8 Penyebab Benjolan di Dubur dan Cara Mengatasinya, Catat!
Umumnya, benjolan di dubur adalah bentuk dari penyakit wasir dan kutil dubur.
Namun, benjolan di dubur juga dapat disebabkan hal lainnya, bahkan bisa menjadi indikasi kondisi yang serius, lho, Moms.
Dubur adalah lubang di bagian bawah saluran pencernaan, tempat feses keluar dari tubuh.
Biasanya dubur terdiri dari jaringan lunak, yang bisa menjadi keras karena infeksi dan kondisi medis lainnya.
Dubur juga terhubung ke rektum, yaitu tempat menyimpan sisa-sisa makanan sebelum dibuang lewat dubur.
Melansir Health Grades, benjolan di dubur adalah pertumbuhan di rektum bagian dalam atau daerah dubur.
Ukuran dan tingkat keparahan benjolan di dubur juga bervariasi, tergantung dari penyebabnya.
Selain itu, beberapa kasus benjolan di dubur juga dapat menyebabkan rasa sakit. Sementara beberapa kasus lainnya tidak.
Dua penyebab paling umum adalah wasir/hemoroid dan kutil dubur.
Wasir adalah pembesaran dan pembengkakan pembuluh darah di luar anus (wasir luar) atau di dalam anus (wasir dalam).
Wasir dapat menyakitkan, tetapi biasanya sembuh dengan tindakan perawatan diri.
Risiko wasir meningkat seiring bertambahnya usia. Wasir juga kerap dialami oleh wanita hamil.
Sementara kutil dubur atau anal condyloma, disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). HPV ditularkan melalui kontak langsung dari orang ke orang.
HPV dan kutil dubur dianggap sebagai penyakit menular seksual (PMS).
Jika tidak diobati, kutil dubur dapat berkembang biak, kambuh, dan meningkatkan risiko kanker di daerah dubur.
Baca Juga: Mengenal Perineum, Jaringan di antara Alat Kelamin dan Dubur
Penyebab Benjolan di Dubur
Benjolan dubur mungkin berhubungan dengan wasir, yang umumnya akan sembuh dengan tindakan perawatan diri yang tepat.
Benjolan dubur juga dapat terjadi karena kutil dubur, yang merupakan penyakit menular seksual yang menular.
Namun selain itu, benjolan di dubur juga dapat disebabkan oleh penyakit serius. Kegagalan untuk mencari pengobatan dapat mengakibatkan komplikasi serius dan kerusakan permanen.
Gejala benjolan di dubur biasanya berbeda-beda, tergantung penyebabnya.
Berikut adalah beberapa penyebab lain benjolan di dubur serta gejalanya, seperti dilansir dari Medical News Today.
1. Hematoma Perianal
Benjolan di dubur dapat disebabkan oleh hematoma perianal.
Ini merupakan kondisi di mana darah menggenang di jaringan sekitar anus karena pecahnya pembuluh darah.
Mengejan saat buang air besar, mengangkat, dan gerakan kuat lainnya dapat menyebabkan pembuluh darah pecah.
Seseorang dengan hematoma perianal mungkin memiliki tonjolan bengkak di dekat anus yang bisa jadi menyakitkan.
2. Wasir Luar
Wasir eksternal juga dapat menjadi penyebab benjolan di dubur.
Biasanya benjolan muncul di bawah kulit di sekitar anus.
Kondisi tersebut umum terjadi dan memengaruhi hampir 50% orang di Amerika Serikat pada usia 50 tahun.
Seseorang dengan wasir mungkin mengalami:
- Nyeri
- Rasa gatal
- Benjolan bengkak
- Berdarah
Baca Juga: 8 Penyebab Anus Gatal pada Anak, Bukan Hanya Cacingan!
3. Kutil Dubur
Human Papilloma Virus (HPV) dapat menyebabkan kondiloma akuminata, umumnya dikenal sebagai kutil dubur, muncul pada atau di sekitar anus.
Kutil dubur biasanya berwarna serupa kulit dan lembut.
Seseorang dapat tertular HPV melalui hubungan seksual atau dengan bertukar cairan tubuh.
Kutil dubur dapat menghasilkan gejala seperti:
- Rasa gatal
- Nyeri
- Keluarnya lendir
- Benjolan kecil atau besar
4. Hidradenitis Suppurativa Perianal
Penyebab benjolan di dubur lainnya adalah perianal hidradenitis suppurativa (HS).
Ini merupakan kondisi peradangan yang memengaruhi area kulit yang mengandung kelenjar apokrin.
HS perianal muncul di bawah kulit sebagai nodul yang menyakitkan dan menyebabkan munculnya jaringan parut.
Nodul tersebut umumnya mengandung nanah yang berbau busuk.
