02 Juli 2024

8 Permainan Tradisional Jawa Tengah dan Cara Memainkannya

Dimainkan secara turun-temurun sejak dahulu

Permainan tradisional Jawa Tengah menjadi salah satu nilai budaya yang dimiliki masyarakat setempat.

Jawa Tengah termasuk ke dalam salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa.

Dengan ibu kota Semarang, provinsi ini memiliki kebudayaan yang beragam, termasuk berbagai jenis permainan tradisional.

Di Jawa Tengah, permainan disebut juga dengan dolanan.

Bukan hanya di Jawa Tengah saja, permainan tradisional juga dapat ditemui di berbagai kepulauan di Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Berkaitan dengan apa saja permainan tradisional Jawa Tengah, simak selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!

Baca juga: 8 Senjata Tradisional Jawa Tengah, Ada Keris hingga Tombak!

Permainan Tradisional Jawa Tengah dan Cara Memainkannya

Permainan tradisional Jawa Tengah memiliki teknik sederhana dan cukup mudah dimainkan.

Jenis permainan ini juga dapat memberikan nilai positif. Beberapa di antaranya bahkan dapat melatih kekompakan, kebersamaan, hingga gotong-royong.

Ada pula sebagian permainan yang diiringi dengan lagu khas Jawa Tengah, lho.

Yuk, cari tahu apa saja jenis permainan yang berasal dari Jawa Tengah!

1. Cublak-cublak Suweng

Cublak-cublak Suweng
Foto: Cublak-cublak Suweng (goodnewsfromindonesia.id)

Cublak-cublak suweng adalah permainan tradisional Jawa Tengah yang diiringi dengan lagu berjudul sama.

Permainan tradisional ini biasa dimainkan oleh anak-anak di pedesaan Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.

Permainannya ditentukan dengan gambreng untuk menentukan siapa yang berperan menjadi Pak Empong.

Pak Empong ini akan berbaring telungkup. Sedangkan, anak-anak lainnya akan duduk mengitari Pak Empong.

Semua anak akan meletakkan telapak tangan dalam posisi terbuka menghadap ke arah atas.

Satu dari mereka akan memegang biji atau kerikil dan mengopernya dari satu telapak tangan ke telapak tangan lain.

Sembari mengitar, mereka akan melantunkan lagu cublak-cublak suweng. Ini lirik lagunya:

Cublak-cublak suweng

Suwenge ting gelenter

Mambu ketundhung gudel

Pak Empong lera-lere

Sopo ngguyu ndhelikake

Sir, sir pong dhele kopong

Sir, sir pong dhele kopong

Saat lirik ‘sopo ngguyu ndhelikake’, ini adalah pertanda bahwa biji atau kerikil harus disembunyikan oleh anak yang menerima di telapak tangannya.

Pada akhir lagu, semua telapak tangan anak harus berada dalam posisi menggenggam.

Nah, di sini Pak Empong harus menebak di mana biji atau kerikil disembunyikan. Jika benar, anak tersebut harus bergantian menjadi Pak Empong.

2. Congklak

Congklak
Foto: Congklak (istockphoto)

Permainan tradisional Jawa Tengah selanjutnya adalah permainan congklak.

Permainan ini dikenal dengan nama yang berbeda pada masing-masing daerah.

Permainan tradisional ini membutuhkan kerang sebagai biji congklak. Jika tidak ada, pemain bisa menggunakan biji-bijian atau bebatuan kecil.

Permainan dilakukan oleh dua orang menggunakan papan congkak. Biji yang dibutuhkan dalam permainan ini berjumlah 49 butir per orang.

Papan congklak khas dari Jawa Tengah biasanya berbahan dasar kayu. Total lubang di atas papan adalah 16.

Dengan 7 lubang di masing-masing sisi dan saling berhadapan, pemain diharuskan 'menembak' biji lawan yang masih ada dalam lubang papan.

Di awal permainan, masing-masing lubang terisi 7 biji congklak.

Setelah suwit, pemain bisa langsung mengambil biji dari lubang sendiri dan meletakkannya satu per satu hingga biji dalam genggaman habis.

Permainan dianggap selesai jika sudah tidak ada lagi biji di atas papan yang bisa diambil dan dimainkan.

Pemenang permainan tradisional Jawa Tengah ini adalah orang yang mendapatkan biji paling banyak.

Baca juga: 10 Permainan Tradisional Jawa Barat dan Cara Memainkannya

3. Egrang (Enggrang)

Egrang
Foto: Egrang (istockphoto)

Permainan tradisional Jawa Tengah lainnya adalah egrang atau lebih dikenal enggrang. Permainan ini dilakukan menggunakan sepasang galah atau tongkat.

Pemain diharuskan berdiri di atas tongkat yang sudah diberi balok atau bambu kecil sebagai tungkuan telapak kaki.

Cara memainkannya adalah dengan berjalan sejauh mungkin sampai jarak yang sudah ditentukan.

Alat permainan ini terbuat dari dua batang bambu dengan panjang sama.

Sekitar 50 sentimeter dari bawah, bambu dilubangi dan dimasukkan balok atau bambu kecil berukuran 20 sampai 30 cm sebagai pijakan kaki.

Terlihat mudah, tetapi permainan ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Pemain harus fokus dan berhati-hati agar tidak terjatuh.


4. Engklek

Engklek (Freepik.com)
Foto: Engklek (Freepik.com)

Permainan tradisional Jawa Tengah ini dilakukan dengan menggambar garis di atas tanah atau media lain.

