26 Agustus 2024

Mengenal Pakaian Suku Asmat, Ini Jenis dan Penggunaannya

Pakaian Suku Asmat juga dikenal unik dan penuh makna

Moms pasti pernah mendengar tentang keberadaan suku Asmat. Namun, tahukah tentang keunikan pakaian suku Asmat?

Ya, suku Asmat, yang berasal dari Papua ini, dikenal dengan penduduknya yang pandai membuat ukir-ukiran kayu yang unik dan indah.

Suku Asmat juga menjadi suku terbesar dan yang paling terkenal di antara suku-suku lainnya di Papua.

Menurut buku berjudul Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya (2013) oleh Pram, populasi Suku Asmat dibagi menjadi dua, yaitu suku Asmat yang tinggal di pesisir pantai dan suku Asmat penghuni pedalaman.

Selain skill mengukir, pakaian suku Asmat juga dikenal unik dan penuh makna mendalam.

Nah, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pakaian suku Asmat wanita, keunikannya hingga nama-nama pakaian adatnya.

Baca Juga: 10 Pakaian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenal

Budaya Khas Suku Asmat

Budaya khas Suku Asmat, yang berasal dari Papua Selatan, Indonesia, mencerminkan kekayaan tradisi dan kepercayaan yang telah terjaga selama berabad-abad.

Berikut adalah beberapa aspek penting dari budaya mereka:

Seni Ukir

Salah satu ciri paling terkenal dari Suku Asmat adalah seni ukir kayu. Mereka menghasilkan ukiran yang sangat detail dan simbolis, yang sering digunakan dalam berbagai upacara dan ritual.

Ukiran ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai sarana untuk menghormati leluhur dan roh-roh yang mereka percayai.

Keahlian ini diyakini berasal dari dewa Fumeripitsy, yang dianggap sebagai pencipta seni ukir.

Rumah Adat dan Pakaian Tradisional

Rumah adat mereka, yang disebut Jew, biasanya dihuni oleh pria lajang dan berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial.

Pakaian tradisional Suku Asmat terbuat dari bahan alami dan seringkali terinspirasi oleh alam, dengan desain yang mencerminkan keindahan flora dan fauna di sekitar mereka.

Pakaian pria biasanya menyerupai burung, sedangkan pakaian wanita terbuat dari daun sagu, menciptakan kesan visual yang menarik.

Ritual dan Upacara

Suku Asmat memiliki berbagai ritual yang berkaitan dengan kehidupan dan kematian.

Salah satu tradisi unik adalah mumifikasi, di mana jasad kepala suku yang meninggal akan diawetkan dan dipajang di depan rumah adat.

Selain itu, mereka juga melakukan upacara Tsyimbu, yang merupakan penghormatan terhadap pembuatan perahu, serta upacara Mbismbu, yang melibatkan pengukiran patung untuk mengenang nenek moyang.

Kepercayaan dan Agama

Masyarakat Suku Asmat menganut kepercayaan animisme, yang berarti mereka percaya pada roh-roh yang mendiami benda-benda alam.

Meskipun banyak yang kini memeluk agama Katolik, Protestan, dan Islam, pengaruh animisme masih kuat dalam praktik keagamaan dan adat istiadat mereka.

Misalnya, mereka percaya bahwa kematian yang tidak wajar disebabkan oleh sihir atau kekuatan jahat, yang sering kali memicu tindakan balas dendam.

Keunikan Pakaian Suku Asmat

Pakaian Suku Asmat (akuupapua.blogspot.com)
Foto: Pakaian Suku Asmat (akuupapua.blogspot.com)

Papua tidak hanya dikenal dengan keunikan biota laut dan wisata alamnya, namun pariwisata budayanya juga tidak kalah unik dan beragam.

Salah satunya keunikannya yang perlu kita ketahui, yaitu pakaian Suku Asmat.

Diketahui, para pria suku Asmat mengenakan hiasan kepala, rompi, koteka dan hiasan kalung berupa gigi, tulang hewan, dan kerang.

Ada tiga cara memakai koteka dengan makna yang berbeda, yaitu:

Tegak Lurus

Koteka tegak lurus melambangkan bahwa si pemakai merupakan pria sejati dan masih perjaka.

Miring ke Kanan

Jika koteka yang dikenakan miring ke kanan, maka diartikan bahwa ia merupakan pria dengan status sosial tinggi yakni bangsawan.

Miring ke Kiri

Sedangkan koteka yang miring ke kiri melambangkan bahwa ia adalah pria golong menengah dan keturunan panglima perang.

