05 April 2021

Mengenal Perilaku Kompulsif dan Cara Menanganinya

Pengidapnya melaporkan bahwa mereka sadar akan sifat kompulsif yang tak masuk akal

Moms, cari tahu tentang perilaku kompulsif berikut ini.

Apakah Moms selalu menginginkan kesempurnaan? Misalnya, Moms merasa sangat terganggu ketika melihat kerah baju suami Moms yang kurang rapi atau ada setitik noda di taplak meja kesayangan Moms.

Jika ya, bisa jadi Moms memiliki masalah gangguan perilaku kompulsif. Lalu, apa itu gangguan perilaku kompulsif?

Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian kompulsif hingga cara menanganinya. Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: Ternyata, Nama Anak Mencerminkan Kepribadian Orangtuanya!

Pengertian Perilaku Kompulsif

kompulsif
Foto: kompulsif

Foto: Unsplash.com

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Neuropsychology Review: Defining Compulsive Behavior, perilaku kompulsif adalah tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten, meskipun sebenarnya dianggap tidak menyenangkan atau mengganggu.

Pengidapnya sering melaporkan bahwa mereka menyadari sifat kompulsif yang dilakukan tidak masuk akal (misalnya, mencuci tangan 20 kali) dan adanya efek mengganggu dari kompulsif tersebut terhadap hidupnya, tetapi mereka tidak selalu dapat memberikan alasan mengapa mereka melakukannya.

Gangguan kepribadian ini juga dikenal dengan istilah gangguan kepribadian obsesif-kompulsif atau obsessive compulsive personality disorder (OCPD) yakni gangguan kepribadian yang ditandai dengan kesempurnaan, keteraturan, dan kerapian yang ekstrem. 

Orang-orang dengan OCPD juga akan memaksakan standar mereka sendiri di luar lingkungannya. Orang dengan OCPD memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Kesulitan mengungkapkan perasaan
  • Kesulitan dalam membentuk dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain.
  • Pekerja keras, tetapi obsesi mereka terhadap kesempurnaan dapat membuat sifat pekerja keras ini menjadi tidak efisien.
  • Sering marah.
  • Sering menghadapi isolasi sosial.
  • Mengalami kecemasan yang terjadi dengan depresi.

OCPD sering disalahartikan sebagai gangguan kecemasan yang disebut gangguan kecemasan obsesif-kompulsif atau Obsessive Compulsive Disorder (OCD). 

Namun, keduanya tidaklah sama. Orang-orang dengan OCPD tidak tahu bahwa ada yang salah dengan cara mereka berpikir atau berperilaku. 

Mereka percaya bahwa cara berpikir dan berperilaku adalah satu-satunya cara yang benar dan bahwa semua orang salah.

Baca Juga: Jangan Dianggap Enteng, Yuk Kenali 5 Jenis Gangguan Kepribadian

Penyebab Perilaku Obsesif-Kompulsif (OCPD)

kompulsif
Foto: kompulsif

Foto: Unsplash.com

Penyebab gangguan kepribadian obsesif-kompulsif belum diketahui dengan pasti. Ada banyak faktor dan aspek yang memengaruhi seseornag terkena OCPD.

Namun, OCPD dapat disebabkan oleh kombinasi genetika dan pengalaman masa kanak-kanak.

Dalam studi yang diterbitkan dalam Bunga Rampai berjudul Treatment of Obsesive-Compulsive Personality Disorder, orang dewasa dapat mengingat apakah dirinya pernah mengalami OCPD sejak usia sangat dini. 

Di masa lalu, mereka merasa bahwa dirinya perlu menjadi anak yang sempurna atau patuh. Kebutuhan mengikuti aturan ini kemudian terbawa hingga dewasa.

Selain itu, orang yang tumbuh besar tanpa orangtua atau pengasuhan keluarga terdekat juga terindikasi mengidap gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

Baca Juga: Stres saat Hamil, Membuat Anak Punya Gangguan Kepribadian?

Orang yang Paling Berisiko Memiliki Perilaku OCPD

kompulsif
Foto: kompulsif

Foto: Unsplash.com

The International OCD Foundation (OCDF) mengatakan bahwa laki-laki memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena OCPD daripada perempuan.

Menurut penelitian berjudul A Comparison of Obsessive-Compulsive Personality Disorder Scales, antara 2 sampai 7 persen populasi di dunia menderita OCPD.

Hal ini menjadikannya sebagai gangguan kepribadian paling umum. Mereka yang memiliki diagnosis kesehatan mental lebih mungkin didiagnosa mengidap gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

Gejala Perilaku OCPD

kompulsif
Foto: kompulsif (healthline.com)

Foto: Orami Photo Stocks

Dokter mengklasifikasikan OCPD sebagai gangguan kepribadian. Gangguan tersebut merupakan gangguan perilaku yang dapat memengaruhi kehidupan sosial dan aktivitas seseorang.

