Kanker Otak: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatan
Salah satu jenis kanker yang sangat berbahaya dan mematikan salah satunya kanker otak.
Kanker yang satu ini sudah banyak kasus memakan korban.
Artinya kanker ini mematikan penderitanya sebab terkadang sulit untuk dideteksi sejak awal gejalanya.
Pada stadium lanjutan atau kondisi yang lebih parah barulah diketahui gejala tersebut.
Semua jenis kanker memang memiliki ciri khas seperti itu, artinya sesuai dengan julukan kanker yang silent killer atau diam-diam mematikan.
Dalam hal ini, penting sekali untuk mengetahui informasi lebih lengkap mengenai kanker otak.
Baca Juga: Tata Cara Salat Rebo Wekasan agar Terhindar dari Marabahaya dan Bencana, Yuk Lakukan!
Apa Itu Kanker Otak?
Kanker otak adalah penyakit yang terjadi karena kemunculan sel-sel kanker di jaringan otak.
Tumor otak ini bertumbuh dengan sangat cepat dan dapat menyebar ke jaringan lain di otak atau sistem saraf pusat lainnya, seperti sumsum tulang belakang.
Namun, tidak seperti jenis kanker lainnya, penyakit ini sangat jarang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Penyakit kanker otak dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
- Primer, merupakan tumor ganas yang dimulai dari otak itu sendiri.
- Sekunder, merupakan sel kanker yang muncul di bagian lain dari tubuh dan menyebar sampai ke otak.
Pada jenis primer, sebagian besar kanker otak dimulai dari sel glial.
Namun, tidak semua tumor yang dimulai di sel ini bersifat kanker.
Salah satu tumor otak ganas yang bermula di sel glial, yaitu glioblastoma, yang merupakan jenis kanker otak yang sangat agresif.
Sementara pada tipe sekunder, penyakit ini sering terjadi karena penyebaran dari beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, usus besar, dan melanoma pada kulit.
Kanker otak adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan total.
Meski pengobatan berhasil, sel kanker masih mungkin kembali pada masa berikutnya.
Namun, melansir Journal of Neuro-Oncology, penderita kanker otak dapat bertahan hidup hingga bertahun-tahun, tergantung pada kondisi masing-masing pasien dan bila ditangani sejak awal.
Harapan hidup dari pasien kanker otak umumnya mencapai lima tahun.
Meski demikian, beberapa dari pasien penyakit ini bisa bertahan lebih lama, meski persentasenya tidak besar.
Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Menular Seksual serta Gejalanya, Termasuk Sifilis dan Herpes
Gejala Kanker Otak
Tanda dan gejala kanker otak bergantung pada ukuran, lokasi, dan tingkat pertumbuhan tumor.
Namun, secara umum kanker otak memiliki gejala sebagai berikut:
1. Gejala Kanker Otak di Awal
- Sakit kepala yang berubah-ubah tergantung waktu dan posisi kepala dan semakin memburuk seiring waktu.
- Kejang-kejang.
- Mati rasa.
2. Gejala Kanker Otak Umum:
- Mual atau muntah.
- Hilang ingatan.
- Kelemahan otot.
- Kesulitan bicara.
- Perubahan suasana hati atau kepribadian.
- Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
- Perubahan siklus menstruasi.
- Impotensi atau kemandulan.
- Kelebihan atau kekurangan produksi ASI.
- Sindrom Cushing (suatu kondisi yang ditandai dengan penambahan berat badan).
- Tekanan darah tinggi.
- Diabetes.
Beberapa pasien mungkin merasa tidak benar secara kognitif, atau memiliki masalah visual, bicara atau koordinasi.
Gejalanya mungkin tidak kentara atau berkembang secara bertahap.
Gejala kanker otak dipengaruhi oleh bagian otak mana yang terlibat dan sistem fungsional yang dipengaruhinya (misalnya, motorik, sensorik, bahasa, dan lain-lain.).
