Fototerapi untuk Atasi Gangguan Kulit hingga Penyakit Kuning pada Bayi
Dalam dunia medis, cahaya atau sinar dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi kesehatan tertentu. Pengobatan menggunakan cahaya atau sinar tertentu disebut sebagai fototerapi.
Pengobatan menggunakan fototerapi dapat digunakan apabila perawatan medis seperti minum obat tidak berhasil dilakukan.
Mari ketahui jenis, manfaat, dan efek samping fototerapi berikut ini, Moms.
Apa Itu Fototerapi?
Foto: VeryWell
Fototerapi adalah pengobatan yang dilakukan menggunakan cahaya alami atau buatan.
Perawatan ini juga disebut sebagai terapi cahaya karena menggunakan lampu halogen, cahaya sinar matahari, fluorescent, atau light emitting diode (LED).
Ada tiga jenis fototerapi yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi gangguan kulit.
1. Broadband UVB
Terapi cahaya yang satu ini menggunakan berbagai sinar ultraviolet B (UVB) dengan gelombang radiasi yang lebih pendek.
Sinar UVB ada di dalam paparan sinar matahari, tetapi tidak bisa terlihat secara kasat mata.
2. Narrowband UVB
Jenis fototerapi yang satu ini menggunakan gelombang UVB yang lebih kecil dan lebih intens untuk merawat gangguan kulit.
Narrowband UVB adalah jenis terapi cahaya yang paling umum digunakan dalam pengobatan.
3. PUVA
Psoralen ultraviolet-A (PUVA) menggabungkan sinar UVA dengan obat berbahan kimia psoralen. Psoralen berasal dari tumbuhan dan berfungsi meningkatkan efektivitas sinar UVA di kulit.
Psoralen dapat dioleskan ke kulit Anda atau diolah dalam bentuk pil untuk dikonsumsi. Psoralen dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap cahaya.
Baca Juga: Mengenal Sinar UV, Sinar yang Dibutuhkan untuk Memproduksi Vitamin D
Fungsi dan Manfaat Fototerapi
Foto: nicunursenatalie.com
Terapi ini dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi di antaranya berikut ini.
1. Mengobati Penyakit Kulit
Pada kasus gangguan kesehatan kulit, fototerapi menggunakan sinar ultraviolet (UV) untuk memperlambat pertumbuhan sel kulit dan peradangan.
Peradangan adalah mekanisme sistem kekebalan untuk merespons infeksi, cedera, dan kuman yang hendak menginfeksi kulit. Berikut kondisi yang dapat diobati menggunakan fototerapi
- Eksim
- Psoriasis
- Vitiligo
- Kulit gatal
- Limfoma sel T kulit
Efek fototerapi untuk mengatasi gangguan kulit biasanya bersifat sementara.
Fototerapi untuk mengobati penyakit kulit membutuhkan waktu sekitar 6 - 8 sesi dan hingga dua bulan untuk melihat hasilnya.
2. Mengatasi Penyakit Kuning Bayi
Fototerapi sering digunakan untuk mengobati penyakit kuning (jaundice) pada bayi. Jaundice menyebabkan kulit, mata, dan jaringan tubuh bayi menguning.
Warna kuning berasal dari terlalu banyak zat bilirubin, yaitu pigmen yang dihasilkan ketika sel darah merah rusak.
Dilansir dari VeryWell, terapi cahaya dapat menurunkan kadar bilirubin bayi. Cahaya dapat memecah bilirubin sehingga tubuh bayi dapat membuang keluar zat tersebut.
Ada dua cara untuk mengobati penyakit kuning dengan terapi cahaya. Cara yang paling umum adalah dengan meletakkan bayi di bawah lampu sorot halogen atau lampu neon.
Selama prosedur fototerapi, mata bayi akan ditutup untuk melindungi risiko kerusakan retina.
Bayi juga tidak menggunakan baju atau celana supaya banyak bagian kulit yang terpapar sinar fototerapi.
Kemudian, bayi akan diletakkan dalam inkubator dengan alat fototerapi di bagian atasnya.
Dalam waktu beberapa jam sekali, posisi tubuh bayi harus dimiringkan atau ditelungkupkan agar semua bagian kulit terpapar sinar UV.
