Cara Mengusir Sifat Posesif pada Pasangan dan Diri Sendiri
Punya pasangan yang posesif bisa sangat menjengkelkan, bahkan bisa jadi salah satu pintu dari toxic relationship.
Terlihat sama dengan cemburu, sebenarnya keduanya cukup berbeda.
Kenali tentang posesif dan cemburu secara lengkap melalui penjelasan berikut ini.
Apa itu Posesif?
Memberikan dukungan emosional adalah salah satu keuntungan dari menjalin sebuah hubungan.
Perlu diketahui, sangatlah normal untuk melakukan dan menerima dukungan emosional, terlebih ketika seseorang berada di dalam hubungan yang cukup lama.
Namun terkadang, hubungan tak selamanya berjalan mulus.
Posesif merupakan sebuah tindakan yang tidak sehat dalam hubungan.
Tak bisa dipungkiri bahwa keinginan untuk memiliki adalah hal yang normal.
Kendati demikian, rasa memiliki yang berlebihan dan membuat seseorang merasa memiliki hal untuk mengatur, membatasi, serta melarang pasangannya untuk menjalani hidup sesuai pilihannya bukanlah sebuah hal yang sehat.
"Menjadi posesif itu bermasalah karena itu pertanda bahwa pasangan itu merasa tidak aman, cenderung mengendalikan pasangannya, dan tidak percaya kepada pasangan," kata Dr. Carla Marie Manly, Ph.D., seorang psikolog klinis dan penulis buku Date Smart (2021), dilansir dari Bustle.com.
Ya, tindakan dan rasa memiliki berlebihan yang sudah disebutkan di atas dinamakan posesif.
Dilansir dari sebuah studi di jurnal Consciousness and Cognition, posesif adalah kecemburuan yang diikuti dengan perilaku mengawasi atau pengawasan ketat pada pasangan.
Hal ini bisa menyebabkan ketidakpuasan hubungan dan membuat salah satu pihak jadi tertekan.
Baca Juga: Akibat Berbohong Bisa Berpengaruh pada Kesehatan Mental
Penyebab Sifat Posesif
Sikap tersebut sering kali berasal dari rasa insecure, di mana seseorang yang mengalaminya selalu merasa cemas dan ketakutan akan penolakan, khawatir dan selalu meragukan pasangan, serta selalu memiliki pandangan negatif.
Dilansri dair WebMD, seseorang dengan sifat posesif dapat menunjukkan sikap yang ekstrem sebagai upaya agar tidak ditinggalkan oleh pasangan atau teman.
Sikap juga bisa menjadi tanda gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder).
Karakteristik Sifat Posesif
Bicara tentang hubungan pasangan suami istri, pasti tidak pernah lepas dari yang namanya konflik.
Konflik kecil yang berkepanjangan bisa menjadi pemicu dari sifat yang tidak disadari, seperti cemburu ataupun posesif.
Nah, untuk mencegah hal ini mari ketahui karakteristik dari sifat ini terlebih dahulu, Moms.
1. Membuat Aturan Semena-mena
Salah satu ciri dari sikap posesif yang sering terlihat adalah pasangan membuat aturan yang tak masuk akal.
Ia melarang Moms pergi dan bertemu dengan orang-orang tertentu. Tentunya hal itu sangat membatasi ruang gerak Moms.
Bahkan, sifat buruk ini membuat kita jadi minim komunikasi dengan orang lain.
Contohnya seperti: "Jangan hubungi teman kerjamu lagi, ya!" atau "Kalau keluar rumah, coba fotoin apa baju yang kamu kenakan."
2. Sering Menguntit
Pasangan yang posesif akan mengawasi setiap hal kecil yang kita lakukan hingga menguntit, lho!
Misalnya seperti melihat akun sosial media dengan diam-diam ataupun membuka isi ponsel tanpa persetujuan.
Hal ini bukanlah hal yang harus dinormalkan, ya.
Adanya privasi dalam sebuah hubungan itu penting, lho!
