Gempa Tektonik: Ciri, Penyebab, Dampak, dan Contoh Peristiwa
Gempa tektonik adalah fenomena alam yang disebabkan oleh pelepasan tenaga yang dari bergesernya lempengan plat tektonik.
Melihat letak geografisnya yang istimewa, Indonesia menjadi negara yang rawan terkena bencana alam.
Salah satu bencana yang bisa terjadi kapan saja adalah gempa tektonik.
Yuk, ketahui penyebab dan dampak yang ditimbulkan bila gempa ini terjadi.
Baca Juga: 18 Rekomendasi Film Bencana Alam, Menegangkan Nontonnya!
Ciri-ciri Gempa Tektonik
Berikut ini ciri-ciri gempa tektonik yang perlu diwaspadai:
1. Kekuatan Gempa
Gempa tektonik cenderung memiliki kekuatan yang besar, mulai dari skala kecil hingga besar (lebih dari 7,0 pada skala Richter).
Hal ini disebabkan oleh energi yang dilepaskan akibat pergerakan lempeng bumi yang saling bertabrakan atau bergesekan.
2. Pusat Gempa (Hiposentrum)
Gempa tektonik biasanya memiliki pusat gempa yang terletak cukup dalam di dalam kerak bumi.
Pada kedalaman beberapa kilometer hingga ratusan kilometer di bawah permukaan bumi.
3. Penyebaran Gelombang Seismik
Gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa tektonik menyebar ke segala arah dari pusat gempa.
Gelombang ini dapat menyebabkan kerusakan yang meluas di area yang terkena, tergantung pada kedalaman dan kekuatan gempa.
4. Durasi Gempa
Gempa tektonik cenderung memiliki durasi yang lebih lama dibandingkan gempa vulkanik.
Jadi, bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, tergantung pada kekuatan dan jenis pergerakan lempeng.
5. Frekuensi Kejadian
Gempa tektonik lebih sering terjadi di daerah-daerah yang berada di batas lempeng tektonik.
Misalnya di sepanjang Sirkum Pasifik (Cincin Api Pasifik), termasuk Indonesia, Jepang, dan California.
6. Efek Pasca-Gempa (Aftershocks)
Setelah gempa utama, sering terjadi gempa susulan (aftershocks) yang berkekuatan lebih kecil.
Gempa susulan ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah gempa utama.
7. Berpotensi Tsunami
Jika gempa tektonik terjadi di dasar laut, terutama di zona subduksi, gempa ini dapat memicu terjadinya tsunami.
Tsunami terjadi karena perpindahan massa air yang besar akibat pergerakan dasar laut yang tiba-tiba.
Baca Juga: Proses Terjadinya Tsunami yang Sebaiknya Moms Pahami
Penyebab Gempa Tektonik
Melansir dari Britannica, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya suatu gempa bumi.
Berikut ini beberapa penyebab gempa yang harus diketahui:
1. Pergerakan Magma Gunung Berapi
Salah satu penyebab terjadinya gempa bumi adalah pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa ini terjadi sebagai akibat langsung terjadinya letusan gunung berapi.
2. Tumbukan
Tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa bumi.
Namun, jenis gempa bumi ini sangat jarang terjadi.
Baca Juga: Cara Melatih Anak Menghadapi Gempa Bumi, Bisa Dimulai dengan Latihan Evakuasi!
3. Runtuhan
Jenis gempa bumi ini umum terjadi di daerah kapur atau daerah pertambangan.
Tak perlu khawatir, gempa bumi ini juga jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Penumpukan Massa Air yang Sangat Besar
Gempa bumi karena menumpuknya massa air yang besar di balik dan pernah terjadi di Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Namun, jenis gempa ini sangat jarang terjadi.
5. Gelombang Longitudinal dan Transversal
Gelombang primer (gelombang longitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dan memiliki kecepatan antara 7–14 km/detik.
Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Sedangkan, gelombang sekunder (gelombang transversal) ialah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4–7 km/detik.
Gelombang jenis ini tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
6. Oleh Bahan Peledak
Gempa juga ternyata bisa terjadi akibat bahan peledak.
Inilah mengapa para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Dampak dari Gempa Tektonik
Sebagai suatu bencana, tentu gempa sangat berdampak pada kehidupan manusia apabila terjadi.
