Mengenal Imunoterapi: Persiapan, Cara Kerja, Jenis, Manfaat, dan Efek Sampingnya
Indonesia telah mengenal imunoterapi untuk kanker paru sejak tahun 2016.
Meski begitu, metode ini ternyata juga bisa digunakan untuk pengobatan kanker jenis lainnya, lho.
Adapun peningkatan pemulihan pasca terapi imun ini untuk sejumlah pasien kanker.
Mari ketahui pengertian hingga cara kerja dari imunoterapi sebagai pengobatan kanker secara umum.
Baca Juga: 15 Manfaat Tomat untuk Ibu Hamil, Bisa Mencegah Kanker!
Mengenal Pengobatan Imunoterapi
Foto: Ilustrasi Imunoterapi (Orami Photo Stocks)
Imunoterapi atau imun-onkologi (IO) adalah jenis pengobatan yang meningkatkan pertahanan alami tubuh untuk melawan kanker.
Ia bekerja dengan membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker.
Adapun ini telah banyak digunakan untuk pengobatan kanker, salah satunya Kanker Paru-paru Bukan Sel Kecil (KPBSK), menurut Roy Castle Lung Cancer Foundation.
“Sehingga cara baru ini meningkatkan harapan hidup pasien-pasien kanker paru stadium lanjut menjadi lebih panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” tambah Dr. Sita Laksmi Andarini, Sp. P(K), Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi, pada talkshow #LUNGTalk Peduli Kanker Paru pada 23 November 2020.
Tak hanya kanker paru-paru, pengobatan ini juga bisa meredakan gejala kanker seperti:
- Kanker kandung kemih
- Kanker otak (tumor otak)
- Kanker payudara
- Kanker serviks dan kanker ovarium
- Kanker kolorektal (usus besar)
- Leukemia
Ini pun telah digunakan untuk pengobatan kanker kulit pada sejumlah orang, Moms.
Baca Juga: 6 Manfaat Madu Hijau untuk Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Risiko Kanker
Persiapan Melakukan Terapi Imun
Foto: Pasien di Infus (Orami Photo Stocks)
Lantas, apa saja yang perlu dipersiapkan dalam melakukan terapi imun? Berikut tips yang bisa diikuti:
1. Menginformasikan Riwayat Penyakit
Sebelum memulai prosedur imunoterapi, penting untuk memberitahu dokter bahwa Moms memiliki sejumlah riwayat penyakit lainnya.
Hal ini meliputi riwayat penyakit seperti:
- Memiliki penyakit autoimun
- Pernah menjalani transplantasi organ atau sel induk
- Memiliki masalah pernapasan
- Memiliki penyakit liver
- Hamil atau menyusui
Bagi yang ingin melakukan program hamil pun pastikan dokter untuk mengetahuinya, ya
2. Istirahat Cukup
Foto: Tidur Nyenyak (Orami Photo Stocks)
Terlihat mudah, namun ini menjadi persiapan yang dilakukan sebelum imunoterapi.
Moms harus mencoba untuk tidur setidaknya minimal 7 jam.
Jika tidak tidur cukup secara teratur, sistem tubuh bisa tegang. Sehingga, ini membuat kita rentan terhadap pilek, flu, dan infeksi lainnya.
3. Olahraga Ringan
Olahraga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sebelum melakukan terapi imun.
Seringkali olahraga ringan aman dilakukan oleh penderita kanker.
Pastikan untuk berbicara dengan dokter yang merawat tentang berapa banyak olahraga yang dibutuhkan, dan jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga: Muntah Darah saat Hamil, Ini Hal yang Perlu Moms Ketahui!
4. Hindari Stres dan Tingkatkan Asupan Bergizi
Foto: Makanan Bergizi (Orami Photo Stocks)
Apabila kita stres, ini akan menghasilkan hormon kortisol yang akan berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh.
Karenanya, hindari untuk melakukan kegiatan yang membebani pikiran sebelum melakukan imunoterapi.