Sedangkan para wanita suku Asmat memakai tutup kepala berhias bulu cendrawasih, pakaian berumbai, dan rok berumbai sekaligus aksesoris kalung.

Umumnya, pakaian suku Asmat mengandung nilai-nilai kehidupan seperti nilai kebersamaan, nilai kepemimpinan, kebanggaan, kebesaran, penutup aurat dan lainnya.

Maka dari itu, tak heran jika pakaian Suku Asmat menjadi salah sat hal yang terpenting dalam keseharian suku Asmat terutama suku-suku bangsa di wilayah ekologis pegunungan tengah.

Baca Juga: 10 Pakaian Adat Jawa Tengah, Anggun dan Berkelas

Pakaian Suku Asmat Wanita

Pakaian Adat Suku Asmat
Foto: Pakaian Adat Suku Asmat (Satujam.com)

Melansir dari buku berjudul Mengenal Seni dan Budaya Indonesia karya R. Rizky dan T.Wibisono, dijelaskan bahwa pakaian adat wanita suku Asmat mengenakan topi atau tutup kepala yang dihiasi bulu burung cendrawasih, pakaian dan rok rumbai.

Berikut nama-nama pakaian suku Asmat:alung yang terbuat dari kerang, gigi binatang, hsingga hiasan kaki.

Umumnya, rok rumbai ini dikenakan oleh wanita suku Asmat yang mendiami pesisir pantai dan pedalaman pegunungan tengah.

Selain itu, sejumlah kelompok etnis lainnya juga mengenakan pakaian adat serupa ialah Sentani, Tobati, Enjros, Nafri, Biak Numfor, atau Yapen.

Rok rumbai tersebut dibuat dari daun sagu kering yang diambil dari hutan.

Selanjutnya, daun tersebut dipotong-potong lalu dijemur atau dikeringkan di bawah sinar matahari hingga berubah menjadi putih yang berarti daun sudah kering.

Kemudian, daun yang kering ini yang dijadikan sebagai bahan utama pembuatan rok rumbai. Daun sagu kering tersebut lantas dianyam membentuk rumbai.

Caranya memakainya dengan melilitkannya ke pinggang lalu diikat dengan simpul.

Kini, seiring perkembangan zaman, rok rumbai ini tidak hanya dipakai oleh wanita namun juga pria di acara-acara adat tertentu.

Nama Pakaian Suku Asmat

Pakaian Suku Asmat (Beritapapua.com)
Foto: Pakaian Suku Asmat (Beritapapua.com)

Sebenarnya, suku Asmat memiliki bentuk pakaian adat yang hampir sama antara lelaki dan perempuan akni dengan model bagian bawah dan baju yang mirip.

Berikut nama-nama pakaian Suku Asmat, di antaranya:

  • Rok rumbai dan cawat (pummi) sebagai penutup kemaluan laki-laki dan perempuan.
  • Penahan (asemen) yang ada pada rok rumbai untuk mengaitkan ke pinggang dan terbuat dari rotan.
  • Tutup kepala (kasuomer) terbuat dari anyaman daun sagu dan akar kayu yang diberi hiasan dari bulu burung cendrawasih atau kasuari.
  • Kalung (tisen pe) terbuat dari biji pohon tisen yang dirangkai menjadi kalung.
  • Gelang pangkal lengan (sof betan) terbuat dari biji pohon tisen yang dirangkai menjadi gelang untuk aksesoris.
  • Pesuwe, yaitu pisau belati yang terbuat dari tulang burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.
  • Tok adalah cawat atau rok rumbai yang terbuat dari anyaman daun sagu. Penggunaannya, pada bagian depan rok pummi ditarik ke belakang melalui celah paha sehingga mirip cawat.
  • Kutang, yaitu bra yang terbuat dari daun sagu (peni atau samsur) yang digunakan untuk menutup bagian dada dan terbuat dari akar pandan (tali bow).
  • Wasse mbi yakni riasan tubuh berupa corak dan gambar garis sejajar atau lurus. Rias tubuh ini lebih banyak dilakukan saat ada upacara adat tertentu. Komposisi warnanya meliputi merah, putih, hitam, dan hijau.

Baca Juga: 10 Fakta tentang Pakaian Adat Bali yang Unik dan Sarat akan Makna

Itulah keunikan hingga nama-nama pakaian suku Asmat.

Jika berkunjung ke Papua, jangan lupa untuk mampir ke sanggar budaya dan mencoba mengenakan pakaian suku Asmat sebagai bentuk pelestarian budaya.

  • https://www.senibudayaku.com/2017/11/pakaian-adat-papua-lengkap.html
  • https://rimbakita.com/suku-asmat/
  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Asmat

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.