Paling umum, gangguan kepribadian akan berkembang di akhir masa remaja dan menetap "dalam bentuk yang stabil" di masa dewasa.

Meskipun tidak ada tes diagnostik khusus untuk OCPD, seperti tes darah, seorang dokter dapat menganalisa gejala OCPD dengan melakukan sesi konsultasi untuk mengukur apakah mereka mungkin mengidap gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

Seorang dokter juga dapat melakukan sesi konseling dengan anggota keluarga dekat atau orang yang dicintai tentang aktivitas dan interaksi sehari-hari orang tersebut dengan orang lain.

Dokter kemudian akan mempertimbangkan apakah perilaku yang ditampilkan orang tersebut sejalan dengan perilaku OCPD?

Dokter mungkin tidak dapat segera mendiagnosa seseorang dengan OCPD. Beberapa sesi konseling mungkin diperlukan sebelum dokter mendiagnosa seseorang pengidap OCPD.

Di samping itu, ada beberapa gejala gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang terlihat dengan jelas seperti berikut:

  • Perfeksionis sampai merusak kemampuan menyelesaikan pekerjaan;
  • Tingkah laku kaku, formal;
  • Menjadi sangat hemat dengan uang;
  • Kebutuhan yang sangat besar untuk tepat waktu;
  • Perhatian yang ekstrem terhadap perhatian;
  • Pengabdian yang berlebihan untuk bekerja dengan mengorbankan keluarga atau hubungan sosial;
  • Menimbun barang-barang yang sudah usang atau tidak berguna;
  • Ketidakmampuan untuk berbagi atau mendelegasikan pekerjaan karena takut itu tidak akan dilakukan dengan benar;
  • Ketat terhadap list rencana;
  • Kepatuhan yang kaku terhadap aturan dan regulasi;
  • Kebutuhan yang sangat besar akan ketertiban;
  • Rasa kebenaran tentang cara melakukan sesuatu;
  • Kepatuhan yang kaku pada kode moral dan etika

Baca Juga: 3 Gangguan Kesehatan Mental yang Bisa Serang Ibu Hamil

Perilaku OCPD vs OCD

kompulsif
Foto: kompulsif

Foto: Orami Photo Stocks

Seperti yang telah dijelaskan di awal, meski terlihat sama, OCPD berbeda dengan OCD.

OCD adalah suatu kondisi di mana seseorang menghadapi pikiran dan perilaku yang tidak dapat mereka kendalikan tetapi merasakan dorongan untuk mengulang perilaku itu terus-menerus.

Contohnya ketakutan yang berkaitan dengan kuman atau kebutuhan untuk mengatur barang-barang dalam urutan yang "sempurna".

Seseorang dengan OCD juga dapat melakukan perilaku berulang, seperti sering mencuci tangan atau mengatur ulang barang-barang. Beberapa contoh perbedaan antara OCD dan OCPD meliputi hal berikut:

1. Kenyamanan dengan Pikiran

Orang dengan OCD tidak bisa mengendalikan pikirannya. Mereka sering berharap bahwa mereka dapat berhenti berpikir dengan cara tertentu tetapi ternyata tidak bisa.

Seseorang dengan OCPD tidak memiliki masalah dengan pikirannya. Sebaliknya, mereka menemukan kenyamanan dalam pikiran mereka dan percaya bahwa mereka bertindak dengan benar.

2. Keyakinan Membutuhkan Perawatan

Seseorang dengan OCPD sering tidak melihat adanya masalah dengan pikirannya. Mereka biasanya tidak berpikir bahwa mereka membutuhkan pengobatan.

Sebaliknya, orang dengan OCD lebih bersedia menerima gagasan bahwa mereka mungkin membutuhkan pengobatan.

Pikiran mereka mungkin membuat mereka merasa kesal dan bersalah tentang bagaimana kondisi mereka dapat memengaruhi orang lain.

3. Adanya Konflik

Seseorang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif sering kali terlihat sangat kritis dan pantang menyerah.

Ciri kepribadian ini biasanya menimbulkan masalah dengan teman dan keluarga, yang sering mengira bahwa orang tersebut berperilaku tidak wajar.

Perasaan ini bisa menimbulkan konflik. Sementara itu, OCD dapat memengaruhi hubungan karena berbagai alasan.

Sering kali, misalnya, pikiran dan perilaku seseorang mengganggu kemampuannya untuk bekerja dan berbicara dengan orang lain.

Baca Juga: Ketika Pasangan Mengidap Gangguan Mental

Pengaruh Perilaku OCPD Terhadap Hubungan dengan Orang Lain

kompulsif
Foto: kompulsif

Foto: Orami Photo Stocks

Mereka yang tinggal dengan orang yang mengidap OCPD umumnya menganggapnya sebagai pengalaman yang menantang.

Anggota keluarga sering kali melaporkan bahwa pengidap OCPD seolah-olah melontarkan kritik habis-habisan kepada anggota keluarga sehingga membuat orang lain selalu merasa bersalah.

