Polimiositis Bikin Susah Gerak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Moms, otot-otot dalam tubuh memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup. Bahkan kegiatan sederhana seperti membuka mata membutuhkan otot. Itulah sebabnya polimiositis dapat membuat aktivitas menjadi sulit.
Polimiositis adalah kondisi langka, di mana otot mengalami peradangan dan pelemahan.
Orang dengan kondisi ini dapat mengalami ketidaknyamanan, nyeri, dan kelemahan pada beberapa otot.
Ketika kelemahan otot berkembang, seseorang mungkin mengalami kesulitan bergerak seperti biasa atau melakukan tugas sehari-hari.
Baca juga: Pengertian tentang Tonus Otot dan Cara Pemeriksaannya
Ada beberapa pilihan pengobatan yang berbeda untuk polimiositis. Kebanyakan orang merespons pengobatan dengan baik, dan beberapa bahkan sembuh total.
Namun, pengobatan seumur hidup biasanya diperlukan untuk mencegah kekambuhan. Lebih jelasnya, yuk simak pembahasan berikut ini, Moms!
Apa Itu Polimiositis?
Foto: Orami Photo Stock
Polimiositis adalah salah satu jenis miopati otot. Istilah "miopati" mengacu pada penyakit di mana serat otot tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Orang yang menderita polimiositis biasanya mengalami kelemahan pada otot-otot yang paling dekat dengan batang tubuh.
Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan kronis dan kelemahan otot rangka, yang bertanggung jawab untuk gerakan.
Kondisi ini dapat memengaruhi kedua sisi tubuh dan biasanya dimulai pada otot lengan atas dan paha.
Bila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, polimiositis pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang kesulitan bergerak.
Seperti Apa Gejalanya?
Foto: Orami Photo Stock
Gejala utama polimiositis adalah kelemahan otot. Biasanya memengaruhi otot proksimal terlebih dahulu, atau otot-otot yang paling dekat dengan batang tubuh, yaitu:
- Otot bahu
- Otot lengan atas
- Otot pinggul
- Otot paha
Seiring perkembangan penyakit, kelemahan otot juga dapat terjadi pada otot distal, yang merupakan otot terjauh dari batang tubuh.
Contohnya termasuk otot betis dan otot lengan bawah.
Baca juga: Kejang Otot: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dan Cara Mencegahnya
Pada tahap awal, polimiositis dapat menyebabkan ketidaknyamanan ringan. Saat otot terus melemah, penderitanya dapat mengalami kesulitan bergerak.
Tergantung pada kelompok otot mana yang terpengaruh, kondisi ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan saat melakukan beberapa aktivitas seperti:
- Menaiki tangga
- Mengangkat benda
- Meraih sesuatu di atas
- Berdiri
- Mengangkat kepala saat berbaring
- Menelan
Polimiositis juga dapat dikaitkan dengan masalah paru-paru. Penyakit paru interstisial adalah kemungkinan penyebab masalah pernapasan yang terjadi.
Gejala lain yang mungkin terjadi akibat polimiositis adalah:
- Batuk kering kronis
- Sesak napas
- Kesulitan bicara
- Kelelahan
- Radang sendi
Penyebab Polimiositis
Foto: Orami Photo Stock
Penyebab pasti dari polimiositis sebenarnya tidak diketahui. Namun, menurut penelitian pada 2012 di Indian Journal of Dermatology, penyakit ini diyakini terjadi akibat gangguan autoimun.
Meski dapat terjadi pada orang dari segala usia, polimiositis paling sering muncul antara usia 50-70 tahun.
Penyakit ini jarang terjadi pada orang yang lebih muda dari 18 tahun, dan 2 kali lebih umum terjadi pada wanita daripada pria.
Gangguan atau penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat di dalam tubuh secara keliru.
Pada kasus polimiositis, sistem kekebalan menyerang serat otot, lalu menyebabkan kerusakan dan peradangan.
Pemeriksaan untuk Diagnosis
Foto: Orami Photo Stock
Untuk mendiagnosis polimiositis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan seseorang.
Jika dokter mencurigai adanya polimiositis, beberapa pemeriksaan berikut ini akan dilakukan:
1. Tes Darah
Orang yang menderita polimiositis biasanya memiliki antibodi tingkat tinggi yang spesifik untuk peradangan otot atau creatine kinase (CK) dalam darah.
Antibodi adalah protein yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai bagian dari proses inflamasi.
Tingkat antibodi yang tinggi dapat menunjukkan adanya penyakit inflamasi yang mendasari, seperti polimiositis.
CK adalah enzim yang ada dalam serat otot. Ketika serat otot menjadi rusak, CK keluar dari serat dan masuk ke aliran darah.
2. Tes Elektromiografi (EMG)
Tes elektromiografi bertujuan untuk memeriksa fungsi otot dan saraf yang mengendalikan tubuh.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan jarum halus yang disebut elektroda ke dalam otot.
Dokter kemudian akan meminta pasien untuk mengontraksikan ototnya. Kemudian, monitor komputer merekam aktivitas listrik otot sebagai respons terhadap kontraksi.
3. Tes Pencitraan
Tes pencitraan, seperti pemindaian MRI atau ultrasound, dapat dilakukan untuk membantu dokter mengidentifikasi peradangan otot.
Studi pada 2002 di American Journal of Roentgenology mengungkapkan bahwa teknik Whole-Body MR Imaging dapat membantu diagnosis polimiositis.
Pemeriksaan ini adalah metode lengkap yang nyaman untuk mengevaluasi pasien dengan peradangan otot yang disebabkan oleh polimiositis.
Dengan tes ini, dokter dapat mengevaluasi beban inflamasi total dengan melihat beberapa kelompok otot yang tidak terlihat dengan protokol standar.
4. Biopsi Otot
Biopsi otot dilakukan dengan mengangkat sejumlah kecil jaringan otot untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
Baca juga: Mengenal Epididimis dan Peradangan yang Terjadi di Organ Ini
Pengobatan Polimiositis
Foto: Orami Photo Stock
Sebenarnya, tidak ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan polimiositis.
Namun, beberapa perawatan tersedia untuk membantu mengelola peradangan dan mengurangi gejala, yaitu:
- Kortikosteroid dan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan otot
- Obat imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan dan mengendalikan peradangan
- Imunoglobulin intravena, yang menggunakan antibodi sehat untuk melawan antibodi yang merusak otot
- Terapi fisik untuk membantu memperkuat otot dan meningkatkan mobilitas
- Terapi wicara untuk mengatasi kesulitan dan gangguan bicara yang terjadi
Orang dengan polimiositis umumnya memerlukan pengobatan seumur hidup. Kebanyakan orang merespons pengobatan dengan baik dan mendapatkan kembali kekuatan otot mereka.
Namun, beberapa orang mungkin menemukan bahwa kelemahan otot mereka berlanjut sampai tingkat tertentu.
Banyak orang yang menerima pengobatan untuk polimiositis sebagian atau seluruhnya sembuh dari penyakit. Namun, mereka mungkin tetap berisiko kambuh.
Orang yang tidak sembuh dari polimiositis dapat terus mengembangkan cacat yang signifikan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan tambahan, seperti:
- Malnutrisi, karena kesulitan menelan
- Gagal napas
- Radang paru-paru
- Kardiomiopati inflamasi
Itulah pembahasan mengenai polimiositis. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat ya, Moms.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3482800/
- https://www.ajronline.org/doi/full/10.2214/ajr.179.4.1790967
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/polymyositis
- https://www.verywellhealth.com/an-overview-of-polymyositis-4134706
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12053-polymyositis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.