Eksim Basah atau Dermatitis Atopik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Eksim basah merupakan jenis kondisi kulit yang memiliki nama medis dermatitis atopik.
Istilah eksim basah dan eksim kering lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia, padahal istilah tersebut tidak diakui secara medis.
Penamaan tersebut menggambarkan kondisi dari eksim yang dialami.
Pada eksim kering, kondisi kulit terlihat bercak merah, gatal, dan bersisik.
Sedangkan, pada kondisi eksim basah, ditandai dengan luka yang basah, atau lepuh yang jika pecah berisi cairan nanah.
Meskipun begitu, kondisi dermatitis kulit tidak ditentukan berdasarkan cirinya, namun berdasarkan penyebabnya.
Baca Juga: Waspada Dermatitis Seboroik, Kondisi Kulit Kering dan Berkerak
Apa Itu Eksim Basah atau Dermatitis Atopik?
Dermatitis atopik atau eksim, merupakan kondisi kulit yang ditandai dengan adanya peradangan kronis, gatal, kasar, dan pecah-pecah.
Pada beberapa kondisi, lepuh kecil berisi cairan bening dapat terbentuk pada area kulit bermasalah, yang jika pecah dapat membentuk kerak dan berair.
Jika terus dibiarkan, kondisi tersebut akan membentuk luka terbuka, sehingga rentan terjadi infeksi lebih lanjut pada area luka tersebut.
Istilah atopik merujuk pada beberapa kondisi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh, termasuk dermatitis atopik, asma, dan demam.
Selain itu, kondisi gangguan kulit ini tidak dapat menular, dan merupakan bentuk eksim paling umum terjadi saat masa kanak-kanak.
Baca Juga: Dermatitis Kontak pada Bayi, Mengapa Sering Terjadi?
Gejala Dermatitis Atopik
Gejala yang dialami bagi penderita dermatitis atopik dapat berbeda-beda berdasarkan jenis eksim, tingkat keparahan kondisi eksim, serta faktor usia.
Berikut beberapa gejala umum yang sering terjadi pada penderita eksim, meliputi:
- Kulit kering.
- Kemerahan pada area kulit yang terkena eksim
- Rasa gatal
- Luka terbuka
- Berkerak
- Terdapat cairan di sekitar kulit yang terkena eksim
- Luka yang telah terinfeksi
Menyentuh, atau menggaruk area kulit yang mengalami eksim dapat menyebabkan luka parah hingga infeksi luka, untuk itu sebaiknya hindari melakukan hal tersebut.
Jika gejala semakin parah, segera melakukan pemeriksaan.
Penyebab Dermatitis Atopik
Kondisi dermatitis atopik dapat terjadi oleh kombinasi beberapa penyebab.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Allergy, Asthma & Immunology Research tahun 2015 penyebab eksis bisa juga dipicu dari faktor lingkungan yang dapat membuat penyakit menjadi berkembang.
Untuk itu diperlukan pengobatan yang mampu mengurangi rasa gatal dan dapat menghidrasi kulit.
Umumnya, penderita eksim memiliki kulit yang sangat kering, sehingga tidak mampu mempertahankan kelembabannya.
Hal tersebut dapat membuatnya lebih rentan terserang oleh beberapa pemicu dari lingkungan, sehingga menyebabkan rasa gatal, hingga perih.
Selain itu, risiko dermatitis atopik juga sangat tinggi pada penderita dengan riwayat keluarga yang memiliki kondisi eksim.
Adapun beberapa penyebab lainnya dapat disimak berikut ini.
- Memiliki kulit kering
- Melakukan aktivitas yang menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif
- Gangguan sistem kekebalan
- Tinggal di daerah perkotaan, atau di daerah dengan suhu dingin
- Kerusakan pada pelindung kulit atau skin barrier
- Gangguan endokrin, seperti penyakit tiroid.
Cara Mengobati Dermatisi Atopik
Menurut studi di jurnal Allergy, Asthma & Clinical Immunology pada tahun 2018, dalam menentukan perawatan kulit yang tepat, pasien perlu menjalani tes alergi terhadap makanan untuk dapat dipertimbangkan pengobatannya berdasarkan riwayat pasien
Kondisi eksim dapat diatasi dengan berbagai cara, meliputi:
1. Menggunakan Pelembab Emollient
Pelembab emollient adalah pelembab medis yang umumnya digunakan untuk mengobati kondisi kulit eksim.
Jenis pelembab ini dapat ditemui dalam berbagai bentuk, yaitu krim, salep, lotion, gel, dan semprotan.
Jenis pelembab ini berbeda dengan pelembap kosmetik pada umumnya, sebab tidak mengandung pengharum, dan tidak mengandung bahan aktif dalam mengatasi anti penuaan.
Menggunakan pelembab emollient sangat tepat dalam merawat kulit yang mengalami eksim, sebab pelembab ini dapat bekerja dengan menenangkan, melembabkan, melindungi kulit, serta membantu mengurangi jumlah eksim.
2. Kortikosteroid Topikal
Kortikosteroid topikal, atau steroid topikal merupakan pengobatan topikal yang membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal pada kulit.
