4 Fase Proses Terjadinya Menstruasi, Mudah Dipahami!
Menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh perempuan. Nah, proses terjadinya menstruasi ini penting untuk diketahui.
Proses ini terjadi secara teratur sebagai respons terhadap perubahan hormonal dalam tubuh, yang bertujuan untuk mempersiapkan rahim bagi kemungkinan kehamilan.
Meskipun tidak jarang menstruasi masih dianggap tabu untuk dibicarakan, perempuan maupun laki-laki harus tahu tentang hal ini, ya!
Untuk sebagian besar perempuan, menstruasi dimulai pada masa pubertas, ketika tubuh mulai mengalami perubahan hormonal.
Ketika sel telur tidak dibuahi, lapisan rahim yang disiapkan untuk menerima janin mulai terurai dan dikeluarkan dari tubuh melalui vagina dalam bentuk darah dan jaringan.
Inilah yang biasanya dikenal sebagai menstruasi atau haid.
Meskipun menstruasi dianggap sebagai proses yang alami, pengalaman perempuan bisa bervariasi.
Beberapa perempuan bisa saja mengalami gejala fisik dan emosional yang kurang nyaman selama menstruasi.
Gejala tersebut bisa seperti nyeri perut, perubahan suasana hati, dan kelelahan
Sementara perempuan lain mungkin mengalami kondisi yang lebih serius seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau gangguan menstruasi lainnya.
Lantas, bagaimana proses terjadinya menstruasi? Yuk, pelajari di bawah ini, ya Moms untuk diajarkan ke anak yang beranjak dewasa.
Baca Juga: Regumen Obat untuk Masalah Menstruasi Wanita, Ketahui Dosisnya
Proses Terjadinya Menstruasi
Setiap siklus menstruasi, sel telur akan berkembang dan dilepaskan dari ovarium. Dengan begitu, lapisan rahim akan menumpuk.
Nah, jika tidak dibuahi dengan sperma atau tidak terjadi kehamilan, rahim akan melepaskan lapisan yang menumpuk itu.
Lapisan yang menumpuk pun luruh dalam bentuk darah selama periode menstruasi dan proses ini terjadi setiap bulan.
Proses menstruasi pada wanita terjadi dalam empat fase utama selama siklus menstruasi, yang biasanya berlangsung sekitar 28 hari.
Berikut proses terjadinya menstruasi, Moms.
1. Fase Menstruasi
Proses terjadinya menstruasi dimulai dari fase menstruasi.
Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus menstruasi, yang biasanya diawali dengan pendarahan.
Pendarahan ini merupakan hasil dari peluruhan dan pelepasan lapisan dinding dalam rahim, atau endometrium, yang tidak lagi diperlukan karena tidak terjadi pembuahan.
Selama fase ini, lapisan dinding rahim (endometrium) yang telah menebal akan luruh dan keluar melalui vagina.
Durasi fase menstruasi biasanya antara 3 hingga 7 hari, berbeda pada setiap individu.
Selama fase ini, tingkat hormon, terutama estrogen dan progesteron, berada pada titik terendah, menyebabkan peluruhan lapisan rahim.
Pendarahan dari rahim dikeluarkan melalui vagina, dan ini adalah komponen utama dari apa yang kita kenal sebagai menstruasi, Moms.
Selain pendarahan, gejala umum yang mungkin terjadi termasuk kram perut, nyeri punggung bawah, kelelahan, dan perubahan suasana hati.
Fase menstruasi juga merupakan waktu untuk pembuangan sel-sel mati dan pembaharuan untuk siklus yang akan datang.
Proses pembersihan ini penting untuk kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan pada siklus berikutnya.
Baca Juga: Corpus Luteum, Sel yang Terlibat dalam Menstruasi dan Kehamilan
2. Fase Folikuler
Fase folikular adalah tahap kedua dalam proses terjadinya menstruasi, yang dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga ovulasi.