Baca Juga: Mengenal Tanaman Catnip, dari Manfaat Hingga Efek Sampingnya
3. Terlalu Ketergantungan
Ada masanya ketika kita membutuhkan waktu sendiri di dalam sebuah hubungan romantis.
Beda halnya ketika sifat romantis menyukai me time, nah orang yang posesif kebalikannya, Moms.
Mereka akan lebih banyak menuntut untuk selalu bersama di setiap waktu.
Hal ini membuat saling ketergantungan dan menyulitkan seseorang untuk menjalani aktivitas.
Contohnya seperti: "Kamu harus temani aku pergi jam 12 malam ya untuk makan," ataupun "Nggak usah kerja, kamu temenin aku aja di rumah."
4. Suasana Hati yang Mudah Berubah
Jika suatu waktu pasangan tiba-tiba marah karena masalah sederhana, maka di saat berikutnya ia berusaha menenangkan diri dengan mengatakan bahwa, “Aku sangat mencintaimu" atau "Aku tidak bisa hidup tanpamu.”
Itu adalah tanda yang jelas bahwa dia merupakan seseorang yang posesif.
Dampak Negatif Sikap Posesif
Sikap posesif pada dasarnya muncul dari perasaan takut kehilangan. Orang yang posesif khawatir pasangannya akan meninggalkannya.
Oleh karena itu, setiap tindakan yang dilakukan oleh pasangannya yang dianggap mengancam atau berbahaya, akan mendapat reaksi keras.
Bahkan sekalipun tindakan yang dilakukan merupakan pekerjaan, hobi, dan rutinitas sehari-hari pasangan.
Perasaan takut kehilangan yang berlebihan ini justru akan membuat seseorang benar-benar kehilangan pasangannya.
Hubungan dengan pasangan akan rusak karena salah satu pasangan akan merasa dikekang dan diragukan.
Sikap posesif juga dapat mendatangkan tindakan-tindakan ilegal dan melanggar hukum.
Mulai dari tindakan pelecehan, paranoia, hingga menguntit atau memata-matai pasangan.
Tak sedikit kasus pasangan posesif yang menyadap ponsel pasangannya untuk mengawasi keberadaannya secara diam-diam.
Lebih buruk lagi, sikap posesif bisa membuat seseorang menemui kegagalan dalam setiap hubungan yang Ia jalani.
Baca Juga: Mengenal Toxic Masculinity, Ciri dan Cara Pencegahannya
Cara Menghilangkan Sifat Posesif pada Pasangan dan pada Diri Sendiri
Mengatasi sikap posesif dalam suatu hubungan dapat sangat rumit untuk dilkaukan. Namun, ada beberapa cara untuk dapat menangani situasi tersebut.
Jika mendapati adanya tanda-tanda posesif pada pasangan, maka harus memahami bahwa hal tersebut bukanlah disebabkan oleh hubungan yang Moms dan pasangan sedang jalani.
Sikap posesif tersebut merupakan masalah diri mereka.
Apakah itu merasa insecure, mengalami kecemasan dalam berhubungan, atau kemungkinan adanya gangguan kepribadian.
Cara Menghilangkan Sifat Posesif pada Pasangan:
Agar hubungan sehat dapat terjalin, ini yang bisa Moms lakukan jika punya pasangan posesif:
- Moms perlu meyakinkan pasangan tentang stabilitas hubungan yang dimiliki.
- Yakinkan pasangan dengan menunjukkan perasaan cinta yang dimiliki kepadanya.
- Jika tindakan Moms yang meyakinkan pasangan tidak mengubah sikap posesif yang mereka miliki, Moms mungkin perlu membawa pasangan melakukan terapi.
Hal tersebut dapat membantu pasangan menyelesaikan masalah dengan masalah dari masa lalu mereka. Moms dan pasangan juga bisa mendapat bantuan dengan melakukan konseling pasangan.
Cara Menghilangkan Sifat Posesif pada Diri Sendiri:
Bila ternyata Moms yang memiliki sifat posesif dalam menjalin hubungan dengan pasangan, berikut beberapa hal yang bisa Moms lakukan, dilansir dari WebMD, yaitu:
- Hindari menguntit hal-hal privasi pasangan.