Permainan engklek lebih diminati oleh anak perempuan ketimbang laki-laki.

Cara bermainnya adalah dengan melompat menggunakan satu kaki di setiap petak yang sudah digambar.

Sebelum melangkah, pemain yang mendapat giliran harus melempar lempengan atau pecahan genteng ke salah satu kotak tersebut.

Pemain yang sudah menyelesaikan satu putaran diperbolehkan memilih petakan untuk dijadikan sebagai miliknya.

Teman sepermainan tidak boleh menginjak petakan itu. Sedangkan, pemilih boleh menurunkan kedua kaki di petakan miliknya.

Permainan ini dimenangkan oleh pemain yang memiliki banyak petakan.

5. Gobak Sodor

Gobak Sodor
Foto: Gobak Sodor (Wikipedia.org)

Gobak sodor atau galah asin (galasin) juga termasuk salah satu permainan tradisional Jawa Tengah.

Ini adalah permainan berkelompok, yang terdiri dari 3 sampai 5 orang di masing-masing kelompok.

Umumnya terdiri dari 2 kelompok.

Permainan ini dilakukan dengan menghadang lawan agar tidak bisa melewati garis pertahanan yang dibuat.

Agar kemenangan berada dalam genggaman, anggota masing-masing kelompok harus bekerja keras melakukan gerakan bolak-balik.

Permainan umumnya dilakukan di lapangan seluas 9 x 4 meter yang dibagi menjadi 6 bagian.

Masing-masing kelompok akan menentukan garis batasnya dengan kapur.

Anggota kelompok terbagi menjadi dua, yaitu penjaga garis vertikal dan horizontal.

Bagi penjaga garis horizontal, mereka akan berusaha menghalangi lawan yang ingin melewati garis pertahanan.

Anggota kelompok yang mendapatkan tugas menjaga garis batas vertikal, ia memiliki akses untuk melewati seluruh garis vertikal di tengah lapangan.

Permainan ini mengasyikkan dan sulit, karena tiap orang harus fokus menjaga garis dan berlari secepat mungkin jika ada lawan yang ingin melewati batas.

Baca Juga: 15 Manfaat Permainan Tradisional untuk Anak, Wajib Tahu!

6. Bentengan

Ilustrasi Bermain Bentengan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Bermain Bentengan (Orami Photo Stock)

Bentengan adalah permainan yang menggunakan dua kelompok yang saling berhadapan. Permainan ini melatih kerjasama tim, strategi, dan keberanian.

Cara bermainnya adalah dengan membangun benteng dari benda-benda di sekitar dan menjaga benteng dari serangan kelompok lawan.

Kelompok yang berhasil mempertahankan bentengnya atau menghancurkan benteng lawan terlebih dahulu adalah pemenangnya.

Permainan bentengan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki banyak manfaat, seperti mengembangkan kebugaran fisik melalui aktivitas berlari dan mengejar.

Selain itu, permainan ini mengajarkan keterampilan sosial dan kognitif, seperti kerja sama tim, komunikasi efektif, berpikir strategis, dan sportivitas.

7. Gasing

Gasing
Foto: Gasing (Instagram.com/nahdygraph4)

Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Jawa Tengah yang populer khususnya di pedesaan.

Permainan ini dimainkan dengan cara memutar baling-baling kayu yang disebut gasing dengan menggunakan tali.

Gasing terbuat dari kayu keras seperti jati atau mahoni, dan dibentuk dengan berbagai macam ukuran dan motif yang menarik.

Permainan gasing melatih ketangkasan tangan, koordinasi, dan konsentrasi.

Selain itu, gasing juga mengajarkan tentang sportivitas dan kerjasama tim, karena permainan ini sering dimainkan secara berkelompok.

8. Bekelan atau Bola Bekel

Bola Bekel
Foto: Bola Bekel (Lazada.co.id)

Permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak karena tidak hanya menyenangkan, tetapi juga melatih ketangkasan tangan, koordinasi, dan konsentrasi.

Cara bermainnya dimulai dengan melempar bola bekel ke udara, dan saat bola jatuh, pemain harus berusaha mengambil biji-bijian sebanyak mungkin dengan satu tangan sebelum bola kembali ke tanah.

Pemain yang berhasil mengumpulkan biji terbanyak tanpa menjatuhkan bola adalah pemenangnya.

Bekelan juga mengajarkan keterampilan strategis, karena pemain harus menentukan kapan saat yang tepat untuk mengambil biji-bijian dan berapa banyak yang bisa diambil dalam satu gerakan.

Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang mahal atau rumit, sehingga dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja

Hal ini menjadikannya sebagai salah satu permainan tradisional Jawa Tengah yang mudah diakses oleh anak-anak di berbagai lingkungan.

Baca juga: Serunya 11 Permainan Tradisional Lampung yang Masih Eksis hingga Kini

Itulah beberapa jenis permainan tradisional Jawa Tengah. Beberapa di antaranya masih, lho, dimainkan sampai sekarang.

Jadi, permainan mana yang akan Moms pilih untuk dilakukan bersama Si Kecil akhir pekan nanti?

  • https://jateng.idntimes.com/life/inspiration/bandot-arywono/5-permainan-tradisional-dari-jawa-tengah-favorit-anak-anak-zaman-dulu
  • https://www.yosefpedia.com/2021/08/12-permainan-tradisional-dari-jawa.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.