Plus-Minus Fenomena Instamom, Bagaimana Menyikapinya?
Saat ini, melalui instagram, muncul berbagai fenomena baru, seperti instamom, instababy, instakids, dan berbagai komunitas sosial.
Tujuannya pun beragam, ada yang sebagai sarana ekstistensi diri, memeroleh dan membagi informasi, sarana komunikasi dengan teman yang jarang dijumpai, mencari barang kebutuhan tertentu, berjualan dsb.
Fenomena instamom menjadi salah satu isu yang populer belakangan ini. Instamom adalah pengguna instagram yang sedang menjalani peran sebagai seorang ibu. Sebagai seorang ibu, banyak waktu dihabiskan bersama anak. Karena itu, ruang sosial atau waktu bersosialisasi dengan teman atau orang lain menjadi berkurang.
Maka, media sosial seperti instagram menjadi sebuah ruang baginya untuk membagikan cerita kehidupan ketika menjadi seorang ibu.
Ada banyak hal lain yang dilakukan para ibu melalui instagram ini, sebagai ajang silaturahmi, update informasi tentang lingkungan sekitar, berbagai tentang hal yang sedang tren, sarana belanja produk baru, dan sebagainya. Dan, semua itu dapat dilakukan di rumah atau di sela-sela kehidupan sebagai seorang ibu yang sibuk.
Eksistensi Diri Versus Pamer
Ada yang bilang, posting status dan foto di media sosial, termasuk di Instagram adalah suatu bentuk eksistensi diri. Eksistensi diri juga dibahas dalam teori kebutuhan Abraham Maslow, selain kebutuhan fisiologis, rasa aman dan kasih sayang, manusia membutuhkan penghargaan dan aktualisasi diri.
Jadi, eksis di instragram tentu menjadi hal normal di di zaman sekarang. Selain menunjukkan keberadaannya sebagai sebuah pribadi, hal ini juga memengaruhi kepercayaan dirinya.
Tentu dengan syarat, selama penggunaan instagram tidak berlebihan dan hal yang bersifat pribadi dibagikan secara tidak berlebihan, maka masih dikatakan normal. Kenapa? Karena segala sesuatu yang dilakukan berlebihan akan menjadi obsesi dan mengarah pada sebuah perilaku yang cenderung negatif.
Dengan kata lain, jangan sampai eksistensi diri yang ditunjukkan melalui instagram itu menjadi ajang “pamer” dimata orang lain. Pamer merupakan istilah yang sering dipakai saat ini dan cenderung bermakna negatif.
Dalam hal ini, terlalu berlebihan ketika memposting informasi diri di instagram. “Pamer diri juga menjadi negatif ketika yang ditunjukkan pada orang lain melalui instragram itu adalah sesuatu yang hanya bersifat materil atau kekayaan materi tanpa ada informasi bermakna lainnya.”
Baca Juga : Perlukah Membuat Akun Instagram Untuk Bayi?
Petik Hal Positif
Tak sedikit figur publik atau artis juga memanfaatkan instragram untuk sharing kegiatannya bersama si kecil.
Kemudian, bermunculan pula selebgram atau sosok yang banyak dikenal via media sosial, yang menunjukkan kebersamaan dengan anaknya. Mereka membagikan cerita kehidupannya sehari-hari dan bagaimana peran serta kehidupannya sebagai seorang ibu.
Lalu, bagaimana cara kita menyikapi para instamom atau selebgram yang sekarang ini marak? Ini pesan dari Nana, psikolog dari RS Royal Progress, Jakarta :
1. Kita harus memiliki benteng diri dan filter diri yang baik. Hindari semua seleb di-follow, batasi diri hanya mem-follow seleb yang punya influence positif.
2. Jangan cuma karena fans berat dengan sang seleb, lalu Moms ikut-ikutan dan memaksa diri untuk mirip si seleb.
Misal, melihat pakaian seleb dan anaknya yang lucu yang harganya luar biasa lalu memaksakan diri untuk membeli pakaian yang sama. Sementara, kebutuhan primer malah terabaikan.
3. Tentu tidak hanya memerhatikan style berpakaian, hal lain misalnya mainan anak, acara tur ke luar negeri, serta gaya hidup seleb yang glamour juga bukan tolak ukur kita mencari eksistensi diri.
4. Jadilah diri sendiri sesuai kemampuan maka kita akan terhindar dari efek negatif dunia luar.
Menurut Nana, hal-hal positif dari para instamom seleb dan selebgram juga tentu banyak sekali. “Mereka tampak memiliki kedekatan dan kebanggaan dengan anak. Namun, tidak harus seperti anak seleb yang berlimpah materi dengan mainan dan pakaian mahal, berikan anak sesuai kebutuhannya.
Hal penting lainnnya adalah:
1. Berikan anak waktu dan perhatian yang berkualitas. Luangkan waktu lebih banyak bermain bersama anak akan menjadikan anak bahagia.
2. Pastikan anak-anak tidak terabaikan ketika kita asyik bermain gadget dan menjelajah di instagram.
(HIL)
foto : Shutterstock
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.