24 Maret 2024

Oralit untuk Bayi: Panduan dan Dosis yang Perlu Diberikan!

Boleh dikonsumsi bayi sesuai anjuran dokter

Oralit untuk bayi umumnya diberikan bagi bayi diare.

Saat bayi diare, tentunya membuat orang tua tidak tenang untuk tidur.

Bayi diare, merupakan masalah umum pencernaan pada bayi yang biasanya berlangsung kurang dari satu minggu atau 14 hari.

Bayi mengalami diare jika buang air besar lebih banyak dari biasanya, dan jika kurang terbentuk dan lebih encer.

Terkadang anak diare mengalami gejala lain, seperti demam, nafsu makan hilang, mual, muntah, sakit perut, kram, dan darah atau lendir saat buang air besar.

Diare bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan baik karena dapat menguras air dan garam dari tubuh anak.

Jika cairan ini tidak segera diganti, anak bisa mengalami dehidrasi dan memerlukan perawatan segera.

Untuk mengobati diare di rumah, biasanya sering orang tua membeli oralit untuk bayi seperti meminum larutan gula garam.

Namun pasti Moms bertanya, apakah sebenarnya oralit untuk bayi itu dianjurkan? atau diganti dengan obat lainnya? Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: 9 Menu MPASI untuk Bayi Diare, Bantu Sehatkan Pencernaannya

Oralit untuk Bayi

Bayi Baru Lahir
Foto: Bayi Baru Lahir

Ketika bayi diare, tentunya banyak cairan yang keluar pada tubuhnya.

Ini dapat menyebabkan ia dehidrasi dan kekurangan cairan.

Bayi dibolehkan minum oralit apabila mendapatkan anjuran dari dokter, karena dosis yang diminum akan berbeda dengan orang dewasa.

Oralit adalah larutan rehidrasi oral yang mengandung campuran garam, gula, kalium, dan mineral lain yang tepat untuk membantu mengganti cairan yang hilang.

Cairan oralit aman untuk digunakan bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.

Oralit untuk bayi berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare dan muntah.

Oralit untuk bayi biasanya dijual dalam bentuk saset.

Meski demikian, Moms bisa mengganti oralit untuk bayi ini dengan membuatnya sendiri dengan menggunakan gula, garam, dan air sebagai obat oralit untuk bayi.

Setelah mengonsumsi ini, diare biasanya berhenti dalam tiga atau empat hari.

Menurut Medicines for Children, bayi yang mengalami dehidrasi akibat diare jika memiliki salah satu gejala seperti berikut:

  • Popok yang lebih ringan dari biasanya, atau jarang buang air kecil (kurang dari biasanya 2-3 kali per hari).
  • Kurang aktif dari biasanya dan menjadi mengantuk
  • Mulut kering.
  • Menangis tanpa air mata.
  • Titik lunak yang cekung di atas kepala bayi.
  • Oralit untuk bayi tidak mengobati diare itu sendiri, tetapi menggantikan garam dan air yang hilang, sehingga mengurangi efek dehidrasi.

Baca Juga: 13 Rekomendasi Produk Salep Kurap, Dijamin Ampuh, Lho!

Kapan Harus Menggunakan Oralit untuk Bayi?

Mengatasi Diare pada Bayi
Foto: Mengatasi Diare pada Bayi (Babycenter.com)

Diare pada bayi bisa sangat mengkhawatirkan, terutama karena mereka rentan terhadap dehidrasi.

Namun, Moms tak boleh asal untuk memberikannya pada Si Kecil karena ada waktu pemberian oralit untuk bayi yang tepat.

Lalu kapan harus menggunakan oralit untuk bayi? SImak penjelasannya berikut.

Selama Diare atau Muntah

Diare dan muntah dapat menyebabkan bayi kehilangan cairan tubuh dan elektrolit secara signifikan.

Jika bayi mengalami diare lebih dari beberapa kali dalam sehari atau mengalami muntah berulang, pertimbangkan untuk memberikan oralit.

Demam Tinggi

Demam tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada bayi. Jika bayi mengalami demam yang disertai dengan penurunan frekuensi buang air kecil, Moms mungkin perlu memberikan oralit.

Baca Juga: Rotavirus, Virus Berbahaya Penyebab Diare dan Muntah Parah pada Anak, Waspada!

Dosis Oralit untuk Bayi

Larutan Garam
Foto: Larutan Garam

Oralit untuk bayi ini tidak dianjurkan tanpa pengawasan dokter, karena akan menyebabkan akan mual, muntah, serta efek samping yang lebih serius bagi kesehatan tubuh.

Oralit untuk bayi tentu menggunakan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya.

  • Dosis oralit untuk bayi adalah 30-90ml untuk bayi yang berumur di bawah 6 bulan.
  • Kemudian untuk usia di atas 6 bulan hingga 2 tahun, yakni 90ml-125 ml.
  • Lalu 125-250 ml setiap jam untuk anak di atas 2 tahun.

Jika bayi menolak untuk mengonsumsi oralit untuk bayi atau larutan gula garam menggunakan cangkir atau botol, berikan menggunakan obat tetes atau sendok teh kecil.

Jika bayi muntah, hentikan pemberian makan dan cairan lain, tetapi terus berikan oralit untuk bayi 15 mL (1 sendok makan) setiap 10- 15 menit sampai muntahnya berhenti.

Apabila Si Kecil muntah terus menerus selama lebih dari 6 jam, segera bawa ke rumah sakit, ya Moms.


