Alami Kesemutan? Yuk, Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kesemutan atau yang dalam istilah medis disebut sebagai parestesia mungkin hampir pernah dialami oleh setiap orang.
Moms mungkin juga mencari apa saja obat kesemutan.
Sensasi mati rasa atau perasaan terbakar ini memang umum terjadi pada tangan, lengan, tungkai, kaki, atau beberapa tempat lain di tubuh. Biasanya, kesemutan tidak menandakan penyakit serius.
Meski begitu, Moms mungkin akan sepakat bahwa kesemutan bisa menganggu aktivitas karena menimbulkan rasa tak nyaman.
Kesemutan juga tidak berbahaya, tetapi bagaimana jika Moms sering kesemutan, misalnya terjadi beberapa kali dalam seminggu atau bahkan sehari?
Moms tentu saja perlu berhati-hati. Terlalu sering kesemutan bisa saja menandakan masalah kesehatan tertentu.
Lalu, apa sajakah penyebab yang mendasari terjadinya kesemutan dan adakah obat kesemutan? Simak penjelasannya di bawah ini, Moms.
Baca Juga: 5 Penyebab Payudara Terasa Nyeri dan Kencang, Jangan Panik Dulu!
Pengertian Kondisi Kesemutan
Dalam dunia medis, kesemutan dikenal dengan istilah parestesia.
Menurut para pakar dari University of Rochester Medical Center di Amerika Serikat, sensasi kesemutan muncul saat saraf mengalami gangguan dan mengirimkan sinyal-sinyal berlebihan dalam bentuk impuls listrik.
Sinyal ekstra inilah yang diterjemahkan oleh otak sebagai sensasi kesemutan, di mana saraf jadi sangat aktif dan peka terhadap rangsangan.
Nah, pada kondisi tertentu, Moms mungkin juga butuh menggunakan obat kesemutan.
Faktor Risiko Kesemutan
Tidak ada kondisi tertentu yang menyebabkan kesemutan. Siapa saja dapat mengalami kesemutan, tetapi orang tua/lansia biasanya lebih sering mengalaminya.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kesemutan, di antaranya:
- melakukan gerakan berulang yang berulang kali menekan saraf, seperti mengetik, memainkan alat musik, atau berolahraga
- banyak minum dan makan makanan yang buruk yang menyebabkan kekurangan vitamin, khususnya vitamin B-12 dan folat
- menderita diabetes tipe 1 atau 2
- memiliki kondisi autoimun
- memiliki kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis
Pada kondisi tertentu, Moms bisa membutuhkan obat kesemutan.
Baca Juga: 8 Penyebab Rambut Rontok Pada Remaja, Waspadai Gangguan Autoimun!
Penyebab Kesemutan
Sebelum mencari tahu tentang obat kesemutan, ada banyak kemungkinan penyebab Moms sering kesemutan.
Mulai dari penyebab umum seperti saraf kejepit hingga yang serius seperti penyakit.
Begini penjelasan lengkapnya.
1. Saraf Kejepit
Dilansir dari Medical News Today, kesemutan di kaki dan tangan bisa disebabkan oleh masalah saraf kejepit di area tulang belakang.
Saraf kejepit sendiri bisa terjadi akibat cedera (misalnya karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor) atau karena pembengkakan.
Selain sering kesemutan, Moms juga mungkin merasakan gejala saraf kejepit lain seperti saraf nyeri, kaku, dan sulit digerakkan.
2. Kehamilan
Moms yang sedang hamil mungkin kerap mengalami kesemutan.
Menurut situs kesehatan keluarga Family Doctor, kesemutan biasanya dirasakan mulai dari pertengahan hingga akhir kehamilan.
Kesemutan saat hamil umumnya terjadi ketika Moms bangun tidur, di tengah malam, atau saat Moms melakukan gerakan tertentu.
Kehamilan memang memengaruhi keseimbangan hormon yang bertugas untuk memelihara kesehatan saraf. Di samping itu, beban yang bertambah ketika Moms hamil juga membuat saraf harus bekerja lebih keras.
Akibatnya, saraf jadi lebih sensitif pada masa kehamilan.
3. Kekurangan Vitamin
Seperti yang dijelaskan dalam Medical News Today, kekurangan jenis vitamin tertentu ternyata bisa jadi penyebab sering kesemutan.
Vitamin E, B1, B6, dan B12 adalah vitamin yang berfungsi untuk memelihara kesehatan saraf.
Maka, kekurangan keempat jenis vitamin ini berisiko membuat Moms mudah kesemutan.
Tenang saja, Moms, kekurangan vitamin saraf tersebut bisa diatasi dengan makan lebih banyak buah-buahan, sayuran hiijau seperti bayam dan brokoli, atau minum suplemen yang dianjurkan dokter.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Vitamin Ibu Hamil yang Paling Dibutuhkan
4. Diabetes
Penyakit diabetes bisa menyebabkan komplikasi yang dikenal dengan istilah neuropati perifer alias kerusakan saraf tepi. Melansir dari WebMD, neuropati perifer bisa ditandai dengan kesemutan yang berawal dari kaki.
Lama-lama kesemutan di kaki akan terus menjalar hingga tangan dan lengan.
Bila tidak segera diperiksa dan ditangani oleh dokter, kesemutan karena diabetes bisa jadi semakin parah hingga menyebabkan kerusakan saraf serius.
5. Infeksi
Beberapa jenis penyakit infeksi bisa menimbulkan gejala kesemutan.
