Ciri Pola Asuh Permisif dan Dampak Buruknya pada Anak
Pola asuh permisif atau permissive parenting adalah gaya pengasuhan dengan memberikan kebebasan pada anak agar tumbuh tanggung jawab dengan sendirinya.
Orang tua akan lebih santai dan tidak menerapkan aturan atau struktur tertentu yang harus diikuti anak.
Orang tua yang permisif sering kali sangat responsif dan penuh kasih.
Gaya pengasuhan ini didefinisikan dengan tidak memiliki aturan.
Perlu diketahui bahwa pemilihan pola asuh sangat penting untuk perkembangan anak.
Jika pola asuh yang diberikan tak cocok dengan karakter anak, dalam hal ini pola asuh permisif, bisa jadi bumerang di kemudian hari.
Walau demikian, pola asuh permisif memiliki sisi positif karena mampu menjadi teman baik untuk anak-anak.
Dalam hal memberikan kehangatan, perhatian intens dan interaksi memang tidak perlu diragukan lagi.
Berikut ini adalah ciri-ciri orang tua dengan pola asuh permisif, serta dampaknya pada anak-anak.
Yuk, disimak, Moms!
Baca Juga: 22 Cara Mendidik Anak di Era Digital, Orang Tua Wajib Tahu!
Ciri-Ciri Orang Tua dengan Pola Asuh Permisif
Anak dengan pola asuh permisif, diharapkan dapat belajar mengatur dirinya sendiri tanpa ada campur tangan orangtua.
Orang tua juga berekspetasi anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif karena terbiasa mengekspresikan dirinya sendiri.
Sayangnya, orang tua permisif cenderung memanjakan anak dan jarang menuntut sesuatu dari anak mereka.
Mereka cenderung enggan memberi batasan pada anak.
Nah, apakah Moms termasuk orang tua dengan pola asuh permisif? Yuk simak ciri-cirinya:
1. Tidak Memiliki Aturan yang Tegas
Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif jarang memiliki peraturan yang ketat bagi anak mereka.
Akibatnya, anak cenderung semaunya dalam memilih apa yang dia inginkan.
Misalnya, anak bebas makan apa pun yang dia mau (walaupun kurang bergizi, misalnya).
Anak tidak memiliki jam tidur tetap, anak bebas menonton televisi, atau bermain dengan gawai terus-menerus, dan sebagainya.
Sekali pun ada peraturan, sering kali orang tua menerapkannya secara tidak konsisten.
Selain itu, bila orang tua meminta anak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya, anak akan mengabaikan.
2. Menggunakan Suap
Lalu, bagaimana jika anak melakukan tindakan yang kurang baik? Orang tua tipe ini jarang mengatakan kata "tidak" kepada anaknya.
Mereka cenderung memilih untuk menyuap anak untuk menghindari perilaku tidak baik dari pada memberikan hukuman.
Misalnya, menjanjikan untuk membeli mainan apabila anak berhenti menangis, memberikan jajanan, seperti permen atau es krim, dan lain-lain.
Baca Juga: 17+ Serial dan Film Kartun Anak, Ide Tontonan Libur Sekolah
3. Mengabaikan Sifat Kurang Hormat dari Anak
Pernahkah Moms membiarkan anak marah dan memukul?
Atau pernahkah Moms membebaskannya menangis keras-keras di muka umum?
Jika jawabannya ya, itu artinya Moms menerapkan pola asuh permisif.
Dengan gaya pengasuhan seperti itu, Moms cenderung mengabaikan sifat kurang baik dari anak, sekalipun itu sangat tidak sopan.
Ini karena Moms selalu menganggap hal itu sebagai perilaku kekanak-kanakan yang tidak perlu dikoreksi.
4. Jarang Menghukum Anak
Pada pola asuh permisif, orang tua jarang memberikan hukuman atau mendisiplinkan anak apabila melakukan sesuatu yang salah.
Sebaliknya, orang tua hanya berusaha mengalihkan perilaku anak dengan hal lain.
Apabila anak diberikan hukuman, mungkin hanya hukuman ringan.
Sehingga, di mata orang luar, Moms seolah tidak memberikan tindakan sama sekali yang mendisiplinkan perilakunya.
Baca Juga: 13 Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak, Ada Apa Saja?
Pengaruh Buruk Pola Asuh Permisif Pada Anak
Orang tua yang permisif umumnya tidak mengawasi atau mengatur anak-anaknya.
Akibatnya, melansir laman Parents, telah menemukan bahwa anak-anak dari orang tua yang permisif cenderung abai dengan pengendalian diri.
Ini akan mengarah ke berbagai hasil yang buruk, lho.
Berikut adalah beberapa efek negatif dari pola asuh permisif.
1. Prestasi Akademik yang Buruk atau Menurun
Orang tua yang permisif cenderung tidak memantau kebiasaan belajar anak-anaknya. Alhasil, anak akan menjadi kurang disiplin diri.
Orang tua yang permisif juga tidak menuntut anak-anak mereka untuk berprestasi atau menetapkan tujuan untuk diperjuangkan oleh anak-anak mereka.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang permisif cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah.
2. Lebih Impulsif dan Agresif
Orang tua dengan pola asuh permisif tidak mengontrol atau mengatur perilaku anak-anaknya.
