21 Oktober 2024

6 Pakaian Adat Lampung, Beserta Atributnya yang Bersahaja

Menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Lampung

Pakaian adat menjadi salah satu identitas dan kebanggaan bagi suatu daerah, salah satunya adalah pakaian adat Lampung.

Pakaian adat Lampung kerap dikenakan dalam upacara adat, prosesi pernikahan hingga gelaran seni-budaya.

Selain terkenal dengan keindahan tempat wisata dan budayanya, provinsi Lampung yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, juga memiliki ragam pakaian adat yang khas.

Selain itu, sarat dengan makna dan filosofi yang menjadi salah satu keunikannya.

Baca Juga: 8 Pakaian Adat DKI Jakarta, Kegunaan dan Filosofinya

Pakaian Adat Lampung dan Keunikannya

Pakaian Adat Lampung (Instagram/@nikitawillyofficial94)
Foto: Pakaian Adat Lampung (Instagram/@nikitawillyofficial94)

Masyarakat Lampung memiliki semboyan “Sai Bumi Ruwa Jurai”, berarti Satu Bumi Dua Jiwa.

Semboyan ini menggambarkan terdapat dua suku bangsa yang mendiami wilayah Lampung, terdiri dari suku Lampung Pepadun dan suku Lampung Saibatin atau Pesisir.

Meskipun sama-sama menjadi masyarakat asli, namun keduanya memiliki pebedaan, tidak hanya tradisi dan bahasa, tetapi juga pakaian adatnya.

Baca Juga: 15 Tempat Wisata di Palembang Terpopuler dan Ikonik

1. Pakaian Adat Lampung Pepadun

Pakaian Adat Lampung (Instagram/@nikitawillyofficial94)
Foto: Pakaian Adat Lampung (Instagram/@nikitawillyofficial94)

Pakaian adat Lampung suku Pepadun yang mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung, terlihat dalam busana pengantin untuk prosesi pernikahan.

Pakaian adat pria berupa baju lengan panjang berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang hitam.

Di luarnya, dibalut dengan sarung tumpal yaitu kain sarung khas Lampung yang ditenun menggunakan benang emas.

Sarung ini dipakai menutup celana dari pinggang hingga lutut.

Di bagian luar sarung, diikat sesapuran atau sehelai kain putih dengan rumbai. Bagian bahu dilingkari dengan selendang bujur sangkat atau khikat akhir.

Sama halnya dengan busana pengantin pria, pakaian adat Lampung untuk pengantin wanita memiliki ciri khas.

Ciri khasnya berupa, berwarna putih dan emas, serta bentuknya seperti kebaya yang ramping membalut badan.

Bagian bawah, dililitkan kain tapis dengan motif khusus yang terbuat dari benang emas dan perak.

Keistimewaan busana pengantin wanita terletak pada aksesoris pelengkapnya, seperti siger atau mahkota, gelang, kalung, cincing dan hiasan pada pinggang.

2. Pakaian Adat Lampung Saibatin

Pakaian Adat Lampung (Selasar.com)
Foto: Pakaian Adat Lampung (Selasar.com)

Jika pakaian adat Lampung Pepadun terlihat bersahaja, busana adat Lampung Saibatin tampak mewah, karena warnanya yang serba merah menyala.

Busana pengantin pria berupa jas beludru dengan motif floral, bunga tabur, salur, atau pucuk rebung.

Sebagai atribut, pengantin pria memakai kopiah tungkus atau tukkus, dan perhiasan seperti gelang dan kalung.

Sama halnya dengan busana pengantin wanita terbuat dari beludru bermotif sama.

Busana ini panjangnya sampai di bawah lutut, dilengkapi dengan selempang jungsarat, jenis songket yang disalempangkan dari bahu kanan ke pinggang kiri.

Hiasan kepala mempelai wanita adalah siger dengan tujuh lekukan.

Baca Juga: 10 Pakaian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenal

3. Kain Tapis

Pakaian Lampung (Modest.id)
Foto: Pakaian Lampung (Modest.id)

Seperti daerah lainnya, Lampung juga memiliki kain tenun bernilai tinggi yang disebut kain tapis.