Menurut Medical News Today dan WebMD, jenis infeksi penyebab sering kesemutan di antaranya yaitu herpes simpleks, HIV, hepatitis B dan C, kusta, cacar, dan penyakit Lyme.
Infeksi-infeksi tersebut dapat menyebabkan peradangan pada saraf. Akibatnya, saraf pun mengirimkan sinyal ke otak yang Moms rasakan sebagai kesemutan.
Baca Juga: Obat Penguat Kandungan: Fungsi, Efek Samping, dan yang Membutuhkannya
6. Efek Samping Obat
Apakah Moms sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dari dokter?
Bila ya, kemungkinan efek samping obat tersebutlah yang memicu tangan dan kaki kesemutan.
Dilansir dari Medical News Today, obat-obatan yang memengaruhi kerja saraf dan bisa menimbulkan kesemutan meliputi obat kanker, obat antikejang, obat untuk penyakit jantung, dan obat untuk tekanan darah tinggi.
Konsultasikan ke dokter bila Moms mencurigai efek samping obat sebagai penyebab sering kesemutan, ya.
7. Penyakit Sistemik
Dicatut dari kamus kesehatan Kementerian Kesehatan Inggris, MedlinePlus, penyakit sistemik adalah penyakit yang menyerang berbagai organ tubuh sekaligus.
Maka, gangguannya pun akan dirasakan di seluruh tubuh, bukan hanya di satu bagian tertentu.
Nah, penyakit sistemik seperti penyakit hati (liver), gagal ginjal, kanker, dan tumor otak juga bisa menyerang saraf sehingga menimbulkan kesemutan.
Jadi kalau Moms memiliki keluhan kesehatan lainnya di samping sering kesemutan, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Baca Juga: Waspadai 10 Penyakit Ini saat Moms Sering Mengalami Tangan Kesemutan
Cara Mengatasi Kesemutan
Sebenarnya, kesemutan ini dapat hilang dengan sendirinya. Jadi, Moms tidak ada suatu hal khusus yang digunakan untuk obat kesemutan.
Namun, Moms perlu waspada jika kesemutan terus muncul dalam jangka waktu lama dan tanpa penyebab yang jelas.
Segeralah konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat untuk cara mengatasi kesemutan yang tepat. Bersiaplah untuk memberikan riwayat kesehatan pada dokter.
Sebutkan aktivitas apa pun yang Moms ikuti, yang melibatkan gerakan berulang. Buat juga daftar obat bebas atau resep yang diminum.
Mengutip Healthline, dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan yang diketahui untuk membantu mereka membuat diagnosis dan memberikan obat kesemutan.
Jika Moms menderita diabetes, misalnya, dokter mungkin akan menentukan apakah ada kerusakan syaraf, atau neuropati.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Ini kemungkinan akan mencakup pemeriksaan neurologis juga. Tes darah dan tes laboratorium.
Apabila dokter mencurigai ada masalah dengan leher atau tulang belakang, mereka mungkin akan merekomendasikan Moms untuk tes lanjutan, seperti sinar-X, CT scan, atau MRI scan.
Bergantung pada hasil, mereka mungkin merujuk Moms ke spesialis, seperti ahli saraf, ahli ortopedi, atau ahli endokrin.
Perawatan kesemutan ini nantinya akan tergantung pada penyebab yang menyertai.
Misalnya, jika Moms mengalami kesemutan karena cedera gerakan berulang, beberapa penyesuaian gaya hidup atau terapi fisik mungkin akan dapat menyembuhkan kesemutan.
Sementara jika kesemutan disebabkan oleh penyakit yang mendasari, mendapatkan pengobatan untuk penyakit tersebut dapat meredakan gejala dan menjadi obat kesemutan.
Pada kesimpulannya, keadaan pribadi atau kesehatan Moms yang akan menentukan apakah kesemutan bisa membaik dan apakah perlu menggunakan obat kesemutan.
Namun, beberapa jenis kerusakan saraf yang menyebabkan kesemutan biasanya tidak dapat diubah.
Baca Juga: Nyeri Bahu dan Cara Tepat Mengatasinya Menurut Ahli Ortopedi
Cara Mencegah Kesemutan
Meski kesemutan biasa terjadi tiba-tiba, tetapi sebenarnya kondisi ini dapat dicegah, lho, Moms.
Tanpa perlu menggunakan obat kesemutan.
Mengutip Medical News Today, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk membantu meminimalkan risiko terjadinya saraf terjepit, penyebab kesemutan.
Misalnya dengan mempertahankan postur tubuh dan posisi tubuh yang baik untuk menghindari tekanan yang tidak perlu pada saraf.
Menghindari cedera yang dapat terjadi karena mengangkat berat dan salah juga penting.
Dengan memerhatikan posisi tubuh, dan dengan sering mengubah posisi, seseorang dapat menghindari kompresi saraf, yang dapat menyebabkan kesemutan.
Selain itu, membatasi gerakan berulang, atau setidaknya sering-sering beristirahat saat melakukan aktivitas tersebut, dapat mencegah kesemutan.
Seperti biasa, menjaga berat badan yang sehat dan berpartisipasi dalam olahraga teratur, termasuk latihan kekuatan dan kelenturan, adalah strategi yang baik untuk membangun otot yang kuat dan sehat.
Jadi, kesemutan dapat dihindari dan juga bisa diobati. Semoga membantu ya, Moms.
- https://familydoctor.org/changes-in-your-body-during-pregnancy-third-trimester/
- https://medlineplus.gov/ency/article/002294.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.