Perbanyak asupan bergizi seperti makanan tinggi protein, sayur dan juga buah-buahan, Moms.
5. Menjaga Kebersihan Diri
Sistem kekebalan tubuh perlu dijaga untuk melawan sel kanker ketika proses imunoterapi diberikan.
Oleh karena itu, persiapan yang perlu dilakukan adalah menjauhkan dari tempat-tempat ramai yang rentan terkena penyakit menular.
Pastikan untuk sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri di mana pun berada, ya.
Baca Juga: Seputar Terapi Trombolitik, Penanganan untuk Stroke dan Serangan Jantung
Cara Pemberian Imunoterapi
Foto: Ilustrasi Pemberian Imunoterapi (Illinois Science Council)
Imunoterapi diberikan ke tubuh melalui infus ke pembuluh darah di lengan pasien.
Sebagai alternatif, ini dapat diberikan melalui tabung plastik panjang ke pembuluh darah di dada. Ini dikenal juga sebagai port-a-cath atau power-port.
Dengan melalui pembuluh darah, maka obat yang dimasukkan ke dalam tubuh lebih cepat terproses.
Biasanya, pemberian cairan, obat-obatan, dan nutrisi melalui infus ini dilakukan di rumah sakit.
Terapi imun ini digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada manusia dengan merangsang sel imun.
Menurut American Lung Association, obat imunoterapi telah terbukti akan bekerja untuk jangka waktu tertentu bahkan setelah pengobatan dihentikan, lho.
Namun, proses pengobatan ini tak bisa instan dan memerlukan proses yang panjang.
Beberapa pasien mungkin akan memakan proses lebih lama atau singkat, tergantung pada jenis kankernya.
Baca Juga: 7 Cara Memutihkan Leher secara Alami, Moms Bisa Coba di Rumah!
Jenis-Jenis Imunoterapi
Foto: Ilustrasi Imun Tubuh (Emergency Physicians Monthly)
Terdapat beberapa jenis imunoterapi untuk pasien kanker yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Menurut National Cancer Institute jenis-jenis imunoterapi itu antara lain:
1.Terapi Sel-T
Terapi transfer sel-T, merupakan perawatan yang meningkatkan kemampuan alami sel-T untuk melawan kanker.
Dalam pengobatan ini, sel kekebalan diambil dari tumor atau benjolan pada tubuh.
Sel yang paling aktif melawan kanker akan dipilih atau diubah di laboratorium untuk menyerang sel kanker dengan lebih baik.
Kuantitas yang diambil cukup besar, lho.
Apabila telah berhasil diproses di laboratorium, ini akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh melalui jarum di pembuluh darah.
Terapi transfer sel-T juga bisa disebut terapi sel adopsi, imunoterapi adopsi, atau terapi sel imun.
2. Antibodi Monoklonal
Ini merupakan protein sistem kekebalan tubuh yang dibuat di laboratorium dan dirancang untuk mengikat target spesifik pada sel kanker.
Beberapa antibodi monoklonal menandai sel kanker sehingga lebih baik dilihat untuk dihancurkan oleh imun kekebalan tubuh.
Selain itu, imunoterapi antibodi monoklonal juga bisa disebut antibodi terapeutik.
Baca Juga: Menjalankan Program Kehamilan Pasca Kanker Payudara
3. Pengobatan Vaksin
Proses ini dilakukan dengan menyuntikkan vaksin pada tubuh untuk melawan kanker.
Dengan ini sistem kekebalan tubuh akan meningkat dalam mencegah timbulnya kanker ke organ lain.
Pengobatan vaksin berbeda dengan vaksin yang membantu mencegah penyakit, ya.
4. Modulator Sistem Kekebalan
Nah, imunoterapi jenis ini mempengaruhi bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan, cara yang lain mempengaruhi sistem kekebalan dengan cara yang lebih umum.
Melansir penelitian yang diterbitkan di Cancer Research Institute, untuk di Amerika, metode imunoterapi ini telah setahun lebih dini dilakukan untuk penyintas kanker paru.