Melansir Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, kain tapis merupakan sarung yang terbuat dari tenun benang kapas dengan motif alam flora dan fauna.

Kain tersebut disulam benang emas dan perak dengan cara sulam cucuk.

Menurut sejarah, kain tapis sudah ada sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Artinya budaya ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Kain tapis adalah unsur kelengkapan pakaian adat.

Kain ini dikenakan terutama oleh kaum wanita saat upacara adat perkawinan, maupun penobatan gelar.

4. Pakaian Upacara Adat Kawai Balak

Lampung juga memiliki pakaian adat khusus untuk upcara adat yang kerap dipakai masyarakat Lampung.

Pakaian ini biasanya terdiri dari kain tapis yang kaya akan hiasan dan motif yang melambangkan status sosial dan budaya.

Laki-laki mengenakan destar atau serban khas Lampung, sementara wanita mengenakan siger, mahkota tradisional yang berhias.

Pakaian ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian seremonial tetapi juga sebagai simbol kebanggaan dan warisan budaya Lampung.

Dulu, para pemimpin masyarakat mengenakan pakaian ini saat upacara pengangkatan gelar.

Istri mereka akan mengenakan baju kurung dari sutra sesuai dengan tata cara adat, yang juga mencakup penggunaan kanduk tuho dan tapis tuha.

5. Tuguk Maduaro

Pakaian adat Lampung selanjutnya adalah Tuguk Maduaro.

Pakaian ini biasanya dipakai dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan acara penting lainnya.

Tuguk adalah atasan atau baju panjang yang terbuat dari kain tradisional Lampung yang disebut besurek atau tapis.

Tuguk memiliki potongan longgar dengan lengan panjang dan hiasan bordir atau sulaman yang indah di bagian dada, lengan, dan bagian bawah.

Maduaro adalah kain panjang yang digunakan sebagai rok atau celana panjang bagi perempuan.

Maduaro biasanya terbuat dari kain batik Lampung dengan warna-warna yang cerah dan motif-motif khas Lampung.

Sedangkan, selendang adalah kain panjang yang digunakan sebagai selendang atau syal untuk melingkarkan leher atau menghiasi tubuh.

Selendang ini juga sering kali terbuat dari kain tenun atau kain batik dengan motif yang serasi dengan Tuguk dan Maduaro.

Pakaian adat Lampugn ini sering kali dipadukan dengan berbagai aksesoris tradisional seperti gelang, kalung, anting-anting, dan hiasan kepala.

Aksesoris ini biasanya terbuat dari perak, emas, atau bahan alami lainnya seperti mutiara atau batu-batuan.

Baca Juga: Ragam Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan, Serba Mewah!

6. Baju Teluk Belanga

Baju Teluk Belanga
Foto: Baju Teluk Belanga (Blibli.com)

Pakaian adat Lampung yang dikenal dengan sebutan Baju Teluk Belanga adalah salah satu pakaian tradisional yang khas dari masyarakat Lampung.

Baju Teluk Belanga adalah atasan atau baju panjang yang terbuat dari kain tenun tradisional Lampung.

Pakaian ini sering dipadukan dengan kain sarung sebagai bagian bawahnya.

Kain sarung ini terbuat dari kain batik Lampung yang dikenal dengan motif khasnya dan warna-warna cerah yang mencolok.

Kain sarung ini melilit di pinggang dan menciptakan tampilan yang elegan dan tradisional.

Pakaian adat Baju Teluk Belanga bukan hanya sekadar pakaian formal, tetapi juga memiliki makna dan nilai budaya yang dalam bagi masyarakat Lampung, Moms.

Setiap elemen pakaian dan aksesorisnya mencerminkan identitas, kekayaan budaya, serta keindahan seni dan kerajinan tradisional Lampung.

7. Kain Kapal

Kain Kapal adalah pakaian adat Lampung yang biasanya digunakan bagi kaum bangsawan di Lampung.

Kain ini menampilkan gambaran budaya maritim Lampung yang kaya.

Motifnya sering kali menggambarkan fisik kapal, bersanding dengan unsur geometris yang dihiasi dengan warna-warna lembut dan cerah.

Selain itu, motif hias pembingkai yang menggambarkan hewan dan manusia turut memperkaya keindahan kain Kapal ini.