Di kantor, rekan kerja mungkin mengalami kesulitan bekerja dengan pengidap OCPD.

Seseorang dengan OCPD sering kali bekerja dengan sangat baik secara individu, tetapi mereka akan mengalami kesulitan ketika mengerjakan proyek kelompok atau berbasis tim.

Selain itu, sebagai rekan kerja, Moms juga akan sering menemukan bahwa pengidap OCPD bersifat terlalu kaku dan kritis. Terkadang, hal ini dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan karena konflik.

Dilansir dari jurnal berjudul Living with obsessional personality, orang-orang dengan OCPD kurang memiliki hubungan emosional dengan orang lain.

Ada penilaian langsung dari orang lain terhadap standar pengidap OCDP yang sangat sulit dicapai secara konsisten.

Tak hanya itu, individu dengan OCPD akan dengan cepat mengenali hal-hal kekurangan pada hal-hal kecil dan memaparkannya ke permukaan. Setiap aspek dari karakter seseorang sangat diteliti.

'Cacat' apa pun, betapa pun kecilnya bagi orang lain, namun akan terlihat sebagai kesalahan fatal dan besar bagi pengidap OCPD dan hal ini tak jarang menimbulkan ketidaksetujuan dari banyak pihak.

Pasien dengan OCPD tidak dapat fokus pada apa pun kecuali kekurangannya dan akan melihatnya sebagai atribut utama orang tersebut. Persepsi yang sangat selektif ini sepenuhnya didasarkan pada permasalahan yang terjadi di kepribadian mereka sendiri.

Dalam hubungan jangka panjang, ini menyebabkan gesekan yang luar biasa dan akan membangkitkan emosi serta dendam negatif.

Akan ada perenungan berkelanjutan terhadap pengidap OCPD karena perilaku atau kebiasaan yang dianggap salah.

Dendam ini akan mengakibatkan individu dengan OCPD mengeluarkan banyak upaya untuk memaksa orang lain mengubah perilaku mereka.

Baca Juga: Ini Dampak Gangguan Kesehatan Mental Jika Tidak Diatasi, Jangan Anggap Enteng!

Pengobatan untuk Orang dengan Perilaku OCPD

kompulsif
Foto: kompulsif (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stocks

Orang dengan OCPD tidak melihat dirinya memiliki masalah, sehingga sulit untuk membujuk mereka untuk mencari pengobatan.

Namun, jika kondisi mereka mulai mengganggu pekerjaan dan kehidupan pribadinya, mereka seharusnya bersedia untuk mencari pengobatan. Menurut International OCD Foundation, perawatan untuk OCPD meliputi:

1. Terapi

Seseorang mungkin mencari perawatan dari terapis, yang dapat mengambil berbagai pendekatan berbeda. Ini termasuk terapi perilaku kognitif (CBT), yang membantu seseorang mengenali perilaku mereka sebagai kaku atau tidak normal.

Seorang terapis kemudian dapat membantu individu tersebut mengidentifikasi perilaku yang dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka untuk bergaul dengan orang lain.

Baca Juga: Mengenal Pseudobulbar, Gangguan Mental yang Membuat Joker Tertawa Tak Terkendali

2. Obat

Terkadang, orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif bisa mendapatkan disembuhkan dengan minum obat.

Dokter biasanya meresepkan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) untuk membantu seseorang mengurangi fiksasi mereka pada aturan dan ketertiban.

SSRI meningkatkan kadar serotonin di otak dan dapat memberikan pengaruh positif pada suasana hati, emosi, dan tidur.

3. Latihan Relaksasi

Praktik mindfulness, seperti meditasi, pernapasan dalam, dan teknik relaksasi, semuanya dapat membantu seseorang mengurangi tingkat stres yang menyebabkan mereka melakukan perilaku seperti OCPD.

Dengan waktu dan pengobatan, banyak penderita OCPD dapat menemukan motivasi untuk berubah.

Itulah pengertian mengenai kompulsif, kompulsif-obsesif (OCPD) hingga cara penangannya.

Jika Moms atau anggota keluarga lainnya mengalami gejala di atas, sebaiknya segera melakukan konsultasi atau konseling dengan dokter terkait untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Selain itu, tidak diperkenankan untuk mendiagnosa diri sendiri jika tidak dilakukan oleh tenaga profesional ya, Moms.

  • https://www.healthline.com/health/obsessive-compulsive-personality-disorder#support
  • https://books.google.co.id/books?id=66sYCgAAQBAJ&pg=PA417&lpg=PA417&dq=what+triggers+ocpd&source=bl&ots=4LR5n3_cUi&sig=VBlq6-5jQIIi18CmzWmReLqjOug&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=what%20triggers%20ocpd&f=false
  • https://iocdf.org/wp-content/uploads/2014/09/OCPD.pdf
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2858868/#R41
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5709690/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.