Berikut ini merupakan dampak dari adanya gempa bumi:
1. Tanah Longsor
Gempa tektonik sangat rawan menyebabkan pergerakan bukit dan gunung yang tidak stabil sehingga bisa terjadi tanah longsor di sana.
Longsoran ini sangat berbahaya karena berisiko merusak properti dan melukai bahkan mengubur orang.
2. Kerusakan Masif
Gempa tektonik yang terjadi dapat menyebabkan bangunan berguncang.
Apabila struktur tersebut sudah tua atau belum dibangun dengan benar menahan kekuatan gempa bumi, tentunya banguna bisa runtuh.
Runtuhnya struktur tersebut tentunya berbahaya dan menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya.
3. Tsunami
Tsunami adalah merupakan bencana susulan yang terjadi akibat gempa tektonik di laut.
Ini juga bisa menjadi salah satu dampak paling mematikan dari bencana ini.
Pergeseran atau pergerakan lempeng di bawah laut dapat menyebabkan gelombang besar yang membangun momentum dan ukuran yang besar saat mencapai tanah.
Gelombang besar ini dapat mencapai ketinggian 100 kaki dan berpotensi menerpa bangunan, struktur dan menyebabkan kerusakan mil.
Dalam beberapa peristiwa tsunami, tidak sedikit orang yang menjadi tunawisma atau kehilangan keluarga dan teman-teman.
4. Menyebabkan Kebakaran
Kerusakan-kerusakan pada bangunan akibat gempa tektonik bisa menimbulkan aliran listrik terputus atau kebocoran pipa dan tabung gas.
Hal ini berpotensi menyebabkan ledakan yang dapat menimbulkan kebakaran.
5. Menjadi Penyebab Wabah Penyakit
Gempa tektonik bisa membuat penduduk mengalami kekurangan air bersih.
Fasilitas-fasilitas kesehatan pun bukan tidak mungkin rusak.
Kualitas kehidupan yang menurun seperti inilah yang memungkina suatu wabah terjadi pada saat gempa bumi terjadi.
6. Gangguan Pasokan Air dan Listrik
Guncangan yang kuat dari gempa dapat merusak saluran pipa air bawah tanah atau permukaan, mengakibatkan retakan, pecahnya pipa, atau pergeseran pipa.
Hal ini dapat mengakibatkan kebocoran air, penurunan tekanan air, atau bahkan kerusakan berat pada sistem distribusi air.
Gempa juga dapat merusak pembangkit listrik dan fasilitas pendukungnya.
Tentunya, kerusakan ini dapat menghentikan produksi listrik, mengakibatkan pemadaman listrik di wilayah yang terkena dampak.
7. Ketakutan dan Stres Emosional
Gempa tektonik seringkali terjadi tanpa peringatan dan dengan sangat mendadak.
Ketika orang tiba-tiba mengalami getaran tanah dan goncangan kuat, hal ini dapat memicu ketakutan karena tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri.
Perasaan takut akan cedera serius atau kematian juga bisa sangat meningkat selama gempa.
Tak hanya harta benda, gempa juga bisa memisahkan keluarga dan teman-teman.
Rasa kehilangan sosial ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi, yang dapat meningkatkan stres emosional.
Bahkan, beberapa orang yang mengalami gempa dapat mengalami dampak trauma yang berkepanjangan, seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Contoh Gempa Tektonik yang Pernah Terjadi di Indonesia
Agar lebih paham, berikut ini terdapat beberapa contoh dari gempa yang pernah terjadi di Indonesia.
Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Moms!
1. Aceh (2004)
Gempa bumi ini terjadi pada 26 Desember 2004, tepatnya di dasar Samudera Hindia, lepas pantai Sumatera.
Gempa kuat ini diperkirakan awalnya tercatat berkekuatan 9,1 skala Richter.
Namun, akhirnya meningkat 9,3 skala richter.
Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 30 meter yang kemudian memantul ke 12 pantai di pesisir Samudera Hindia.
Besarnya gemba dan tsunami yang terjadi tidak hanya berdampak di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara yaitu Asia Tenggara dan Selatan yang lain.
Dari peristiwa ini diperkirakan kurang lebih 230.000 jiwa tewas, bentuk planet bumi sedikit berubah, dan menggeser Kutub Utara beberapa sentimeter.
2. Nias (2005)
Pada 28 Maret 2005 malam terjadi gempa tektonik yang berpusat di dasar Samudra Hindia, sejauh 200 km sebelah barat Sibolga, di lepas pantai Pulau Sumatera.