- Berbicara empat mata dengan pasangan tentang perasaan yang dimiliki.
- Pertahankan hubungan lain selain dengan pasangan, seperti hubungan pertemanan atau keluarga.
- Segera dapatkan penanganan dari ahli terapi atau psikolog jika memiliki rasa insecure yang mengganggu ketenangan setiap hari.
Baca Juga: Seo Ye Ji Posesif dengan Kim Jung-Hyun, Apa Penyebab Seseorang Posesif dengan Pasangannya?
Pengertian Cemburu
Sebagai manusia, kita semua memiliki kecemburuan. Rasa cemburu sendiri bisa diartikan sebagai rasa waspada ketika kita sedang menjaga sesuatu yang dimiliki.
Kecemburuan sendiri bisa menjadi sebuah hal yang sehat dan normal, namun juga bisa berakibat buruk terhadap orang yang kita sayangi.
Dilansir dari penelitian di Western Journal of Communication kecemburuan memang sering dikaitkan dengan rusaknya hubungan.
Namun, kecemburuan juga bisa memiliki keterkaitan dengan peningkatan komitmen.
Biasanya rasa ini datang ketika kita melihat "saingan" potensial yang bisa hadir dalam kehidupan pasangan kita.
Hal tersebut sangatlah wajar ketika seseorang sedang berada dalam hubungan romantis.
Kendati demikian, kecemburuan yang diiringi dengan tindakan yang berlebihan bisa mengarah pada perilaku posesif.
Dan perlu diketahui, sifat tersebut bisa sangat merugikan diri sendiri, pasangan, dan hubungan yang sedang dijalani.
Baca Juga: 5 Love Language untuk Bonding yang Lebih Intim, Moms Tipe yang Mana?
Ciri-Ciri Cemburu
Salah satu konflik kecil dalam suatu hubungan adalah masalah cemburu terhadap pasangan yang kadang membuat kurang nyaman.
Perlu diketahui, setiap pria pasti memiliki kadar cemburu yang berbeda-beda, serta cara menunjukan kecemburuan yang berbeda pula.
Adapun beberapa tanda bahwa kita memiliki sifat cemburu, yakni:
1. Bersikap Cuek
Cuek bisa direpresentasikan dalam berbagai hal ketika cemburu.
Ada yang terang-terangan bicara bahwa ia tidak suka jika Moms berkomunikasi dengan lelaki lain. Ada juga yang tidak secara langsung mengutarakannya, lho.
Tapi kadang tipe pria yang seperti ini akan berubah sikapnya lebih cuek dari biasanya sampai ada celah untuk Moms menegurnya, baru ia mengutarakannya dengan sedikit gengsi.
Contohnya seperti: "Kamu nanti pulangnya bareng aku aja, jangan sama dia lagi," atau "Aku selama ini sebenarnya tidak suka kalau kamu pergi sama dia."
Baca Juga: 10 Cara Menarik Perhatian Suami yang Cuek dan Sibuk
2. Sering Menyalahkan Suatu Hal atau Keadaan
Tanda lain bahwa seseorang sedang cemburu, salah satunya sering menyalahkan keadaan tertentu, walau, kesalahan yang dilakukan pasangannya tidak besar.
Namun, karena sifat cemburu itu muncul, hal ini membuat seseorang lebih mudah menyalahkan sesuatu.
Contohnya seperti: "Kenapa kamu masih memakai barang-barang dari mantanmu?" Cemburu sah-sah saja Moms, selama masih di batas wajar.
Karena ini menunjukan bahwa dirinya mempunyai rasa memiliki yang tinggi atau dalam kata yang lebih sederhana, ia menyayangi Moms seutuhnya.
Baca Juga: Tahapan Skincare Rutin Sederhana untuk Ibu Sibuk, Yuk Dicoba!
Cara Membedakan Cemburu dan Posesif
Terkadang seseorang masih bingung membedakan cemburu dan juga posesif.