Misalnya, masalah penglihatan dapat terjadi akibat tumor di dekat saraf optik.
Tumor di bagian depan otak dapat mempengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berpikir.
Tumor yang terletak di area yang mengontrol fungsi motorik dapat menyebabkan kelemahan, mati rasa, atau kesulitan berbicara.
Setiap tumor yang besar secara signifikan dapat menyebabkan beberapa gejala karena tekanan yang diciptakan oleh massa.
Baca Juga: 9 Cara Memakai Kondom dengan Benar dan Tips Menggunakannya, Bisa Tambah Pelumas!
Penyebab Kanker Otak
Tidak ada penyebab kanker otak yang pasti. Risiko terkena kanker otak primer sangat rendah.
American Cancer Society memperkirakan risiko seumur hidup kurang dari 1 persen.
Sementara faktor risiko kanker otak jauh lebih sedikit daripada kanker lainnya, beberapa kondisi genetik dan faktor lingkungan dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit.
Faktor penyebab kanker otak tersebut seperti berikut ini:
1. Sistem Kekebalan Tubuh Terganggu
Hubungan genetik, seperti penyakit Von Hippel-Lindau, sindrom Li-Fraumeni dan Neurofibromatosis (NF1 dan NF2) yang merupakan kondisi bawaan yang ditemukan pada keluarga dengan riwayat tumor otak langka
2. Paparan Radiasi
Orang yang telah terkena jenis radiasi yang disebut sebagai radiasi pengion memiliki peningkatan penyebab kanker otak.
Contoh radiasi pengion termasuk terapi radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker dan paparan radiasi yang disebabkan oleh bom atom.
Faktor-faktor lain yang mungkin terkait dengan penyebab kanker otak meliputi:
- Bertambahnya usia.
- Merokok jangka panjang.
- Paparan pestisida, herbisida, dan pupuk.
- Bekerja dengan elemen yang dapat menyebabkan kanker, seperti timah, plastik, karet, minyak bumi, dan beberapa tekstil.
- Memiliki infeksi virus Epstein-Barr, atau mononucleosis.
Baca Juga: 11 Tempat Wisata Gorontalo yang Hits Banget, dari Pulau Cinta hingga Danau Limboto!
Diagnosis Kanker Otak
Jika diduga menderita tumor otak, maka dokter mungkin merekomendasikan sejumlah tes dan prosedur, termasuk:
1. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dapat mencakup, antara lain, memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks.
Kesulitan dalam satu atau lebih area dapat memberikan petunjuk tentang bagian otak yang dapat dipengaruhi oleh tumor otak.
2. Tes Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis tumor otak.
Dalam beberapa kasus pewarna dapat disuntikkan melalui pembuluh darah di lengan selama studi MRI.
Sejumlah komponen pemindaian MRI khusus termasuk MRI fungsional, MRI perfusi, dan spektroskopi resonansi magnetik dapat membantu dokter mengevaluasi tumor dan merencanakan perawatan.
Terkadang tes pencitraan lain direkomendasikan, termasuk computerized tomography (CT).
Positron emission tomography (PET) dapat digunakan untuk pencitraan otak, tetapi umumnya tidak berguna untuk membuat gambar kanker otak seperti untuk jenis kanker lainnya.
3. Tes untuk Menemukan Kanker di Bagian Lain dari Tubuh
Jika dicurigai bahwa tumor otak mungkin akibat kanker yang telah menyebar dari area lain di tubuh, dokter mungkin merekomendasikan tes dan prosedur untuk menentukan dari mana kanker itu berasal.
Salah satu contohnya mungkin CT atau PET scan untuk mencari tanda-tanda kanker paru-paru.
4. Mengumpulkan dan Menguji Sampel Jaringan Abnormal (Biopsi)
Biopsi dapat dilakukan sebagai bagian dari operasi untuk mengangkat tumor otak, atau biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan jarum.
