03 Januari 2024

Paracetamol untuk Ibu Hamil, Berbahaya atau Tidak?

Penggunaan parasetamol ini harus sesuai dengan yang dianjurkan

Konsumsi paracetamol untuk ibu hamil sering menjadi topik perdebatan.

Paracetamol, juga dikenal sebagai acetaminophen, efektif mengurangi rasa sakit dan meredakan gejala flu termasuk demam.

Obat ini juga sering digunakan untuk berbagai macam penyakit lain, seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, dan sakit gigi.

Pada orang kebanyakan, parasetamol bisa dikonsumsi berdasarkan anjuran pada kemasan alias tanpa resep dokter.

Lantas, bagaimana dengan paracetamol untuk ibu hamil? Apakah bisa langsung dikonsumsi atau harus berdasarkan resep dokter?

Yuk, cari tahu fakta selengkapnya lewat ulasan di bawah ini, Moms!

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

Paracetamol untuk Ibu Hamil Muda

Parasetamol untuk Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)
Foto: Parasetamol untuk Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Ibu hamil perlu berhati-hati saat hendak mengonsumsi obat jenis apa pun.

Sebab, terdapat beberapa obat yang kandungannya bisa memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan.

Namun, bagaimana dengan parasetamol untuk ibu hamil muda? Apakah aman atau justru berbahaya?

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa parasetamol adalah obat yang termasuk ke dalam kategori B untuk kehamilan.

Artinya, parasetamol cukup aman dikonsumsi oleh ibu hamil muda.

Namun, Moms yang sedang hamil tidak disarankan untuk menggunakan parasetamol intravena atau yang disuntikkan lewat pembuluh darah.

Faktanya, parasetamol intravena termasuk ke dalam kategori C untuk kehamilan.

Artinya, jenis parasetamol tersebut bisa berpengaruh buruk terhadap kehamilan.

Penggunaan paracetamol intravena (suntikan) hanya direkomendasikan jika dokter menilai manfaatnya melebihi risiko efek sampingnya.

Nah, untuk parasetamol yang diminum secara oral, Moms tidak perlu khawatir apabila merasa butuh mengonsumsi obat ini saat hamil.

Menurut UK Teratology Information Service (UKTIS), paracetamol untuk ibu hamil telah digunakan selama bertahun-tahun tanpa efek berbahaya.

Selain itu, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi paracetamol untuk ibu hamil bisa meningkatkan risiko keguguran

Untuk alasan inilah, parasetamol biasanya direkomendasikan sebagai pilihan pertama obat penghilang rasa sakit untuk ibu hamil.

Hal yang paling penting, baca label kemasan dan patuhi setiap anjuran yang tertera di situ.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Mungkin Moms juga bertanya-tanya: apakah penggunaan parasetamol saat hamil akan menyebabkan bayi lahir dengan cacat lahir?

Pada dasarnya, konsumsi paracetamol untuk ibu hamil trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan) tidak terbukti dapat meningkatkan risiko cacat lahir.

Selain itu, konsumsi parasetamol untuk ibu hamil muda juga tidak terkait dengan peningkatan risiko persalinan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan).

Namun, memang, kita harus waspada akan setiap kemungkinan yang ada.

Tidak ada salahnya untuk lebih berhati-hati, apalagi saat ini Moms sedang dalam fase kehamilan.

Apabila memang merasa sangat butuh konsumsi paracetamol saat hamil, akan lebih baik jika Moms berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kehamilan Moms benar-benar stabil, sehingga konsumsi parasetamol tidak akan memberikan dampak buruk apa pun.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!

Paracetamol untuk Ibu Hamil Tua

Paracetamol untuk Ibu Hamil Tua (Orami Photo Stocks)
Foto: Paracetamol untuk Ibu Hamil Tua (Orami Photo Stocks)

Tampaknya, Moms perlu berhati-hati bila ingin menggunakan paracetamol untuk ibu hamil tua.

Sebab, terdapat beberapa studi yang mengatakan bahwa konsumsi parasetamol saat hamil trimester 3 (akhir) bisa meningkatkan peluang efek samping.