Selama fase ini, yang rata-rata berlangsung selama 10 hingga 14 hari, folikel pada ovarium mulai tumbuh dan matang.
Peran utama fase folikular adalah mempersiapkan salah satu folikel untuk melepaskan sel telur yang matang.
Di tahap ini, terjadi pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) oleh kelenjar hipofisis.
Dengan hormon ini, ovarium memproduksi kantong kecil yang disebut folikel yang isinya adalah telur belum matang atau oosit.
Sementara folikel berkembang, mereka juga memproduksi estrogen, yang penting untuk membangun kembali lapisan rahim (endometrium) yang luruh selama menstruasi.
Peningkatan estrogen tidak hanya memperbaiki dan menebalkan endometrium, tetapi juga mempengaruhi perubahan pada lendir serviks, membuatnya lebih tipis dan lebih kondusif untuk sperma.
Fase ini penting tidak hanya untuk mempersiapkan ovulasi tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi sel telur yang mungkin dibuahi.
Pada akhir fase folikular, tinggi estrogen mencapai titik puncak, memicu pelepasan hormon luteinizing (LH) yang pada akhirnya memicu ovulasi.
Siklus kemudian beralih dari fase folikular ke ovulasi, di mana sel telur dilepaskan.
Fase folikular merupakan periode penting yang menentukan kualitas dan waktu ovulasi, sangat mempengaruhi kesuburan.
3. Fase Ovulasi
Proses terjadinya menstruasi dilanjutkan dengan fase ovulasi.
Ketika sel telur mencapai kematangan, hormon estrogen ikut meningkat.
Peningkatan ini memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH), yang menandai dimulainya periode ovulasi.
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur matang dari ovarium ke saluran tuba falopi, jadi sel telur berpotensi dibuahi oleh sperma, menandai masa subur wanita.
Selama ovulasi, folikel di ovarium melepaskan sel telur yang telah matang.
Sel telur ini kemudian bergerak ke rahim melalui saluran tuba dan hanya bertahan selama 24 jam.
Nah, Jika tidak ada pembuahan oleh sperma, sel telur akan mati.
Jika sel telur dibuahi oleh sperma, kehamilan akan terjadi. Fase ini menandai peluang tertinggi untuk kehamilan.
Apabila hubungan seksual terjadi tanpa kontrasepsi selama masa ovulasi, kemungkinan kehamilan akan meningkat.
Baca Juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!
4. Fase Luteal
Fase luteal adalah proses terjadinya menstruasi yang terakhir mulai dari hari ke-15 hingga ke-28.
Selama fase ini, sel telur yang sudah dilepaskan bergerak dari ovarium melalui saluran tuba ke rahim.
Hormon progesteron meningkat pada masa ini untuk mempersiapkan rahim jika terjadi kehamilan.
Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan berhasil menempel pada dinding rahim, kehamilan akan terjadi.
Namun, jika tidak ada pembuahan, kadar hormon estrogen dan progesteron akan menurun.
Hal ini menyebabkan lapisan rahim yang tebal meluruh, kemudian dikeluarkan selama menstruasi.
Perempuan biasanya mulai mengalami menstruasi pada usia rata-rata 12 tahun.
Namun, ada juga lho Moms yang terjadi lebih awal pada usia 8 tahun, atau lebih lambat sekitar usia 16 tahun.
Menstruasi terjadi beberapa tahun setelah tumbuhnya payudara dan rambut kemaluan.
Menstruasi berhenti ketika wanita mencapai menopause, biasanya sekitar usia 51 tahun.
Selama menopause, produksi sel telur berhenti. Menopause dianggap terjadi setelah seseorang tidak mengalami menstruasi selama satu tahun.
Baca Juga: Ini Perubahan Payudara saat Hamil Minggu Pertama Kata Dokter
Itulah informasi seputar proses terjadinya menstruasi yang bisa Moms ajarkan ke anak yang beranjak remaja.
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.