5. Sembelit
Penyebab potensial lain dari pembentukan benjolan di dubur adalah sembelit.
Sembelit terjadi ketika seseorang tidak secara teratur buang air besar.
Kondisi ini dapat terjadi jika seseornag tidak minum cukup cairan atau makan cukup serat.
Orang dengan sembelit biasanya menghasilkan tinja yang kering dan keras.
Sembelit juga dapat menyebabkan gejala berikut:
- Jarang buang air besar
- Perut terasa penuh atau begah
- Nyeri
- Tidak nyaman
Baca Juga: Penyebab Muncul Jerawat di Pantat dan Cara Mengatasinya
6. Moluskum Kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit yang menyebar ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang yang memiliki infeksi.
Infeksi dapat terjadi di bagian tubuh mana saja yang bersentuhan dengan virus, termasuk anus.
Beberapa penyebab infeksi anus antara lain:
- Terlibat dalam aktivitas seksual dengan seseorang yang memiliki infeksi;
- Menyentuh anus setelah menyentuh bagian tubuh lain yang terinfeksi;
- Berbagi handuk atau kain lain dengan seseorang yang terinfeksi.
- Moluskum kontagiosum dapat menyebabkan lesi yang bengkak atau gatal dengan ukuran kecil. Lesi juga biasanya berwarna putih, merah muda, atau berwarna daging.
7. Benda Asing
Benda asing terkadang menjadi penyebab munculnya benjolan di dubur.
Benda yang tersangkut di anus dapat menekannya, membuatnya terasa lebih keras dari biasanya.
Benda yang terperangkap di dalam anus mungkin terasa sangat tidak nyaman.
Biasanya kondisi ini disebabkan oleh:
- Mainan seks
- Anal termometer
- Tip enema
8. Kanker Dubur
Menurut American Society of Colon and Rectal Surgeons, kanker dubur menyumbang sekitar 1-2% dari semua kanker yang memengaruhi usus.
Kanker dubur paling sering terjadi pada wanita dan orang-orang berusia antara 55-64 tahun.
Kanker dubur dapat menyebabkan benjolan di dubur dengan gejala seperti:
- Gatal dubur
- Pendarahan dubur
- Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar anus atau daerah selangkangan
- Rasa sakit atau rasa penuh di daerah anus
- Keputihan yang tidak normal.
Baca Juga: 23 Pantangan Wasir dan Kebiasaan Buruk, Catat dan Hindari!
Cara Mengatasi Benjolan di Dubur
Cara terbaik mengatasi benjolan di dubur adalah segera menghubungi dokter spesialis bedah umum untuk menentukan penyebab dan mendapatkan pengobatan yang tepat, jika diperlukan.
Misalnya kutil dubur eksternal, umumnya dapat diobati dengan obat yang dioleskan langsung ke daerah yang terkena.
Namun, jika benjolan di dubur disertai gejala serius seperti demam tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat Celcius), ada drainase nanah dari benjolan dubur, nyeri parah, atau tinja berdarah, maka sebaiknya segera mencari perawatan medis.
Biasanya, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selama pemeriksaan fisik, dokter menggunakan jari yang bersarung tangan untuk meraba apakah ada benjolan yang disebabkan oleh wasir, moluskum kontagiosum, atau kutil dubur.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu menggunakan anuskop.
Anuskop adalah alat yang dapat dimasukkan dokter ke dalam anus untuk memungkinkan mereka melihatnya lebih dekat.
Jika dokter ingin melakukan pemeriksaan yang lebih menyeluruh pada daerah dubur dan usus besar untuk mengetahui adanya kanker usus besar, dokter dapat menggunakan instrumen tambahan.
Untuk kasus ini, biasanya dokter melakukan beberapa prosedur, seperti:
- Kolonoskopi, prosedur menggunakan tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera pada ujungnya untuk memeriksa interior usus besar dan mendeteksi adanya pertumbuhan abnormal
- Sigmoidoskopi, atau pemeriksaan yang mirip dengan kolonoskopi yang menggunakan tabung untuk memeriksa usus bagian bawah
- Barium enema, pemeriksaan rontgen usus besar
Baca Juga: Ini 5+ Fungsi Usus Besar dalam Pencernaan Makanan Manusia
Perawatan terkait benjolan di dubur juga bervariasi, tergantung penyebabnya.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan benjolan di dubur, dilihat dari penyebabnya.
1. Hematoma Perianal
Ketika seseorang memiliki hematoma perianal, pilihan pengobatan biasanya terdiri dari obat nyeri over-the-counter (OTC atau obat yang dijual bebas) atau kompres dingin.
Dalam kasus hematoma perianal yang parah, orang tersebut mungkin memerlukan drainase bedah.