Sebuah riset yang diterbitkan University of Wollongong, Australia pada 2019 menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup keseluruhan rata-rata dari terapi imunoterapi jenis ini mencapai 30 bulan.
5. Protein Sitokin
Sitokin adalah sekelompok protein dalam tubuh yang berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Nah, senyawa interferon dan interleukin adalah jenis sitokin yang ditemukan dalam tubuh.
Para ilmuwan telah mengembangkan versi buatan manusia ini untuk mengobati beberapa jenis kanker melalui imunoterapi.
Lalu apakah jenis imunoterapi yang terbaik untuk kita coba? Cobalah untuk bertanya pada dokter masing-masing yang merawat.
Nantinya, mereka akan menemukan solusi terbaik untuk jenis kanker yang dialami, Moms.
Baca Juga: Kanker Prostat VS Infertilitas Pria
Manfaat Terapi Imun
Foto: Saluran Pencernaan (Orami Photo Stocks)
Imunoterapi dapat didefinisikan sebagai upaya terapi yang luas yang ditujukan untuk penghancuran sel tumor yang dimanfaatkan oleh sistem imun.
Cara ini merupakan alternatif selain melakukan perawatan melalui kemoterapi.
Berikut manfaat dari menggunakan terapi imun ini, yakni:
1. Mencegah Stadium Lanjut
Melansir penelitian yang diterbitkan di National Center of Biotechnology Information, imunoterapi masih diteliti lebih lanjut sebagai alternatif pengobatan pada kanker paru-paru.
Namun ini sebuah cahaya baru pengobatan bagi mereka yang terkena kanker pada stadium awal atau stadium lanjut.
Hasil yang menjanjikan baru-baru ini dari penelitian, manfaat yang dapat dirasakan yakni dapat menghambat penyebaran kanker.
Untuk kanker paru, imunoterapi dapat dilakukan pada pengobatan seperti:
- Penyintas kanker paru-paru bukan sel kecil
- Kanker paru-paru sel kecil
2. Bisa Digunakan Secara Umum
Manfaat imunoterapi untuk pengobatan satu ini juga tak kalah penting.
Menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center, terapi ini dapat diterapkan pada pasien kanker secara umum. Adapun yang dimaksud yakni seperti:
- Kanker stadium awal
- Kanker stadium lanjut
- Kanker yang sebelumnya telah melakukan kemoterapi
Karena itu, jangan pernah patah semangat untuk mencoba berbagai pengobatan untuk pulih dari penyakit kanker, Moms!
Baca Juga: Waspada! Kanker Paru Juga Bisa Mengintai Si Kecil
3. Meningkatkan Imunitas Tubuh
Frekuensi pengobatan akan berbeda tergantung pada setiap jenis imunoterapi.
Perlu diketahui juga, cara kerja imunoterapi berbeda dengan kemoterapi.
Kemoterapi berfungsi untuk membunuh sel kanker, sedangkan imunoterapi meningkatkan respons imunitas antitumor.
Untuk memahami lebih jelasnya, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker dalam tubuh.
Dengan begitu, sistem kekebalan tubuh pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut, lho.
4. Penemuan Obat Baru
Penemuan pengobatan terbaru bergerak sangat cepat karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan pada saat ini.
Lung Cancer Foundation of America telah menyetujui berbagai penemuan obat baru untuk dipakai seiring imunoterapi.
Tak hanya itu, Food Drug and Administration juga menyetujui beberapa kandungan obat sebagai salah satu bentuk perawatan kanker.
Seperti obat Tecentriq (atezolizumab) sebagai pengobatan untuk beberapa orang dengan kanker paru-paru.
Selain itu, ada potensi obat Keytruda (pembrolizumab) yang akan disetujui selanjutnya untuk dimanfaatkan dengan terapi imun pada penderita kanker.
Baca Juga: Yogurt Mengurangi Risiko Kanker Paru-Paru, Benarkah?