Sehingga anak-anak mereka kurang menyadari batas-batas perilaku yang dapat diterima oleh sekitar.
Mereka juga menunjukkan kontrol impulsif yang buruk dan memiliki lebih banyak masalah perilaku.
Ketika menghadapi situasi stres, mereka lebih cenderung menggunakan tubuh dan emosi, sehingga menjadi agresif.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Game Online untuk Anak dan Remaja, Menghibur!
3. Lebih Rentan Terhadap Kenakalan, Penyalahgunaan Zat dan Alkohol
Melansir laman Parenting Science, anak-anak dari orang tua yang permisif lebih cenderung dikaitkan dengan perilaku buruk.
Ini termasuk penyalahgunaan zat, dan masalah terkait alkohol karena mereka memiliki kontrol akan diri yang buruk.
4. Kurang Mampu Mengatur Diri Sendiri
Manajemen emosi bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, sehingga perlu dipelajari saat tumbuh dan berkembang.
Karena anak-anak dengan pola asuh permisif dibiarkan mengatur aktivitas, perilaku, dan emosinya sendiri di usia muda, mereka cenderung lebih sulit mengatur diri sendiri.
5. Keterampilan Sosial yang Buruk
Studi telah menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh pola asuh permisif cenderung memiliki lebih sedikit empati.
Alhasil, ini akan mengarah pada keterampilan sosial yang buruk.
Bahkan, mereka umumnya menampilkan lebih banyak perilaku anti-sosial.
6. Lebih Cenderung Kelebihan Berat Badan
Orang tua yang permisif tidak mengatur makan anak mereka, dan cenderung memberi kebebasan.
Anak yang terbiasa dengan pola asuh permisif dua kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dibandingkan dengan pola asuh lainnya.
Baca Juga: 6 Cara Mengobati Luka Jatuh pada Anak, Si Kecil Bisa Cepat Aktif Main Lagi!
Bagaimana Cara Mengubah Pola Asuh Permisif?
Jika Moms sudah mulai merasa pola asuh permisif justru memberikan dampak buruk pada anak-anak, mungkin Moms mempertimbangkan untuk mengubahnya.
Ini bisa saja sulit, karena Moms sudah mulai terbiasa begitu pula dengan anak-anak.
Mulai menegakkan aturan dan mampu mengatasi anak yang sedang kesal dari awal, tentu akan membutuhkan tenaga ekstra.
Melansir dari Encyclopedia of Infant and Early Childhood Development Journal, ada beberapa strategi yang bisa Moms gunakan. Yaitu:
1. Kembangkan Daftar Aturan Dasar di Rumah
Agar Si Kecil tahu bagaimana mereka seharusnya berperilaku, mereka perlu memahami dengan jelas apa harapan Moms di rumah.
Oleh karena itu, penting untuk menerapkan aturan dasar yang mereka pahami dan juga laksanakan.
Misalnya, mereka harus tahu kapan boleh makan makanan manis dan melarangnya sebelum waktunya.
2. Tegas dan Konsisten
Ini bisa menjadi perjuangan terbesar bagi orang tua yang cenderung permisif, tetapi ini penting.
Cobalah untuk tegas dan konsisten, tetapi tetap penuh kasih.
Bantu Si Kecil memahami mengapa aturan seperti itu penting dengan memberikan umpan balik dan penjelasan yang jelas, tetapi tetap pastikan ada konsekuensinya.
Baca Juga: 12+ Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Coba Yuk Moms!
3. Pastikan Si Kecil Tahu Selalu Ada Konsekuensi dari Tindakan
Seluruh aturan Moms akan menjadi tidak berguna kecuali ada konsekuensi bila mereka melanggarnya.
Time-out dan kehilangan hak istimewa adalah konsekuensi logis untuk melanggar aturan dalam rumah.
Misalnya, mereka kehilangan waktu bermain gadget karena terlambat mengerjakan tugas sekolah.
4. Menghargai Setiap Tindakan Baik Mereka
Cobalah untuk berikan Si Kecil apresiasi jika melakukan hal baik.
Contohnya, saat mereka tepat waktu makan dan tidur, maka Moms bisa memberikan pujian atau sesekali hadiah yang bermanfaat seperti buku baru.
Baca Juga: 5 Tahap Perkembangan Psikoseksual Anak Sesuai Usia
Itu dia informasi seputar pola asuh permisif yang bisa berdampak buruk apabila tidak disertai kontrol pada anak.
Semoga Moms dan Dads bisa menerapkan pola asuh yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil dengan optimal.
- https://www.verywellmind.com/what-is-permissive-parenting-2794957
- https://parentingscience.com/permissive-parenting/
- https://www.parentingforbrain.com/permissive-parenting/
- https://www.ahaparenting.com/read/permissive-parenting
- https://www.healthline.com/health/parenting/what-is-permissive-parenting
- https://www.sciencedirect.com/topics/psychology/permissive-parenting
- https://www.parents.com/parenting/better-parenting/style/permissive-parenting-the-pros-and-cons-according-to-a-child-psychologist/
- https://media.neliti.com/media/publications/109646-ID-hubungan-pola-asuh-permisif-orang-tua-de.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.