Cara Membuat Oralit untuk Bayi

Bayi Minum Obat
Foto: Bayi Minum Obat

Selain membeli oralit untuk bayi di apotik, tentu saja Moms perlu tahu untuk bisa membuatnya sendiri di rumah dengan mudah.

Karena bahan dasar oralit untuk bayi adalah garam, maka kandungan ini tentu saja telah ada di rumah dan dapat digunakan untuk membuat oralit untuk bayi.

Cara mencampurkan oralit untuk bayi ini cukup mudah, yakni menurut Rehydration Project, sebagai berikut.

  • Taruh oralit untuk bayi dalam wadah yang bersih.
  • Periksa kemasan obat untuk petunjuk pemakaian.
  • Tambahkan sejumlah air sesuai dosis ke dalam wadah. Terlalu sedikit air bisa memperburuk diare.
  • Jangan menambahkan oralit untuk bayi ke susu, sup, jus buah atau minuman ringan.
  • Jangan tambahkan gula.
  • Aduk rata, dan berikan pada anak dari cangkir bersih. Lebih baik menggunakan gelas dan jangan botol.

Baca Juga: 5 Penyebab Berat Bayi Lahir Rendah, Pastikan Pantau Kesehatan Moms Selama Masa Kehamilan!

Selain menggunakan oralit untuk bayi yang biasanya dijual di apotik, tentu Moms bisa membuatnya dengan praktis di rumah.

Berikut ini adalah cara membuat oralit untuk bayi secara alami.

  • Melarutkan 6 sendok teh gula dan 1/2 sendok teh garam ke dalam 1 liter air matang.
  • Bisa juga menggunakan 2 sendok teh gula pasirdicampur dengan setengah sendok teh garam.
  • Kemudian dilarutkan ke dalam 1 gelas air matang.
  • Pastikan bahwa takaran oralit untuk bayi telah sesuai yang dianjurkan.
  • Terlalu banyak gula dapat memperburuk kondisi diare bayi, sementara terlalu banyak garam juga bisa berbahaya bagi bayi.
  • Oralit untuk bayi siap dikonsumsi.

Mudah sekali bukan Moms membuat oralit untuk bayi hanya dengan menggunakan larutan gula garam?

Namun, ingat sebelum memberikan oralit pada bayi, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, terutama jika bayi masih sangat muda.

Baca Juga: 10 Obat Diare Bayi yang Alami, Termasuk Pisang dan Bayam!

Waspadai Interaksi Oralit dengan Obat Lain

Obat-obatan
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stock)

Oralit mengandung kalium dan natrium yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti:

  • Obat ACE inhibitor, obat diuretik hemat kalium, atau ciclosporin. Jika dikonsumsi dengan obat-obatan tersebut, risiko yang bisa timbul adalah hiperkalemia
  • Obat NSAID. Jika dikonsumsi bersamaan, kamu berisiko kelebihan kadar kalium.
  • Peningkatan efektivitas quinidine.
  • Perubahan konsentrasi lithium di dalam darah.

Pemberian Makan untuk Bayi Diare

Bayi
Foto: Bayi

Dikutip dari American Family Physician, mengungkapkan bahwa bayi yang berusia kurang dari dua tahun dapat terus diberikan ASI selama mengalami diare untuk mencegah dehidrasi.

Jika diarenya cukup parah, maka Moms dapat mencoba menyusui lebih sering, setidaknya setiap 30 menit selama 5 menit setiap kali menyusui.

Sedangkan untuk bayi yang diberi susu formula, studi menyarankan untuk beralih dari susu formula ke larutan gula garam atau oralit untuk bayi setidaknya 12-24 jam, baru kemudian beralih kembali ke susu formula.

Selain itu ketika bayi diare, sebaiknya hindari produk susu selama tiga hingga tujuh hari.

Terkadang makanan hambar direkomendasikan untuk 24 jam pertama.

Makanan yang hambar antara lain seperti pisang, nasi, apel, roti panggang, dan sereal tanpa pemanis.

Sebagian bayi dapat kembali ke kebiasaan makan normal dalam waktu sekitar tiga hari setelah muntah dan diare berhenti.

Baca Juga: 12 Penyebab Perut Kembung, Termasuk Stres dan Makan Terlalu Cepat, Jangan Dibiarkan, Moms!

Meskipun pemberian makan dapat menyebabkan peningkatan diare, bayi harus tetap memperoleh nutrisi dari makanan.

Ini akan mencegah bayi terlalu banyak berat badan dan membantu bayi lebih cepat pulih.

Namun, pastikan untuk menghindari pemberian makanan yang mengandung banyak gula dan lemak, seperti es krim, puding, gelatin, dan makanan yang digoreng.

Jadi, pemberian larutan gula garam untuk bayi diare boleh dilakukan ya, Moms.

Konsultasikan dengan dokter jika Moms merasa ragu mengenai takaran dan dosis oralit untuk bayi yang harus diberikan untuk Si Kecil.

Namun, jika bayi justru tidak mau menyusu atau makan, konsultasikan pada dokter mengenai pemberian oralit untuk bayi atau larutan gula garam.

  • https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/how-treat-diarrhea-infants-and-young-children
  • https://www.caringforkids.cps.ca/handouts/dehydration_and_diarrhea
  • https://parenting.firstcry.com/articles/oral-rehydration-solutionors-for-babies-dosage-benefits-and-more/
  • https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/fch_cah_06_1/en/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.