Bahkan tak jarang seseorang membiarkan pasangannya bersikap posesif karena dianggap sebagai caranya untuk menunjukkan kasih sayang.
Namun, perilaku posesif bisa berbahaya, Moms. Berikit cara membedakan cemburu dan perilaku posesif yang perlu diketahui!
1. Alasan
Pria menjadi cemburu atau posesif memang punya alasannya masing-masing. Coba ajak bicara pasangan dan tanyakan alasan yang paling mendasar mengapa ia tidak menyukai sikap Moms.
Jika Moms merasa alasannya masuk akal dan hal tersebut tidak sampai merusak hubungan Moms, berarti pasangan hanya sekadar cemburu.
Orang yang posesif cenderung tidak memiliki hal yang jelas ketika membatasi pasangannya, ia hanya ingin mengontrol hidup Moms tanpa alasan yang realistis.
2. Cara Penyampaian
Sama dengan halnya wanita, karakter pria pun berbeda-beda.
Saat menyampaikan dirinya tidak menyukai Moms bergaul dengan salah seorang pria, Moms bisa lihat dari cara menyampaikan hal tersebut.
Kalau hanya teguran atau pembicaraan serius itu tandanya ia sedang menunjukan kecemburuannya.
Tapi kalau ia bicara secara kasar bahkan sampai memaki-maki atau berteriak, sudah pasti ia adalah orang yang sangat posesif.
Baca Juga: Adam Levine Diduga Selingkuh, Ingin Menamai Anak Ke-3 dengan Nama Selingkuhan
3. Reaksi Pasangan
Saat tahu bahwa ada perbuatan Moms yang tidak disukai pasangan, coba bicarakan dengan teman dekat atau orang tua, apakah hal tersebut wajar dicemburui atau tidak.
Jika tanggapan mereka tidak wajar dan hal yang Moms lakukan adalah hal yang tidak menyimpang.
Seharusnya Moms memberi penjelasan kepada pasangan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Lihatlah reaksi pasangan, apakah ia mengalah atau justru bicara kasar atau bahkan sampai melakukan kekerasan.
Karena orang yang memiliki tingkat posesif tinggi akan melakukan tindakan kekerasan untuk membuat pasangannya merasa takut dan mematuhi segala perintahnya.
Baca Juga: Moms, Yuk Belajar dari Kisah Siti Aisyah yang Cemburu
Apakah Posesif dan Cemburu Merupakan Perasaan yang Wajar?
Dalam kondisi apapun, sikap posesif tentu tidak dibenarkan. Pasalnya, sikap posesif juga bisa menjadi tanda gangguan borderline personality disorder.
Apapun alasan yang mendasarinya, sikap posesif harus diredakan dan dihilangkan demi menjaga kepercayaan pasangan.
Lantas, bagaimana dengan rasa cemburu? Pada dasarnya, rasa cemburu masih dianggap normal selama dalam batas wajar.
Rasa cemburu bisa muncul karena kesalahpahaman atau rasa takut kehilangan. Oleh sebab itu, ada baiknya Moms meminta penjelasan langsung dari pasangan.
Rasa cemburu umumnya akan segera mereda setelah Moms mendapat penjelasan atau ketenangan dari pasangan.
Jika rasa cemburu masih memuncak dan tak kunjung reda, maka hal ini bisa menjadi tanda Moms mengalami cemburu yang berlebihan.
Duh, Moms, kalau tingkat kecemburuan dan posesif sudah sampai seperti ini, segera laporkan ke keluarga dekat untuk mengambil tindakan lanjut.
Jangan sampai Moms salah kaprah antara cemburu dan posesif, ya Moms!
- https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10570314.2013.770161
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21251853/
- https://www.bustle.com/wellness/signs-your-partner-is-possessive-what-experts-say-to-do-about-it
- https://www.mindbodygreen.com/articles/what-causes-possessiveness-in-relationships
- https://www.webmd.com/sex-relationships/signs-possessiveness
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.