9 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Keunikannya!
Pakaian adat Sumatera Utara beraneka ragam sesuai dengan suku yang mendiami provinsi di bagian utara Pulau Sumatera tersebut.
Selain punya tradisi, bahasa, rumah adat dan kesenian yang unik, Sumatera Utara juga memiliki pakaian adat yang tak kalah menarik untuk dieksplor.
Setidaknya ada tiga suku asli yang menghuni Sumatera Utara, yaitu suku Batak yang merupakan suku terbesar.
Suku Batak terdiri atas beberapa sub suku seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Angkola.
Kemudian ada suku Nias di bagian pantai selatan Sumatera dan suku Melayu yang tersebar di beberapa daerah.
Yuk, kenali lebih lanjut keunikan pakaian adat Sumatera Utara dan sekitarnya, Moms!
Baca Juga: Namboru Artinya dalam Bahasa Batak, Panggilan Untuk Siapa?
Sejarah Singkat Pakaian Adat Sumatera Utara
Di antara banyak jenis pakaian adat di Sumatera Utara, kain ulos adalah yang paling terkenal, ya Moms.
Sejarah kain ulos sudah dimulai sejak abad ke-14, dengan kemunculannya berawal dari kedatangan alat tenun dari India.
Awalnya, kain ulos digunakan oleh leluhur yang tinggal di daerah dingin sebagai penghangat tubuh.
Karena itu, kain ini lambat laun menjadi simbol kehangatan.
Seiring waktu, fungsinya sebagai penghangat bergeser menjadi simbol kasih sayang antara orangtua dan anaknya.
Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara
Pakaian adat Sumatera Utara didominasi oleh pakaian adat suku Batak, disebut sebagai ulos.
Ini karena mayoritas penduduk di provinsi ibu kota Medan berasal dari suku Batak.
Ulos digunakan hampir semua sub suku Batak, hanya saja penamaan dan fungsinya berbeda-beda.
Sementara suku Nias dan Melayu memiliki ciri khas pakaian adat tersendiri yang tak kalah unik.
Untuk mengetahui ragam pakaian adat Sumatera Utara, simak ulasannya berikut, yuk!
1. Pakaian Adat Batak Toba
Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun tradisional, mulai dari bagian atas sampai bawah.
Pakaian adat pria bagian atas disebut ampe-ampe dan bagian bawah disebut singkot.
Sementara untuk perempuan, bagian atas berupa hoba-hoba dan bagian bawah adalah haen.
Mengenakan busana ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa penutup kepala pada laki-laki yang disebut bulang-bulang.
Mereka juga mengenakan pengikat kepala atau tali-tali pada perempuan, serta memakai selendang ulos.
Bagi orang-orang Batak Toba, ulos memiliki arti khusus. Jenisnya pun ada banyak, sesuai dengan maknanya masing-masing.
Misalnya saja, ulos ragi hotang digunakan untuk pesta sukacita, ulos simbolang dikenakan saat berduka, dan banyak jenis lainnya.
Selain upacara adat, pakaian adat Batak Toba digunakan untuk acara tertentu seperti pernikahan dan pesta syukuran.
2. Pakaian Adat Batak Karo
Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Karo tampak serupa dengan Batak Toba.
Perbedaan yang paling menonjol adalah penggunaan kain tenun yang disebut uis gara.
Dalam bahasa Karo, uis berarti kain, dan gara berarti merah.
Disebut "kain merah" karena uis gara didominasi dengan warna merah, atau kadang dipadukan dengan warna lain seperti hitam dan putih.
Kemudian dihiasi dengan tenunan benang berwarna emas dan perak yang membuatnya terlihat mahal dan elegan.
Dulunya, uis gara dipakai sebagai pakaian sehari-hari untuk para perempuan Karo.
Namun, sekarang hanya dikenakan saat upacara adat dan pesta pernikahan.
Baca Juga: Jelajahi Taman Alam Lumbini di Berastagi, Sumatera Utara
3. Pakaian Adat Batak Mandailing
Pakaian adat Batak Mandailing juga hampir serupa dengan Batak Toba yaitu menggunakan kain ulos.
Perbedaan yang paling terlihat ada pada kain ulos yang dililitkan pada bagian tengah badan, juga pada hiasan kepala pada pria dan wanita.
Hiasan kepala pria Batak Mandailing memiliki bentuk khas dan berwarna hitam yang disebut ampu.
Sementara untuk wanita hiasan kepala disebut bulang yang diikatkan ke kening.
Bulang tersebut terbuat dari emas, tetapi sekarang sudah banyak yang terbuat dari logam dengan sepuhan emas.
Bulang mengandung makna sebagai lambang kebesaran atau kemuliaan sekaligus sebagai simbol dari struktur masyarakat.
4. Pakaian Adat Batak Simalungun
Orang Batak Simalungun juga menggunakan kain ulos untuk pakaian adat mereka. Hanya saja penyebutannya berbeda.
Mereka menyebut pakaian adat Sumatera Utara ini yakni kain hiou.
Bentuk dari pakaian adat Batak Simalungun hampir menyerupai Batak Toba, namun hiasan kepala pada kaum pria lebih tinggi dan lancip.
Selain itu, warnanya didominasi merah dan kuning emas, yang memberikan kesan kemewahan dan keberanian yang mendalam pada pakaian adat tersebut.
