Pengaruh Hiperandrogen pada Peluang Kehamilan, Kenali Tanda-tanda Ini
Moms pernah mendapati seorang wanita dengan kumis yang cukup lebat atau berotot kekar layaknya seorang pria? Bisa jadi mereka mengidap hiperandrogenisme yang juga dapat menyebabkan sulit hamil.
Apa pengaruh hiperandrogen pada peluang kehamilan dan bagaimanakah tanda-tandanya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Kelebihan Hormon Androgen Pada Wanita
Foto: womenfitness.org
“Hiperandrogenisme adalah kelainan endrokin yang menyerang wanita usia reproduktif. Ini lebih umum daripada yang disadari kebanyakan orang,” kata pakar kesehatan wanita Jennifer Wider, MD., seperti dikutip dari Prevention.
Dr. Wider menjelaskan bahwa sekitar 5 hingga 10 persen wanita yang berada pada usia reproduktif atau usia subur (15-35 tahun) menderita hiperandrogenisme.
Di mana kondisi ini sering kali dikaitkan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) hingga terbentuknya kista kecil di dalam ovarium wanita.
Baca Juga: Melihat Pengaruh Vitamin D Terhadap Peluang Kehamilan
Bagaimana Tanda-tanda Hiperandrogenisme?
Foto: pixabay.com
Menurut Dr. Wider, hiperandrogenisme menyebabkan peningkatan hormon seks testosteron pada tubuh wanita. Kondisi tersebut kemudian memicu timbulnya jerawat parah yang sulit ditangani, peningkatan massa otot, memiliki suara berat (deep voice), kebotakan (alopecia), pertumbuhan bulu yang tidak normal pada beberapa bagian tubuh (hirsustisme), dan mood swing.
Selain itu, mengutip DermNet NZ, beberapa tanda-tanda dari hiperandrogenisme juga termasuk:
- Peradangan pada kulit (seborrhoea)
- Kulit berminyak yang cukup parah
- Hidradenitis suppurativa (kelainan jangka panjang pada kulit dengan rambut dan kelenjar keringat)
- Menstruasi yang tidak teratur
- Pembesaran klitoris yang berkaitan dengan peningkatan libido (virilisation)
- Memiliki diabetes tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin
- Kelebihan berat badan atau obesitas
Baca Juga: Makan Daging & Pengaruhnya Pada Peluang Kehamilan
Namun lebih dari semua efek dengan tanda-tanda di atas, pengaruh hiperandrogen pada peluang kehamilan sangatlah besar.
Pasalnya, Dr. Wider menyebutkan bahwa kondisi ini dapat berdampak pada kesuburan hingga infertilitas pada wanita.
Banyak Faktor Yang Dapat Menyebabkan Hiperandrogenisme
Foto: helloclue.com
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Semantic Scholar menemukan bahwa ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan hiperandrogenisme pada wanita, yaitu:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- Hirsustisme idiopatik
- Sindrom acanthosis nigricans yang menyebabkan tubuh resisten terhadap insulin hipandrogenik (HAIRAN)
- Hiperplasia adrenal kongenital (klasik dan non klasik)
- Sindrom cushing
- Tumor yang mensekresi androgen (pada ovarium dan adrenal)
- Hiperprolaktinemia
- Hipertiroidisme
- Obat-obatan androgenik (misalnya, danazol)
Baca Juga: Kelebihan Berat Badan Mempersempit Peluang Kehamilan
Lebih lanjut, Dr. Karnath, penulis dari studi tersebut yang merupakan profesor jurusan Kedokteran di University of Texas Medical Branch, menyebutkan bahwa hiperprolaktemia pada wanita dengan hiperandrogenisme juga berkaitan erat dengan amenore, galaktorea, dan infertilitas atau kemandulan.
Bagaimana Pengobatan Untuk Hiperandrogenisme?
Foto: pexels.com
Mengutip situs Medscape, pengobatan atau terapi untuk menangani hiperandrogenisme sangat bergantung pada dampak dan tanda-tanda yang ditunjukkan.
Sebagai contoh, wanita dengan PCOS harus dirawat oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi(SpOG) atau spesialis endokrinologi reproduksi, terutama jika dampak dan/atau tujuan pengobatannya berkaitan dengan pengaruh hiperandrogen pada peluang kehamilan hingga infertilitas.
Sementara wanita dengan hiperandrogenisme yang memiliki tumor ovarium harus dievaluasi dan dirawat oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) atau ahli onkologi ginekologi.
Baca Juga: Meningkatkan Peluang Kehamilan, Konsumsi 6 Jenis Vitamin Ini!
Nah, demikianlah penjelasan terkait hiperandrogenisme dan pengaruh hiperandrogen pada peluang kehamilan.
Namun, jangan langsung memutuskan bahwa tanda-tanda yang Moms miliki berkaitan dengan kondisi ini tanpa berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter, ya. Karena tidak semua jerawat parah ataupun mood swing merupakan gejala dari hiperandrogenisme.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.