Gempa ini tercatat memiliki angka 8,7 skala richter dengan getaran yang terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.
Akibat dari gempa bumi ini tercatat korban jiwa dengan jumlah 1.346 orang.
3. Pangandaran (2006)
Pada 17 Juli 2006, di lepas Pantai Pangandaran terjadi gempa tektonik berkekuatan magnitudo 7,7 yang menimbulkan gelombang tsunami setinggi 21 meter.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban akibat gempa yang terjadi adalah 668 orang tewas, 65 hilang dan diasumsikan tewas, sementara 9.299 orang mengalami luka-luka.
4. Yogyakarta (2006)
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 menjadi salah peristiwa gempa tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gempa yang berkekuatan 5,9 skala richter ini menimbulkan 6234 korban meninggal, namun juga merusak banyak rumah yang rata dengan tanah.
Akibat gempa ini, jaringan komunikasi terputus dan warga yang mengungsi berjumlah 200.000 orang.
5. Padang (2009)
Gempa tektonik ini terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat.
Akibatnya terjadi kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat.
Banyaknya korban tewas akibat Gempa Bumi Padang mencapai 1.117 jiwa.
6. Donggala, Palu (2018)
Gempa bumi ini terjadi beberapa kali pada 28 September 2018 dengan disusul gelombang tsunami yang menerjang pantai barat Pulau Sulawesi bagian utara.
Tidak hanya menimbulkan tsunami, akibat gempa ini terjadi fenomena tanah bergerak atau biasa disebut likuifaksi.
Korban tewas karena gempa tektonik dan tsunami ini mencapai lebih dari 2.113 orang, 1.309 orang hilang.
Sementara korban luka-luka sebanyak 4.612 orang yang tersebar di berbagai rumah sakit.
7. Banten (2022)
Gempa tektonik yang terjadi pada 14 Januari 2022 ini berkekuatan magnitudo 6,6.
Pusat gempa berada di daerah Pandeglang. Tak hanya di Banten, gempa pun terasa hingga wilayah Jakarta.
Dahsyatnya guncangan bumi di Banten masa itu membuat banyak bangunan rusak.
Dengan rincian 3.078 rumah rusak, 51 unit gedung sekolah rusak, 17 unit fasilitas kesehatan rusak, 8 unit kantor pemerintahan rusak, 3 unit tempat usaha rusak, dan 21 tempat ibadah rusak.
Baca Juga: 13+ Barang Wajib dalam Tas Siaga Bencana, Yuk Persiapkan!
Cara Menghadapi Gempa
Setelah mengetahui berbagai informasi penting tentang gempa, penting juga untuk menyimak bagaimana cara menghadapi gempa berikut ini.
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Panik dapat membuat seseorang mengambil keputusan yang salah, seperti berlari ke luar ruangan saat gempa masih berlangsung, yang bisa berbahaya karena risiko terkena puing-puing yang jatuh.
Oleh sebab itu, usahakan untuk tetap tenang agar bisa berpikir jernih dan melakukan tindakan yang benar selama gempa berlangsung.
2. Segera Berlindung
Ketika Moms sedang di dalam ruangan dan terjadi gempa, sebaiknya berlindung di bawah meja atau furnitur yang kuat.
Jika tidak ada meja, duduklah di dekat dinding bagian dalam, menjauhi jendela, dan lindungi kepala dan leher dengan tangan.
Sementara jika Moms mengalami gempa ketika di luar ruangan, coba cari tempat terbuka yang jauh dari bangunan, pohon, tiang listrik, dan jembatan.
Duduklah dan lindungi kepala dengan tangan.
3. Hindari Area Berbahaya
Saat gempa, jauhkan diri dari jendela, cermin, kaca, dan benda-benda yang bisa pecah atau jatuh dan menyebabkan cedera, ya.
Dengan begitu, Moms dapat meningkatkan peluang keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Itu tadi Moms informasi mulai dari penyebab, dampak, contoh gempa yang pernah terjadi di Indonesia, hingga cara mengatasinya.
Informasi ini bisa menjadi pengingat untuk Moms agar selalu waspada, ya!
- https://www.britannica.com/science/earthquake-geology
- https://www.phivolcs.dost.gov.ph/index.php/earthquake/introduction-to-earthquake
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.