Efek Samping Imunoterapi
Foto: Tangan (Orami Photo Stocks)
Tidak hanya kemoterapi, imunoterapi juga memiliki efek samping pada tubuh.
Berikut beberapa efek samping yang mungkin dirasakan dari imunoterapi, yakni:
1. Gangguan Pencernaan
Biasanya efek samping kemoterapi menyebabkan berat badan menurun, rambut rontok dan badan mudah lelah.
Nah, efek samping imunoterapi lebih ke masalah kulit dan gangguan pencernaan.
Masalah umum yang terjadi yakni meliputi diare, sembelit, hingga rasa tidak nyaman pada perut.
Bahkan, sejumlah orang juga merasakan kehilangan nafsu makan yang signifikan, lho.
2. Nyeri Sendi
Selain itu, efek samping imunoterapi kali ini juga umum terjadi, yakni nyeri sendi.
Biasanya, tubuh akan mudah terasa lelah dan pegal sepanjang hari.
Meski begitu, tenang saja, Moms. Efek samping lain yang lebih serius lebih jarang terjadi pada pasien atau penyintas kanker dari imunoterapi ini.
3. Reaksi Infus
Ada sejumlah jenis efek samping yang kerap dirasakan bagi para penyintas imunoterapi menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Cancer Society.
Salah satunya yakni beberapa orang mungkin mengalami reaksi infus saat mendapatkan obat ini.
Ini seperti reaksi alergi dan gejalanya dapat berupa:
- Demam
- Menggigil
- Kemerahan pada wajah
- Ruam
- Kulit gatal
- Pusing
- Napas mengi
- Kesulitan bernapas
Penting untuk segera memberitahu dokter atau perawat jika memiliki gejala-gejala ini setelah melakukan imunoterapi.
4. Mempengaruhi Organ Lain
Imunoterapi bekerja dengan menghilangkan salah satu perlindungan pada sistem kekebalan tubuh.
Terkadang sistem kekebalan mulai menyerang bagian tubuh lainnya, yang dapat menyebabkan masalah serius atau bahkan mengancam jiwa.
Adapun ini bisa berakibat pada usus, hati, kelenjar pembuat hormon, ginjal, atau organ lain.
Baca Juga: 6 Sayuran yang Bisa Mencegah Penyakit Autoimun, Bisa Jadi Pilihan!
5. Menyerang Sel Sehat
Perlu diketahui bahwa, pengobatan kanker ini juga bisa menyerang sel sehat di dalam tubuh.
Ini menjadi efek samping lainnya yang mungkin dirasakan bagi penderita kanker.
“Meskipun di tengah pandemi seperti saat ini, kami para ahli medis berharap para pasien kanker paru tetap mendapatkan akses pengobatan yang terbaik guna menghindari komplikasi lebih lanjut,” ujar DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Baca Juga: Apakah Kanker Paru-Paru Non-Perokok Beda dengan Perokok? Ini Penjelasannya!
Sebab, saat ini seluruh terapi kanker paru yang telah ada di Indonesia sudah mengikuti panduan tatalaksana kanker paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Tentunya, ini telah disesuaikan dengan pedoman internasional, ya.
Sehingga, proses pengobatan dan terapi akan sama dengan standar di seluruh dunia.
Maka peluang untuk sembuh dari kanker jenis apapun sangat ada dan memungkinkan.
Hal ini karena kemajuan teknologi dan penemuan pengobatan baru, yakni imunoterapi, Moms!
- https://www.roycastle.org/about-lung-cancer/treatments/immunotherapy/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4367607/
- https://www.mskcc.org/cancer-care/types/lung/treatment/immunotherapy
- https://lcfamerica.org/research-grants/immunotherapies/developments-immunotherapis-lung-cancer/
- https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/lung-cancer/patients/treatment/types-of-treatment/immunotherapy
- https://www.cancerresearch.org/immunotherapy/cancer-types/lung-cancer
- https://www.cancer.org/cancer/lung-cancer/treating-non-small-cell/immunotherapy.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.