gorontalo yang tiap detailnya memiliki makna dan filosofi yang dalam sesuai dengan karakteristik budaya provinsi Gorontalo.
Setelah mengetahui ragam pakaian adatnya, cari tahu tentang rumah adat Gorontalo untuk menambah wawasan Moms tentang provinsi yang satu ini, yuk!
- http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-88210-544410008-bab1-04022013043225.pdf
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=409
- https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/544410007/ornamen-pada-wolimomo-pakaian-adat-pengantin-wanita-di-kecamatan-tapa-kabupaten-bone-bolango-provinsi-gorontalo-tinjauan-bentuk-dan-makna.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.