Studi pada jurnal EBioMedicine melakukan penelitian terhadap 518 wanita, di mana 40% di antaranya menggunakan paracetamol sebagai pengobatan analgesik selama hamil.

Didapati bahwa asupan paracetamol untuk ibu hamil, terutama selama trimester ketiga, mengakibatkan penurunan jumlah HSC (sel induk hematopoietik).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi paracetamol untuk ibu hamil, khususnya pada trimester ketiga, dapat menyebabkan penurunan HSC dalam darah tali pusat.

Selain itu, studi Reproductive Toxicology juga mengindikasikan adanya hubungan antara peningkatan risiko preeklampsia dan penggunaan paracetamol untuk ibu hamil tua.

Lebih lanjut, penggunaan paracetamol untuk ibu hamil trimester ketiga juga diduga terkait dengan peningkatan risiko kelahiran prematur setelah preeklamsia.

Atas dasar itu, akan lebih baik jika Moms menghindari penggunaan parasetamol untuk ibu hamil apabila telah memasuki usia kehamilan trimester 3.

Namun, jika memerlukan paracetamol, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat, sehingga tidak menyebabkan efek samping merugikan.

Dengan berkonsultasi kepada dokter sebelum konsumsi parasetamol di trimester 3 kehamilan, Moms juga mungkin akan diberikan obat alternatif yang lebih aman untuk ibu hamil.

Baca Juga: 10 Cara Agar Cepat Tidur dan Tidak Begadang, Tanpa Obat-obatan!

Paracetamol untuk Ibu Hamil Sebabkan Masalah Perilaku Anak?

Obat-obatan (Orami Photo Stocks)
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)

Tidak sedikit yang bertanya: apakah penggunaan paracetamol untuk ibu hamil dapat memengaruhi kondisi Si Kecil di kemudian hari?

Memang, otak bayi akan terus berkembang hingga akhir kehamilan.

Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa mengonsumsi obat-obatan tertentu pada setiap tahap kehamilan dapat memberikan efek yang bertahan lama pada Si Kecil.

Saat ini, ada banyak penelitian terkait gangguan belajar dan perilaku pada anak, seperti masalah Autism Spectrum Disorder (ASD) dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Namun, hingga kini para ilmuwan masih belum dapat memastikan apakah konsumsi parasetamol saat hamil memiliki hubungan dengan keadaan tersebut.

Pada intinya, jika ingin lebih aman untuk minum obat jenis apa pun saat hamil, Moms wajib berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Baca Juga: 5 Cara Mengobati Bisul pada Ibu Hamil Secara Alami dan Rumahan


Dosis Paracetamol untuk Ibu Hamil

Minum Obat saat Hamil (Orami Photo Stocks)
Foto: Minum Obat saat Hamil (Orami Photo Stocks)

Dosis umum penggunaan paracetamol untuk ibu hamil adalah 1 atau 2 tablet (total 500 mg atau 1000 mg), setiap 4 hingga 6 jam dalam 24 jam (sehari penuh).

Jika ingin lebih aman, konsumsilah di bawah batas yang dianjurkan tersebut.

Atau, berkonsultasilah kepada dokter untuk mengetahui dosis parasetamol untuk ibu hamil yang paling tepat.

Jangan pernah berpikiran untuk menambah dosis lebih dari yang dianjurkan, karena malah bisa menyebabkan efek samping merugikan.

Perlu juga diingat juga bahwa beberapa obat lain mungkin memiliki kandungan parasetamol di dalamnya.

Karenanya, Moms perlu sangat berhati-hati, agar dosis parasetamol untuk ibu hamil tidak melebihi batas yang dianjurkan.

Jika Moms tidak yakin, berkonsultasilah kepada bidan atau dokter terkait setiap jenis obat yang Moms konsumsi.

Hal ini untuk memastikan bahwa Moms mendapatkan dosis yang tepat dari setiap obat tersebut, sehingga manfaatnya benar-benar tepat sasaran.

Selain itu, minum obat dengan dosis yang tepat juga bisa menurunkan risiko efek samping berbahaya, lho.