2. Wasir Luar
Pilihan pengobatan untuk wasir eksternal meliputi:
- Mandi duduk
- Kompres dingin
- Obat pereda nyeri yang dijual bebas (over-the-counter)
- Krim dan salep
- Skleroterapi, yang menggunakan bahan kimia untuk mengobati dan menghancurkan wasir
Bisa juga dilakukan tindakan pembedahan minimal invasive dengan laser (Laser Hemorroidoplasty/LHP).
Saat ini, semakin banyak pasien yang memilih LHP sebagai terapi wasir, karena:
- Umumnya tidak dilakukan pemotongan pada jaringan wasir, sehingga rasa nyeri yang dirasa pasien menjadi minim dan masa penyembuhan pun menjadi lebih cepat
- Dapat dilakukan one-day-care, kecuali pada kasus tertentu
- Dapat segera beraktivitas seperti sediakala
3. Kutil Dubur
Virus yang tidak aktif menyebabkan kutil dubur. Ketika virus "tidak aktif", itu berarti gejalanya cenderung kambuh.
Beberapa perawatan untuk kutil dubur meliputi:
- Tindakan pembedahan
- Fulguration, yang menggunakan arus listrik untuk membakar kutil
- Cryosurgery, yang menggunakan nitrogen cair untuk membekukan kutil
- Asam, untuk kutil yang lebih kecil
4. Perianal HS
Beberapa perawatan untuk HS perianal meliputi:
- Antibiotik, untuk mengobati infeksi
- Adalimumab (Humira), untuk melawan peradangan
- Krim kortison, untuk meredakan iritasi
5. Sembelit
Jika seseorang mengalami sembelit, ada beberapa langkah potensial yang dapat dilakukan, meliputi:
- Mengonsumsi lebih banyak serat
- Minum obat pencahar
- Minum pelunak feses
- Minum lebih banyak cairan
- Jika obat sembelit (over-the-counter/yang dijual bebas) tidak berhasil, dokter dapat meresepkan versi obat yang lebih kuat
6. Moluskum Kontagiosum
Dokter biasanya menangani moluskum kontagiosum dengan krim resep yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus penyebab lesi.
7. Benda Asing
Dokter umumnya dapat menggunakan forsep untuk mengeluarkan benda asing dari anus.
Namun, jika benda tersebut sulit dikeluarkan, tindakan pembedahan mungkin diperlukan.
8. Kanker Dubur
Perawatan untuk kanker dubur tergantung pada stadium kanker dan kesehatan pasien secara keseluruhan.
Beberapa pilihan potensial untuk mengobati kanker dubur meliputi:
- Operasi
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
Baca Juga: Sakit Bokong: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Setelah Moms mengetahui penyebab benjolan di dubur dan cara mengatasinya, sebaiknya diperiksakan ke dokter juga, ya.
Berikut waktu yang tepat untuk memeriksakan kondisi ke dokter.
1. Benjolan Tidak Hilang
Jika benjolan tidak menghilang setelah beberapa minggu atau jika ukurannya bertambah, sebaiknya periksakan ke dokter.
Kondisi ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis, Moms.
2. Nyeri atau Tidak Nyaman
Jika benjolan disertai dengan nyeri, gatal, atau ketidaknyamanan yang cukup parah, maka dapat menandakan adanya kondisi yang perlu ditangani.
3. Perdarahan
Jika Moms melihat darah segar pada tinja, tisu toilet, atau di sekitar area dubur, dapat menjadi tanda adanya masalah yang serius seperti wasir atau kanker usus besar.
4. Perubahan dalam Buang Air Besar
Benjolan di dubur sebaiknya diperiksakan ke dokter jika Moms mengalami perubahan dalam pola buang air besar seperti konstipasi atau diare yang berkepanjangan.
Selain itu jika Moms merasakan perasaan tidak selesai setelah buang air besar, ini bisa menjadi tanda adanya masalah di dalam rektum atau usus.
5. Pembengkakan atau Pecahnya Benjolan
Apabila benjolan mengalami pembengkakan yang signifikan atau pecah, segera cari bantuan medis karena kondisi ini dapat menandakan infeksi atau komplikasi lainnya.
Baca Juga: Mengenal Abses Perianal, Kondisi Adanya Nanah pada Anus
Jangan khawatir, Moms. Sebagian besar kondisi yang menyebabkan benjolan di dubur bersifat jinak.
Namun, hal tersebut dapat menyakitkan dan menyebabkan kekhawatiran bagi banyak orang.
Yang perlu Moms waspadai adalah ketika benjolan tersebut disertai dengan gejala-gejala seperti demam, sakit parah, dan perdarahan.
Jangan ragu untuk segera ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah umum untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat, Moms. Tetap jaga kesehatan, ya, Moms!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/326725#causes
- https://www.healthgrades.com/right-care/digestive-health/rectal-lump
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.