Mengenal Hematuria, Kencing Berdarah yang Harus Diwaspadai
Saat sedang buang air kecil, tidak salahnya untuk selalu mengecek kondisi urin, ya, Moms.
Normalnya, urin hanya mengeluarkan zat-zat sisa hasil penyaringan ginjal, bisa berwarna bening atau pekat. Namun, perlu waspada ketika Moms mengalami kondisi kencing berdarah atau hematuria.
Kondisi urin berdarah umumnya berwarna pink, merah, dan gelap agak kecokelatan. Hal ini bisa menjadi tanda dari masalah pada saluran kemih, ginjal atau prostat.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan cara mengatasinya berikut ini.
Baca Juga: 7 Alasan Medis Penyebab Kencing Bau Tak Sedap
Penyebab Hematuria
Foto: thehealthy.com
Moms sebaiknya jangan langsung panik saat terjadi kondisi urin berdarah karena terdapat banyak faktor penyebab. Dilansir dari Urology Care Foundation, beberapa penyebabnya di antaranya:
- Infeksi saluran kemih
- Prostat yang membesar di pria dewasa
- Batu ginjal dan gangguan ginjal lainnya
- Infeksi prostat pada pria
- Menstruasi
- Mengonsumsi pengencer darah
- Mengonsumsi obat anti bengkak
- Olahraga terlalu keras
Ada penyebab yang tidak berbahaya dan ada juga yang membahayakan kesehatan tubuh kita.
“Hematuria biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan sangat sedikit darah yang mengubah warna urin. Urin berdarah bisa muncul berwarna merah muda, merah, atau merah gelap,” ungkap Dr. Jenelle E. Foote, ahli urologi dari Atlanta.
Darah yang mengalir urin berasal dari ginjal atau bagian lain dari saluran kemih. Berikut ini penjelasan lebih jelas tentang penyebab kencing berdarah yang bisa terjadi.
1. Infeksi
Infeksi adalah salah satu penyebab paling umum. Infeksi bisa terjadi di suatu tempat di saluran kemih, kandung kemih, atau ginjal.
Infeksi terjadi ketika bakteri naik ke uretra, saluran yang membawa urin keluar dari tubuh dari kandung kemih.
Infeksi bisa berpindah ke kandung kemih dan bahkan ke ginjal. Ini sering menyebabkan rasa sakit dan sering buang air kecil. Mungkin ada hematuria kotor atau mikroskopis.
2. Batu di Kandung Kemih atau Ginjal
Alasan umum lainnya untuk darah dalam urin adalah adanya batu di ginjal atau kandung kemih. Ini adalah kristal yang terbentuk dari mineral dalam urin. Batu ini bisa berkembang di dalam ginjal atau kandung kemih.
Batu besar dapat menyebabkan penyumbatan yang sering menyebabkan hematuria dan nyeri yang signifikan.
3. Pembesaran Prostat
Pada pria yang berusia paruh baya ke atas, penyebab kondisi ini yang cukup umum adalah pembesaran prostat. Kelenjar ini berada tepat di bawah kandung kemih dan di dekat uretra.
Ketika prostat membesar, seperti yang sering terjadi pada pria di usia paruh baya, ia menekan uretra.
Hal ini menyebabkan masalah buang air kecil dan dapat mencegah kandung kemih untuk sepenuhnya kosong. Ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) dengan darah dalam urin.
4. Penyakit Ginjal
Alasan yang kurang umum untuk melihat darah dalam urin adalah penyakit ginjal. Ginjal yang sakit atau meradang dapat menyebabkan kencing berdarah. Penyakit ini bisa timbul dengan sendirinya atau sebagai bagian dari penyakit lain, seperti diabetes.
Pada anak usia 6 sampai 10 tahun, gangguan ginjal pasca-streptokokus glomerulonefritis dapat menyebabkan hematuria. Gangguan ini dapat berkembang satu hingga dua minggu setelah infeksi strep yang tidak diobati.
5. Kanker
Kanker kandung kemih, ginjal, atau prostat dapat menyebabkan darah pada urin. Ini merupakan gejala yang sering terjadi pada kasus kanker stadium lanjut. Mungkin tidak ada tanda-tanda masalah sebelumnya.
6. Penggunaan Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hematuria. Ini termasuk penisilin, aspirin, obat pengencer darah seperti heparin dan warfarin (Coumadin), dan siklofosfamid, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati jenis kanker tertentu.
Baca Juga: Diet Vegetarian Bisa Membantu Mencegah Infeksi Saluran Kemih, Benarkah?
Jenis-jenis Hematuria
Foto: Orami Photo Stock
Dalam jurnal Deutsches Arzteblatt International, hematuria dapat terlihat sangat jelas (makrohematuria) atau hanya dapat dideteksi di bawah mikroskop (mikrohematuria).
Mikrohematuria seringkali asimtomatik dan memiliki prevalensi 4-5% dalam praktek klinis rutin. Ini mungkin karena penyakit yang mendasari ginjal atau saluran urogenital.
1. Makrohematuria
Jika ada cukup darah dalam urin sehingga urin Moms tampak merah muda atau merah atau tampak ada bintik-bintik darah yang terlihat, ini bisa jadi mengalami makrohematuria atau "gross hematuria".