Biopsi jarum stereotactic dapat dilakukan untuk tumor otak di area yang sulit dijangkau atau area yang sangat sensitif di dalam otak yang mungkin rusak oleh operasi yang lebih luas.
Ahli bedah saraf nantinya akan membuat lubang kecil di tengkorak.
Jarum tipis kemudian dimasukkan melalui lubang.
Jaringan diangkat menggunakan jarum, yang sering dipandu oleh pemindaian CT atau MRI.
Sampel biopsi kemudian dilihat di bawah mikroskop untuk menentukan apakah itu kanker atau jinak.
Tes laboratorium yang canggih dapat memberikan petunjuk kepada dokter tentang prognosis dan pilihan pengobatan.
Baca Juga: Rekomendasi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Surabaya yang Bisa Dikunjungi
Tahap Perkembangan Stadium Kanker Otak
Melalui beberapa tes pemeriksaan di atas, dokter dapat mengetahui stadium kanker otak yang Moms miliki.
Mengetahui stadium penyakit dapat membantu dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Secara umum, stadium penyakit ini terbagi ke dalam empat tingkatan, yaitu:
- Stadium I: Tumor di otak masih jinak. Sel-sel tumor terlihat hampir seperti sel-sel otak normal dan pertumbuhan selnya cenderung lambat.
- Stadium II: Tumor bertumbuh secara lambat, tetapi mungkin dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya atau kembali setelah menjalani perawatan.
- Stadium III: Tumor bertumbuh secara cepat dan bersifat ganas serta dapat menyebar ke jaringan di dekatnya.
- Stadium IV: Tumor tumbuh sangat cepat, dan bersifat ganas, serta dapat dengan mudah menyebar ke jaringan di dekatnya. Sel tumor pun terlihat sangat berbeda dengan sel normal.
Baca Juga: Hernia Inguinalis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Cara Mengobati Kanker Otak
Pengobatan kanker otak tergantung pada jenis, ukuran dan lokasi tumor, serta kesehatan secara keseluruhan dan preferensi diri, yaitu:
1. Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk kanker otak.
Terkadang, hanya sebagian tumor yang dapat diangkat karena lokasinya.
Dalam beberapa kasus, tumor terletak di area otak yang sensitif atau tidak dapat diakses, dan operasi untuk mengangkatnya tidak dapat dilakukan.
Jenis tumor ini disebut tidak dapat dioperasi.
2. Kemoterapi dan Terapi Radiasi
Moms mungkin akan diberikan obat kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker di otak dan untuk mengecilkan ukuran tumor.
Obat kemoterapi dapat diberikan secara oral atau intravena.
Terapi radiasi juga mungkin direkomendasikan untuk menghancurkan jaringan tumor atau sel kanker yang tidak dapat diangkat melalui pembedahan.
Ini dilakukan dengan gelombang energi tinggi, seperti sinar-X.
Terkadang, Moms mungkin perlu menjalani kemoterapi dan terapi radiasi secara bersamaan.
Kemoterapi juga dapat dilakukan setelah perawatan radiasi.
3. Obat Biologis
Dokter juga biasa meresepkan obat biologis untuk meningkatkan, mengarahkan, atau mengembalikan pertahanan alami tubuh terhadap tumor.
Misalnya, obat bevacizumab bekerja untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang mensuplai tumor.
4. Obat Lain
Ada juga resep obat untuk mengobati gejala dan efek samping yang disebabkan oleh tumor otak dan perawatan kanker otak.
5. Uji Klinis
Dalam kasus kanker otak lanjut yang tidak merespon pengobatan, terapi uji klinis dan obat-obatan dapat digunakan.
Ini adalah perawatan yang masih dalam tahap pengujian.
6. Rehabilitasi
Moms mungkin perlu menjalani rehabilitasi jika kanker telah menyebabkan kerusakan di otak yang memengaruhi kemampuan untuk berbicara, berjalan, atau melakukan fungsi normal lainnya.