Baca Juga: 11 Wisata Stabat yang Wajib Dikunjungi di Sumatera Utara
5. Pakaian Adat Batak Pakpak
Pakaian adat Sumatera Utara ini Batak Pakpak, disebut baju merapi-api, dengan didominasi warna hitam.
Berbahan dasar katun, dan dikenakan dengan oles atau tenunan khas Pakpak.
Pada laki-laki Batak Pakpak, baju merapi-api menyerupai pakaian model Melayu dengan leher bulat dan dihiasi dengan manik-manik atau api-api.
Sementara untuk bagian bawah, berupa celana hitam yang dibalut dengan sarung yang disebut oles sidosdos, dengan ujung terbuka di depan.
Baju merapi-rapi pada perempuan juga berwarna hitam dengan model leher segitiga dan dihiasi dengan api-api.
Bagian bawah berupa sarung atau oles perdabaitak yang dililit pada pinggang secara melingkar.
Ketika mengenakan pakaian adat Pakpak, pria dan wanita juga memakai aksesoris tambahan, berupa penutup kepala, kalung dan aksesoris lainnya.
6. Pakaian Adat Batak Angkola
Pakaian adat Batak Angkola hampir serupa dengan busana adat Batak Mandailing.
Pakaian adat Sumatara utara ini pada wanita didominasi dengan warna merah dan dikenakan dengan selendang yang disalempangkan pada badan.
Hiasan kepalanya mirip dengan Batak Mandailing. Untuk pria memakai penutup kepala disebut ampu.
Ampu memiliki bentuk khas, dan merupakan mahkota yang biasanya digunakan raja-raja di Mandailing dan Angkola pada masa lalu.
Warna hitam ampu mengandung fungsi magis, sedangkan warna emas mengandung lambang kebesaran.
Sementara untuk pakaian adat Sumatera Utara wanita, memakai hiasan kepala berupa bulang berwarna emas.
7. Pakaian Adat Nias
Karena letaknya terpisah, suku Nias memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan suku Batak.
Begitu pula dengan pakaian adat Sumatera Utara satu ini yang juga berbeda.
Pakaian adat Sumatera Utara khas Nias disebut baru oholu untuk pakaian pria, dan baru ladari untuk pakaian wanita.
Mengutip laman Museum Nias, dulunya orang-orang Nias membuat pakaian dari kulit pohon atau menenun serat-serat dari kulit pohon atau rumput.
Pakaian laki-laki berupa rompi berwarna cokelat atau hitam, dan dihiasi ornamen kuning, merah dan hitam.
Sementara pakaian wanita berupa selembar kain yang melilit pinggang dan tanpa baju.
Saat akses mendapatkan kain semakin mudah, orang-orang Nias pun membuat baju dengan bahan-bahan baru, dengan didominasi oleh warna merah dan kuning.
Sebagai pelengkap, digunakan aksesoris seperti anting dan mahkota seperti ikat kepala.
Khusus untuk pengantin perempuan, busananya berbentuk jubah hitam yang berhiaskan motif binatang dan terbuat dari beludru merah.
Sementara pengantin pria mengenakan celana hitam selutut, baju kuning berpotongan serong dari beludru yang diberi ornamen berwarna merah, kuning di bagian depan, separuh leher dan lengan.
Selendang warna kuning dililitkan di pinggang.
8. Pakaian Adat Batak Sibolga
Pakaian adat Sumatera Utara selanjutnya adalah dari suku Batak Sibolga yang umumnya berasal dari suku Batak Toba.
Memiliki busana yang sedikit berbeda, pakaian adat yang satu ini memiliki campuran dari Minangkabau, tepatnya dari pesisir timur.
Salah satu ciri khas pakaian adat Batak Sibolga adalah perpaduan warna busana yang gelap, seperti biru.
Selain itu, pakaian adat yang satu ini juga selalu dilengkapi dengan aksesoris kepala atau mahkota tinggi untuk perempuan dan penutup kepala pada laki-laki.
Kemudian baik laki-laki maupun perempuan juga dilengkapi dengan kalung emas besar untuk tampilan lebih mewah.
9. Pakaian Adat Suku Melayu
Suku Melayu banyak tersebar di daerah Sumatera Utara dan memiliki pakaian adatnya sendiri.
Pakaian adat suku Melayu untuk wanita berupa baju kurung atau kebaya panjang dipadukan dengan songket.
Baju kurung terbuat dari brokat atau sutra yang dihiasi dengan detail-detail berwarna emas.
Sementara pria Melayu memakai pakaian adat yang disebut teluk belanga, yang terdiri atas baju berkrah kocak musang, dan dipadukan dengan celana bermotif sama.
Kemudian dilengkapi atribut berupa tengkulok atau penutup kepala dari kain songket.
Tengkulok merupakan lambang kebesaran dan kegagahan seorang pria Melayu.
Baca Juga: Kaya Nilai Budaya! Ini Dia Upacara Adat Sumatera Utara
Demikian ragam pakaian adat Sumatera Utara dan keunikannya masing-masing.
Ternyata bukan hanya ulos saja ya pakaian adat dari Sumatera Utara ini, Moms!
- https://uksu.itb.ac.id/2016/08/busana-pakaian-adat-pakpak/
- https://museum-nias.org/istiadat-nias/
- https://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-sumatera-utara-lengkap.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.