Per tiga jam sekali bayi juga akan istirahat untuk diberi air susu ibu (ASI) atau susu formula.
Jika Si Kecil belum mampu menyusui secara efektif, maka dapat dibantu dengan infus tambahan.
Selama fototerapi, akan dilakukan pengecekan suhu dan kadar bilirubin secara berkala. Karena fototerapi dapat menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat.
Jika kadar bilirubin sudah mencapai kadar normal, fototerapi akan dihentikan.
Pengecekan kadar bilirubin berikutnya akan dilakukan setiap 6-12 jam sekali. Jika dalam beberapa kali pengecekan kadar bilirubin normal, maka bayi diperbolehkan pulang.
Teknik atau cara lain untuk mengobati penyakit kuning adalah menggunakan biliblanket.
Biliblanket adalah selimut yang memiliki kabel serat optik dan mampmemancarkan cahaya biru ke tubuh bayi.
Metode menggunakan biliblanket ini paling sering digunakan ketika bayi terkena penyakit kuning saat baru lahir atau saat pengobatan lainnya kurang efektif.
Baca Juga: Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir dan Penanganannya
3. Mengatasi Gangguan Mood
Terapi cahaya juga digunakan untuk mengobati gangguan mood. Fototerapi untuk gangguan mood umumnya tidak memiliki efek samping yang serius atau permanen.
Salah satu gangguan mood yang dapat diatasi dengan terapi cahaya adalah seasonal affective disorder (SAD).
SAD adalah jenis depresi yang berhubungan dengan musim tertentu, biasanya dimulai pada musim gugur hingga musim dingin.
Fototerapi untuk pengobatan SAD menggunakan lightbox, yakni kotak yang memancarkan cahaya lembut dan stabil.
Pengobatan ini dipilih juga karena biayanya lebih terjangkau dibandingkan pengobatan lainnya.
4. Membantu Mengatasi Gangguan Tidur
Tubuh memiliki ritme sirkadian yang mengatur waktu tidur dan bangun. Fototerapi dapat membantu ritme sirkadian yang terganggu.
Fototerapi dapat digunakan untuk membantu mengatasi delayed sleep phase syndrome (DSPS). Kondisi ini ditandai dengan ketika Moms tidak bisa tidur sampai pagi hari.
Terapi cahaya dapat membantu Moms untuk kembali tidur di waktu normal, yakni di malam hari.
Baca Juga: 7 Jenis Pengobatan Sinusitis, Operasi Jadi Jalan Terakhir
Efek Samping dan Risiko Fototerapi
Foti: Orami Photo Stock
Terapi cahaya dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan tertentu.
Berikut hal yang perlu Moms ketahui tentang efek samping fototerapi:
- Sinar UV dapat merusak sel-sel kulit dan menyebabkan penuaan dini/ Penuaan dini pada kulit ini juga dikenal sebagai photoaging.
- Fototerapi untuk kondisi kulit umumnya dianggap aman. Namun, terapi cahaya dapat menyebabkan kemerahan, kulit kering atau gatal, lecet, atau folikulitis (infeksi pada folikel rambut).
- Sering menjalani terapi cahaya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Dampaknya, tubuh jadi rentan terkena penyakit, infeksi, dan kanker kulit.
Pada kasus jaundice, bayi dapat mengalami komplikasi yang diakibatkan oleh terapi cahaya.
Ketika terpapar sinar dari fototerapi warna kulit, urin, dan jaringan tubuh bayi bisa berubah warna menjadi hitam, ungu, atau kecokelatan.
Efek samping pada bayi ini kemungkinan besar disebabkan oleh penumpukan porfirin dan zat metabolit lain saat tubuh si kecil terpapar sinar fototerapi.
Itu dia penjelasan mengenai fototerapi. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui efektivitas, prosedur lengkap, dan risiko fototerapi ya, Moms.
- https://www.verywellhealth.com/phototherapy-overview-4177939
- https://sg.theasianparent.com/causes-of-jaundice-in-newborn#
- https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/jaundice-and-phototherapy/faqs-about-phototherapy.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.