Steroid adalah zat alami yang dibuat tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.
Ada sejumlah jenis steroid topikal yang berbeda serta konsentrasi yang berbeda, yaitu dalam bentuk salep, krim, lotion, semprot.
Obeat topikal ini dapat dioleskan hanya pada area kulit yang terkena eksim dengan frekuensi yang telah ditentukan oleh dokter.
Penggunaan pelembab dapat dilakukan setelah mengoleskan steroid topikal.
3. Pengobatan Oral
Jika perawatan topikal tidak efektif atau tidak memberi hasil yang diinginkan, dokter mungkin meresepkan obat oral seperti kortikosteroid sistemik atau imunosupresan.
Pengobatan ini tersedia dalam bentuk pemberian injeksi dan tablet oral.
Penggunaan obat ini tidak diperbolehkan dalam jangka waktu yang lama.
4. Melakukan Program Diet
Menjaga pola makan sebenarnya tidak dapat menyembuhkan kondisi eksim, namun hal tersebut dapat mengurangi gejalanya.
Beberapa jenis diet bisa dicoba, yaitu diet Mediterania, diet Ayurveda, dan diet bebas gluten.
Selain itu, minum banyak air sebanyak 8 gelas per hari dapat menjadi kunci pencegahan dermatitis atopik, sebab tubuh yang terhidrasi dapat melembabkan kulit.
5. Fototerapi
Sinar ultraviolet atau sinar UV dapat membantu mengobati eksim pada kondisi sedang hingga berat.
Sinar UV membantu menjaga sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi gejala eksim pada kulit.
Namun, meskipun melakukan pengobatan fototerapi, pasien juga tetap harus menjalani serangkaian pengobatan lainnya, sebab fototerapi hanya bersifat sementara.
Selain itu, pengobatan fototerapi yang terlalu banyak memiliki efek samping, yaitu kulit mengalami penuaan, hingga kanker kulit.
6. Menggunakan Antibiotik dan Antihistasmin
Kondisi kulit yang mengalami luka terbuka sangat rentan mengalami infeksi.
Untuk itu, penggunaan obat-obatan antibiotik biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi kulit akibat bakteri.
Selain antibiotik, penggunaan obat-obatan antihistamin juga penting.
Obat ini dapat mengurangi rasa gatal pada penderitanya.
7. Mandi Air Hangat
Saat mandi, menggunaakan air hangat dapat menenangkan kulit.
Pastikan untuk menggunakan sabun yang lembut dan tidak membuat kulit kering.
Hindari menggunakan penggosok badan guna mencegah terjadinya iritasi pada kulit.
Selain itu, keringkan kulit setelah mandi dengan pelan tanpa menggosoknya.
Hal tersebut dapat meminimalisir memperparah kondisi eksim.
Setelah menjalani berbagai perawatan dan dinyatakan sembuh, Moms perlu berhati-hati dan tetap melakukan perawatan kulit di rumah untuk mencegah kondisi iritasi kulit terjadi kembali.
Komplikasi Dermatitis Atopik
Pada eksim basah, atau dermatitis atopik, komplikasi yang dapat terjadi ketika kondisi kulit mengalami luka terbuka sehingga dapat dengan mudah terserang bakteri.
Berikut beberapa komplikasi eksim, meliputi:
- Staphylococcus aureus, yang merupakan bakteri penyebab terjadinya impetigo. Jika terserang bakteri ini, maka akan menyebabkan infeksi, dan membentuk lepuh yang meradang dan dapat meletus, berair, dan membentuk kerak.
- Virus herpes simpleks.
- Kutil.
Diagnosis Dermatitis Atopik
Pada dasarnya, kondisi dermatitis atopik tidak memerlukan tes laboratorium dalam proses diagnosisnya.
Dilansir dari Mayo Clinic, proses diagnosis dermatitis atopik dapat dilakukan dengan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien.
Selain itu, dokter juga akan melakukan tes patch atau tes tempel dalam mengidentifikasi kondisi kulit.
Saat melakukan pemeriksaan, sebaiknya juga memberitahu makanan yang dicurigai menjadi penyebab kondisi tersebut terjadi.
Baca Juga: Penyebab Eksim pada Bayi dan Cara Mengatasinya, Moms Wajib Tahu!
Itulah ulasan tentang eksim basah atau dermatitis atopik yang penting untuk Moms ketahui.
Pastikan Moms selalu menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit eksim.
- https://eczema.org/information-and-advice/treatments-for-eczema/emollients/
- https://nationaleczema.org/eczema/treatment/topicals/
- https://health.clevelandclinic.org/eczema-diet
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/eczema/treatments-for-you
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/eczema/eczema-causes
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/eczema-atopic-dermatitis
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/14417
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/diagnosis-treatment/drc-20353279#:~:text=No%20lab%20test%20is%20needed,conditions%20that%20accompany%20your%20eczema.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6157251/#:~:text=Optimal%20skin%20care%20practices%20and,be%20required%20for%20overt%20infections.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4773205/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.