Di masa lalu, kain Kapal digunakan dalam berbagai upacara penting seperti kelahiran dan perkawinan.

Selain sebagai pakaian, kain ini juga berfungsi sebagai penutup atau pembungkus, serta digunakan sebagai:

  • Alas kepala
  • Tempat duduk
  • Sapu tangan mempelai pengantin.

Kain Kapal juga sering dibentangkan di dinding sebagai hiasan yang indah dan berharga.

Baca Juga: 12+ Ragam Pakaian Adat Aceh dan Ciri Khasnya, Penuh Makna!

Atribut pada Pakaian Adat Lampung

Selain busana atau jubah, pakaian adat Lampung juga terdiri atribut yang mempermanis tampilan.

Mengutip Malahayati, berikut adalah beberapa atribut dan aksesoris pada pakaian adat Lampung!

  • Siger
Siger (Pinterest.com)
Foto: Siger (Pinterest.com)

Siger merupakan mahkota adat putri Lampung yang terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan, berbentuk gerigi lancip, dan diatasnya berlekuk–lekuk.

Mahkota ini dikenakan di kepala sebagai tanda kehormatan, keagungan dan kebesaran adat.

Pada siger Pepadun terdapat sembilan lekukan yang melambangkan sembilan marga asal Lampung yang bersatu.

Sementara siger Saibatin atau pesisir hanya terdapat tujuh lekukan.

Tujuh lekukan tersebut menandakan ada tujuh adok atau gelar pada masyarakat Saibatin atau Pesisir.

  • Kopiah Emas

Kopiah emas dipakai oleh pria sebagai hiasan kepala.

Berbahan kuningan, bertahta hiasan karangan bunga, penutup kepala ini bentuknya seperti kopiah bulat ke atas dan ujungnya beruji-ruji tajam.

  • Ikat Pujuk atau Kikat Akinan

Ikat pujuk adalah ikat kepala dari kain yang biasa dipakai pria.

Ujungnya berbentuk lancip sehingga disebut pujuk atau pojok.

Umumnya ikat pujuk dipakai oleh mereka yang sepuh, sementara para bujang memakai pandan atau peci yang diikat oleh hiasan seperti duri berbentuk daun pandan.

  • Bellatung

Bellatung adalah jenis sanggul berbentuk melintang.

Tradisi ini berkembang di masa lalu, di mana wanita berambut panjang melilitkan rambutnya membentuk pola mirip angka delapan atau melintang.

  • Gharu

Merupakan hiasan sanggul berbentuk siger kecil yang dibawahnya terdapat sisir untuk ditusukkan pada sanggul.

Di masa sekarang gharu juga bisa tanpa sisir, dan penggunaanya ditusukkan seperti tusuk konde.

Gharu melambangkan kecantikan dan keanggunan seorang wanita.

  • Kembang Melati atau Kembang Melur
Pakaian Adat Lampung (Pinterest.com)
Foto: Pakaian Adat Lampung (Pinterest.com)

Kembang melati digunakan sebagai hiasan sanggul yang dililitkan di atas sanggul.

Kembang melati ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dan kecantikan penari.

  • Bebe

Bebe adalah unsur pada pakaian adat Lampung perempuan yang berbentuk daun bunga teratai berwarna putih.

Bebe dikenakan sebagai penutup bahu dan dada.

  • Gelang Bibit

Gelang ini dipakai pria maupun wanita, berbentuk lingkaran pipih dan tipis terbuat dari logam berwarna kuning keemasan.

Dinamai bibit karena gelang ini berada paling awal dari pergelangan tangan.

  • Gelang Ruwi

Sebuah gelang yang dipakai bersama-sama dengan gelang bibit, kano dan gelang burung oleh pria maupun wanita.

Gelang tersebut terbuat dari logam berbentuk gerigi seperti kulit durian berwarna kuning keemasan.

Gelang ini melambangkan keberanian dalam menjaga keamanan dan berfungsi sebagai penangkis.

  • Gelang Kano

Gelang kano, yang terinspirasi dari pengaruh agama Hindu, cocok untuk dipakai oleh baik pria maupun wanita.

Gelang ini melambangkan kejayaan, kekayaan dan kegagahan.