2. Mikrohematuria
Bila Moms tidak dapat melihat darah karena jumlah bercaknya yang sangat kecil, bisa jadi Moms menderita jenis mikrohematuria atau "hematuria mikroskopis".
Hanya tes laboratorium yang mendeteksi darah atau melihat sampel urin di bawah mikroskop yang dapat memastikan hematuria mikroskopis.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Pemicu Infeksi Saluran Kemih (ISK), Jangan Dilakukan Lagi ya!
Cara Mencegah Hematuria
Foto: ranchomirageurology.com
Kata orang, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pencegahan kencing berdarah ini bisa dilakukan dengan mencegah infeksi saluran kemih atau batu ginjal, dua penyebab umum hematuria. Ini beberapa cara yang bisa Moms ikuti, yaitu:
1. Minum Air yang Cukup
Cara ini menjadi termudah dan terampuh untuk membantu mencegah kondisi infeksi saluran kemih dan mencegah terjadinya kencing berdarah.
Air membantu organ saluran kemih untuk membuang limbah dari tubuh secara efisien dan mempertahankan nutrisi penting serta elektrolit di dalam tubuh.
Sebenarnya, tidak ada aturan pasti seberapa banyak harus minum air putih setiap hari, karena kondisi setiap orang berbeda. Tapi, rata-rata orang harus minum air putih enam sampai delapan gelas per hari.
Selain itu, pastikan juga air yang diminum bersih dan aman untuk dikonsumsi agar terbebas dari infeksi bakteri, ya, Moms.
2. Jangan Menahan Buang Air Kecil
Nah, kebiasaan satu ini mungkin sering Moms lakukan bahkan tanpa disadari. Hati-hati, kebiasaan sering menahan buang air kecil bisa meningkatkan risiko bakteri menempel dan membuat infeksi.
Sebaiknya, segera buang air kecil untuk membantu mencegah kondisi infeksi saluran kemih dan kencing berdarah atau hematuria.
3. Mengonsumsi Probiotik
Probiotik dikenal membantu menjaga saluran kemih sehat dan bebas dari bakteri berbahaya, sehingga bisa mencegah hematuria.
Moms bisa mengonsumsi makanan yang kaya probiotik seperti produk fermentasi dan susu seperti yoghurt, keju, dan susu kefir. Atau konsumsi suplemen probiotik yang biasa berbentuk kapsul atau bubuk.
Baca Juga: Kencing Berdarah Saat Hamil, Bahaya atau Tidak?
Pemeriksaan untuk Hematuria
Foto: massgeneral.org
Hematuria atau kencing berdarah harus segera diatasi sebelum kondisinya semakin parah.
Umumnya, diagnosis awal dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan tinjauan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan pada sampel darah dan urin untuk dianalisis lebih lanjut.
Dokter juga dapat melakukan prosedur cystoscopy, yang berguna untuk melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih melalui tabung berlubang dengan lensa.
“Setelah diagnosis, penanganan hematuria dilakukan dengan melihat faktor penyebabnya. Penanganannya dapat berupa pemberian obat-obatan untuk membersihkan infeksi dan terapi USG untuk mengobati kandung kemih atau batu ginjal,” jelas ahli urologi, Dr. Jenelle E. Foote.
Jika penyebabnya termasuk ke dalam kondisi berbahaya seperti gejala awal dari kanker, tentunya membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases mengatakan risiko dari kondisi akan semakin besar bila kita punya riwayat keluarga yang pernah mengalami penyakit ginjal, prostat, atau batu ginjal.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Infeksi Saluran Kemih
Cara Mengatasi Hematuria
Foto: Orami Photo Stock
Mayo Clinic mengungkapkan, tergantung pada kondisi yang menyebabkan hematuria, pengobatan bisa dengan berbagai metode.
Dokter mungkin melibatkan penggunaan antibiotik untuk membersihkan infeksi saluran kemih, mencoba obat resep untuk mengecilkan prostat yang membesar atau menjalani terapi gelombang kejut untuk memecah kandung kemih atau batu ginjal.
Bahkan dalam beberapa kasus, tidak diperlukan perawatan khusus.
Untuk itu, sebaiknya dilakukan diagnosis yang tepat agar penanganannya juga benar. Adapun beberapa tes untuk diagnosis hematuria dilakukan dengan cara berikut ini:
- Pemeriksaan fisik, meliputi pertanyaan tentang riwayat kesehatan Moms serta riwayat medis keluarga.
- Tes urin atau urinalisis, yaitu memeriksa apakah urine mengandung sel darah merah atau tidak. Tes ini juga dapat memeriksa apakah Moms memiliki batu ginjal atau tidak.
- Cystoscopy, yaitu prosedur pemeriksaan yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengecek apakah ada tumor atau batu ginjal.
American Kidney Fund mengatakan, bila kencing berdarah disebabkan karena infeksi, kemungkinan dokter akan memberikan obat antibiotik.
Penanganan hematuria bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau terapi, tergantung pada kondisi setiap orang.
Namun, penting untuk dipahami bahwa Moms harus memiliki pola hidup sehat ketika didiagnosis memiliki penyakit pada saluran kemih atau ginjal.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.