Baca Juga: Manfaat dan Fakta Ulat Sagu, Bahan untuk Makanan dan Obat-obatan

Hal yang Perlu Diketahui terkait Paracetamol untuk Ibu Hamil

Ibu Hamil Mual (Orami Photo Stocks)
Foto: Ibu Hamil Mual (Orami Photo Stocks)

Di Inggris, paracetamol dianggap aman untuk digunakan oleh ibu hamil.

Terdapat studi di International Journal of Epidemiology yang melakukan penelitian terhadap hampir 50.000 anak di Norwegia.

Penelitian ini menyoroti potensi hubungan antara penggunaan obat jangka panjang secara teratur dan masalah komunikasi serta perilaku.

Selain itu, ada pula studi yang oleh University of Edinburgh yang mengamati penggunaan parasetamol pada ibu hamil.

Studi ini tidak menemukan adanya gangguan reproduksi pada laki-laki terkait produksi testosteron yang rendah.

Namun, penting untuk dicatat bahwa temuan-temuan ini sejauh ini hanya terbatas pada penelitian hewan.

Artinya, efek serupa mungkin tidak berlaku pada manusia.

Oleh karena itu, ilmuwan masih belum bisa sepenuhnya mengonfirmasi keamanan dari penggunaan parasetamol untuk ibu hamil pada tiap trimester.

Namun, hal yang jelas, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi paracetamol dalam jangka panjang atau secara terus-menerus.

Para ilmuwan menyarankan agar obat ini hanya digunakan sesekali atau ketika sangat dibutuhkan, dan selalu sesuai dengan anjuran dokter.

Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi

Pil Paracetamol untuk Ibu Hamil yang Harus Dihindari

Obat-obatan (Orami Photo Stocks)
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)

National Health Service merekomendasikan agar wanita hamil tidak mengonsumsi pil paracetamol yang mengandung kafein.

Pil, tablet, atau sirup yang memiliki kombinasi parasetamol dan kafein diduga dapat menyebabkan efek buruk pada kehamilan.

Sebab, kadar kafein yang terlalu tinggi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir degan berat badan rendah (BBLR).

Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan di kemudian hari.

Lebih lanjut, terlalu banyak kafein pada ibu hamil juga bisa meningkatkan risiko keguguran.

Pada dasarnya, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi kafein lebih dari 200 miligram dalam sehari.

Jika lebih dari itu, dampak buruk yang telah disebutkan sangat mungkin akan terjadi.

Jadi, harus sangat berhati-hati, ya, Moms!

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Pertimbangan Konsumsi Paracetamol untuk Ibu Hamil

Untuk menghindari masalah kesehatan karena mengonsumsi paracetamol untuk ibu hamil, sebaiknya Moms pertimbangkan hal-hal berikut.

1. Dosis yang Tepat

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Babycenter.ca)

Sebelum mengonsumsi paracetamol untuk ibu hamil, Moms harus perhatikan dosis yang tepat dan aman.

Dosis ini sangat penting bagi ibu hamil karena, mengonsumsi paracetamol berlebihan bisa berbahaya bagi ibu dan janin.

2. Konsultasi dengan Dokter

Sebelum mengonsumsi paracetamol, Moms harus berkonsultasi dengan dokter.

Hal ini untuk memastikan bahwa obat tersebut aman untuk kondisi Moms dan tidak akan berinteraksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi.

3. Penggunaan Jangka Pendek

Paracetamol biasanya dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek selama kehamilan.

Namun, penggunaan jangka panjang atau dalam dosis tinggi mungkin perlu dihindari.

Baca Juga: Jam Berapa Ibu Hamil Boleh Tidur Pagi? Ini Kata Dokter

Moms mesti selalu ingat bahwa ibu hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat jenis apa pun, termasuk parasetamol.

Dengan demikian, obat bisa memberikan manfaat yang diharapkan tanpa menyebabkan efek samping merugikan.

Jangan biarkan kesehatan Moms dan Si Kecil terancam gara-gara minum obat sembarangan!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.