  • Gelang Burung
Gelang Burung (Indonesiakaya.com)
Foto: Gelang Burung (Indonesiakaya.com)

Gelang ini dipakai di bahu, berbentuk seekor burung yang terbuat dari logam kuning keemasan, dan merupakan simbol kebebasan.

  • Pending

Pending atau ikat pinggang berukir burung merak melambangkan kekuasaan, keagungn dan kewibawaan, dapat dikenakan oleh pria dan wanita.

  • Bulu Serette

Sejenis ikat pinggang, yang dipakai oleh pria, dan mempunyi fungsi sebagai pengikat untuk keamanan pakaian agar rapi.

Terbuat dari kain beludru yang dihiasi bundaran keemasan berjumlah 7 atau 9 buah.

Bulu serette melambangkan status sosial si pemakai.

  • Buah Jukun

Aksesoris asli Lampung berupa kalung rantai berbentuk bulat bergerigi.

Buah jukun terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan.

Dinamakan Buah Jukun karena bentuknya seperti batang jukun yang berduri-duri.

  • Papan Jajar

Papan Jajar atau Bulan Temanggal berupa kalung bersusun tiga yang terbuat dari logam keemasan. Kalung ini melambangkan pertahanan diri.

  • Selapai

Selapai adalah semacam selendang yang diselempangkan dari bahu

Selapai terdiri dari berbagai jenis kain selendang, seperti Jung Sarat, Cindai, Sebagi, serta kain berwarna putih, merah, hitam, dan kuning, yang secara keseluruhan disebut Selapai Pa’.

Kain-kain tersebut melambangkan status sosial seseorang.

  • Keris

Keris adalah senjata tradisional pria yang disisipkan di pinggang sebelah kanan dengan posisi miring ke kiri.

Atribut pada pakaian adat Lampung yang satu ini melambangkan kejantanan dan semangat perjuangan.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Lampung yang Patut Dikunjungi Saat Liburan

Fungsi Pakaian Adat Lampung

Pakaian adat Lampung memiliki beberapa fungsi. Berikut beberapa fungsinya.

1. Identitas Budaya

Pakaian Adat Daerah Lampung
Foto: Pakaian Adat Daerah Lampung (Pinterest.com)

Pakaian adat Lampung menjadi salah satu identitas budaya yang khas dari masyarakat Lampung.

Pakaian adat ini mencerminkan keunikan dan keindahan budaya Lampung yang harus dipertahankan kelestariannya, Moms.

2. Simbol Budaya

Fungsi pakaian adat Lampung selanjutnya adalah sebagai simbol budaya.

Pakaian adat ini digunakan pada berbagai acara adat, seperti pernikahan, upacara adat, dan pertunjukan seni tari tradisional.

3. Fungsi Estetika

Pakaian adat Lampung memiliki keindahan dan keunikan tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai estetika masyarakat Lampung.

Pakaian adat ini terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas dan dihiasi dengan motif-motif yang indah.

4. Fungsi Sosial

Pakaian adat Lampung juga memiliki fungsi sosial sebagai sarana untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat Lampung.

Pakaian adat ini digunakan pada berbagai acara adat sebagai bentuk kebersamaan dan solidaritas.

Baca Juga: 5 Jenis Pakaian Adat China untuk Wanita dan Pria, Yuk Intip!

Demikian ulasan tentang pakaian adat Lampung beserta atributnya yang memiliki keunikan tersendiri.

Busana-busana adat ini masih sering dikenakan oleh seluruh kalangan masyarakat Lampung, dengan sedikit dimodifikasi untuk mengikuti perkembangan zaman.

  • https://dinaspariwisata.lampungprov.go.id/halaman/detail/kain-tapis
  • http://repository.radenintan.ac.id/1101/2/BAB_I.pdf
  • https://www.academia.edu/43096729/Roveneldo_Kajian_Makna_pada_Aksesori_Pakaian_Adat_Lampung_Pepadun_KAJIAN_MAKNA_PADA_AKSESORI_PAKAIAN_ADAT_LAMPUNG_PEPADUN_The_Study_of_Semantics_on_Lampoong_Pepadun_Clothes_Accessories
  • http://malahayati.ac.id/?p=18805

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.