Rehabilitasi meliputi terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi lain yang dapat membantu Moms mempelajari kembali aktivitas.
7. Terapi Alternatif
Tidak banyak penelitian ilmiah yang mendukung penggunaan terapi alternatif untuk mengobati kanker otak.
Namun, dokter dapat menyarankan Moms untuk menggabungkan terapi alternatif atau perubahan gaya hidup dengan perawatan konvensional.
Misalnya, mereka mungkin merekomendasikan diet sehat dan suplemen vitamin dan mineral untuk menggantikan nutrisi yang hilang dari perawatan kanker.
Mereka mungkin juga merekomendasikan akupunktur dan herbal tertentu.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Produk Enzim untuk Menjaga Kesehatan Gigi Keluarga
Cara Mencegah Kanker Otak
Dengan mengetahui fakta tentang berbahayanya kanker otak, mungkin Moms akan merasa takut dengan penyakit ini.
Namun, sebenarnya Moms tidak perlu khawatir karena pada dasarnya kanker disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor genetik, usia, jenis kelamin, riwayat penyakit memang sulit untuk dicegah, tapi ada juga faktor gaya hidup yang bisa dimodifikasi agar kanker tidak mudah menyerang.
Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah kanker otak:
1. Pilih Makanan yang Baik
Bisa dibilang, pola makan sehat saat ini tidak lagi menganut 4 Sehat 5 Sempurna, melainkan gizi lengkap dan seimbang.
Moms perlu memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin, tetapi dalam jumlah yang sesuai dan seimbang.
Selain itu, hindari juga konsumsi makanan yang bersifat karsinogenik (memicu kanker), seperti makanan kaleng, daging olahan, dan bakar-bakaran.
2. Olahraga Rutin
Olahraga rutin yang disarankan adalah minimal 30 menit, 3-5 kali dalam seminggu.
Dengan olahraga yang teratur, Moms dapat membantu metabolisme sel menjadi lebih baik dan menghindari dari berbagai penyakit metabolik, seperti diabetes yang berhubungan dengan insulin.
Selain itu, olahraga juga bisa membantu menjaga berat badan badan.
Baca Juga: Serba-serbi SDIT Insan Mandiri, Mulai dari Kurikulum, Fasilitas, hingga Biaya
3. Jaga Berat Badan
Insulin diketahui sebagai salah satu sel yang mempromosikan sel kanker.
Pada orang dengan berat badan berlebih atau obesitas, insulin menjadi resistan dan akan meningkat di dalam tubuh, sehingga risiko kanker pun akan meningkat.
4. Hindari Rokok dan Alkohol
Melansir Deutsches Ärzteblatt International, zat dalam rokok dan alkohol diketahui bisa meningkatkan munculnya radikal bebas dalam tubuh, sehingga dapat memicu kanker.
Namun tidak hanya pada perokok aktif, perokok pasif juga dapat terkena dampak dari kandungan radikal bebas asap rokok.
5. Istirahat yang Cukup
Jika kurang istirahat, maka tanpa Moms sadari tubuh akan mengalami stres.
Ketika stres terjadi, maka hormon stres yang dapat memicu radikal bebas akan meningkat di dalam tubuh.
Baca Juga: 6 Faktor yang Memengaruhi Emosi Anak, Mulai dari Kondisi dalam Diri, Keluarga, dan Lingkungan
Itu dia Moms informasi tentang kanker otak yang harus diwaspadai. Jika Moms memiliki gejala di atas, maka sebaiknya segera periksa ke dokter, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2718978/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6206255/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/326225#related-medical-conditions
- https://www.healthline.com/health/brain-tumor-headaches-is-my-headache-a-sign-of-a-brain-tumor#outlook
- https://www.cancercenter.com/cancer-types/brain-cancer/symptoms
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brain-tumor/diagnosis-treatment/drc-20350088
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.