Hamil dengan Plasenta Previa Bisa Melahirkan Normal?
Berbagai masalah komplikasi dapat terjadi pada masa kehamilan. Salah satu masalah yang banyak dirasakan oleh ibu hamil adalah plasenta previa. Dari 200 kehamilan, paling tidak satu di antaranya mengalaminya.
Plasenta merupakan membran yang membantu mengantar oksigen dan nutrisi ke janin. Saat membran penting tersebut tidak menempel di tempat yang seharusnya dan berada terlalu rendah di dalam rahim atau tepat berada di atas serviks, inilah kondisi yang disebut plasenta previa.
Apa yang menjadi penyebabnya belum diketahui pasti. Namun ibu hamil yang merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, berusia di atas 35 tahun, pernah menjalani operasi rahim sebelumnya termasuk operasi caesar, pernah dikuret, aborsi atau melahirkan kembar lebih berisiko mengalami plasenta previa.
Setelah minggu ke-12 kehamilan, ibu dengan plasenta previa biasanya akan mengalami pendarahan tanpa rasa sakit ketika plasenta berkembang lengkap.
"Sangat berbahaya jika masuk ke fase complete previa, di mana plasenta menutupi serviks sepenuhnya. Pendarahan di mana volume darah akan hilang dengan cepat dapat terjadi, ” terang Marra Francis, MD, seorang obgyn di Woodlands, Texas dan penulis Mommy MD Guides.
Baca Juga: Mengenal Plasenta Bayi dan Manfaatnya Bagi Janin Dalam Rahim
Ibu Hamil dengan Plasenta Previa Bisa Melahirkan Normal Kok, Asaaal....
Ibu hamil dengan plasenta previa pada akhirnya kebanyakan memang akan melahirkan secara caesar. Namun pada beberapa kondisi tertentu, melahirkan secara normal pun sangat memungkinkan. Pada kondisi seperti apa?
1. Plasenta Previa Hilang
Dalam banyak kasus, plasenta previa bisa hilang! Bagi beberapa ibu hamil, penempatan plasenta bukan menjadi masalah lagi ketika kehamilan berlanjut.
“Sebagian besar plasenta previa akan sembuh sendiri. Ketika rahim tumbuh, ia menarik plasenta dan posisinya bisa menjadi normal setelah 20 minggu. Tapi jika setelah 20 minggu plasenta previa masih ada, lakukan ultrasonografi tiap 2 hingga 4 minggu untuk memantaunya,” ujar Dr. Francis.
2. Plasenta ”Bergeser”
Secara umum, plasenta previa dapat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu complete previa, partial previa, dan marginal previa. Untuk partial previa, plasenta menutupi sebagian jalan lahir, sedangkan marginal previa, plasenta terletak dekat sekali atau bahkan tepat di tepi jalan lahir.
Pada kondisi partial previa, plasenta tidak menutupi jalan lahir. Semakin besar ukuran rahim karena bertambahnya usia kehamilan, maka plasenta bisa bergeser. Perubahan posisi plasenta ini bisa semakin menjauhi jalan lahir atau malah sebaliknya.
Jika plasenta bergeser cukup jauh dari jalan lahir, maka sangat memungkinkan untuk melahirkan secara vaginal. Biasanya jarak minimal plasenta dari jalan lahir untuk bisa melahirkan normal sekitar 5 cm, Moms.
Baca Juga: Mengenal Plasenta Previa yang Menutupi Jalan Lahir Bayi, Bagaimana Mengatasinya?
Jangan Memaksakan Harus Normal
Kondisi di atas tidak selamanya dialami oleh setiap ibu hamil dengan plasenta previa, ya, Moms. Menurut Birth Injury Help Center, plasenta previa umumnya akan memberikan dampak pada proses persalinan normal. Ketika plasenta menutup serviks dan jalan lahir, proses persalinan normal bisa membahayakan bayi.
Namun, untuk beberapa kasus, misalnya plasenta yang hanya menutup sebagian area serviks dan jalan lahir, proses persalinan normal masih mungkin dilakukan.
Jadi, jika Moms didiagnosis mengalami plasenta previa yang menutupi seluruh jalur lahir hingga trimester ketiga, ada baiknya untuk bersiap menjalani operasi caesar.
Dalam hal ini melahirkan caesar diperlukan karena dengan melahirkan normal plasenta akan terambil hingga akarnya dan dapat beresiko tinggi menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa ibu. Bayi pun sangat beresiko kekurangan oksigen.
Baca Juga: Moms, Inilah Hal yang Harus Diperhatikan Saat Kembali Hamil Setelah Operasi Caesar
Bagi ibu hamil dengan plasenta previa, penting untuk selalu konsultasi ke dokter kandungan secara rutin.
Pada beberapa kasus, ada yang tidak dapat melakukan hubungan seks selama masa kehamilan. Moms juga perlu istirahat yang cukup agar tidak terjadi pendarahan.
(DI/ERN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.