12 September 2024

Puasa Sebelum Menikah (Puasa Mutih): Niat, Cara, dan Manfaat

Tradisi puasa yang dilakukan oleh calon pengantin adat Jawa

Puasa sebelum menikah erat berkaitan dengan tradisi adat Jawa yang dikenal dengan istilah puasa mutih.

Bagi calon pengantin, khususnya mereka yang hendak menggelar pernikahan menggunakan adat Jawa, biasanya disarankan untuk melewati beberapa ritual menjelang pernikahan.

Selain midodareni, calon pengantin juga harus melewati tradisi puasa sebelum menikah.

Beberapa orang mungkin sudah tidak asing dengan tradisi puasa sebelum menikah.

Umumnya, puasa ini dikenal dengan sebutan puasa mutih.

Baca Juga: Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa, Catat!

Puasa Sebelum Menikah dalam Tradisi Adat Jawa

Puasa Mutih Sebelum Menikah
Foto: Puasa Mutih Sebelum Menikah (Freepik.com/freepic.diller)

Dalam budaya Jawa, terdapat sebuah tradisi yang dikenal sebagai "puasa mutih" atau puasa sebelum menikah.

Sesuai dengan namanya, calon pengantin tidak boleh makan dan minum selain yang berwarna putih.

Jadi, selama menjalankan puasa mutih, calon pengantin hanya boleh mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih.

Meskipun tidak termasuk dalam ajaran keagamaan, puasa mutih memiliki makna yang mendalam bagi para calon pengantin Jawa.

Puasa mutih merupakan salah satu ritual tradisional yang telah tertanam dalam aliran kejawen di tanah Jawa.

Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan dan kehormatan terhadap leluhur.

Ritual ini umumnya dilakukan oleh para calon pengantin yang ingin menghormati dan melestarikan warisan budaya nenek moyang mereka.

Baca Juga: Contoh Mahar Pernikahan dalam Islam dan Ketentuannya

Apa yang Dimakan saat Puasa Mutih?

Ritual puasa sebelum menikah atau puasa mutih ini melibatkan ketekunan dalam mengamalkan puasa, yang mencakup tidak mengonsumsi makanan atau minuman selain yang berwarna putih.

Secara khusus, calon pengantin yang menjalani puasa mutih hanya mengonsumsi nasi putih, telur putih, dan air putih.

Makna Puasa Mutih

Tujuan utama dibalik melaksanakan puasa mutih sebelum menikah adalah untuk menghormati dan mempersembahkan penghormatan kepada leluhur.

Selain itu, juga sebagai warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Tradisi ini juga memiliki tujuan untuk memberikan doa dan harapan agar segala prosesi pernikahan berjalan dengan lancar dan sukses.

Warna putih dalam tradisi puasa mutih memiliki makna yang mendalam. Putih melambangkan kesucian, kebersihan, dan kepolosan.

Dengan membatasi makanan dan minuman hanya pada yang berwarna putih, calon pengantin ingin membersihkan tubuh dan pikiran mereka.

Khususnya sebelum memasuki babak baru dalam kehidupan, yaitu pernikahan.

Konsep aura dan energi memiliki tempat penting dalam tradisi puasa mutih.

Dalam pandangan tradisional Jawa, menjalani puasa mutih diyakini dapat meningkatkan aura positif calon pengantin.

Aura ini akan memancar saat upacara pernikahan berlangsung, menciptakan suasana yang harmonis dan membawa berkah bagi pasangan yang akan menikah.

Salah satu aspek yang membuat tradisi puasa mutih begitu unik adalah penggabungan antara spiritualitas dan budaya.

Ini adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur, tradisi nenek moyang, dan nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.

Baca Juga: 9 Keutamaan Surat Al Waqiah, Bisa Dijauhkan dari Kemiskinan!

Berapa Hari Sebaiknya Puasa Mutih Dilakukan?

Puasa Mutih
Foto: Puasa Mutih (freepik.com)

Umumnya, disarankan untuk menjalani puasa mutih selama 3 hari berturut-turut sebelum hari pernikahan.

Waktu ini memberikan pasangan waktu yang cukup untuk fokus pada persiapan mental dan spiritual mereka.

Tiga hari puasa mutih juga dianggap sebagai periode yang optimal untuk membersihkan tubuh dari toksin dan mempersiapkan diri menghadapi pernikahan.

Mengapa tiga hari berturut-turut menjadi pilihan umum untuk puasa mutih?

Hal ini berkaitan dengan konsep dalam banyak agama yang mengaitkan angka tiga dengan kesucian dan transformasi.

Tiga hari dianggap sebagai waktu yang cukup untuk memulai perubahan dalam diri, dan menjauhkan diri dari godaan duniawi.

Selain itu juga untuk memusatkan perhatian pada persiapan pernikahan.

Baca juga: 7 Tahap Proses Taaruf, Dari Perkenalan Hingga Pernikahan

Niat Puasa Sebelum Menikah

Niat Puasa Sebelum Menikah
Foto: Niat Puasa Sebelum Menikah (Orami Photo Stock)

Berikut ini bacaan niat puasa sebelum menikah.

1. Niat Puasa Mutih dalam Bahasa Jawa

Niat puasa mutih ini umumnya dilafalkan menggunakan Bahasa Jawa, yang berbunyi:

Niat ingsun puasa mutih supados putih batin kulo, putih awak kulo, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.

Artinya:

"Saya berniat puasa mutih supaya putih batin saya, putih badan saya, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala."

Niat ini harus dilafalkan oleh calon pengantin pada saat setelah selesai mengerjakan Salat Isya.

2. Niat Puasa sebelum Menikah dalam Bahasa Arab

Selain dalam bahasa Jawa, niat puasa sebelum nikah lainnya yang juga terdapat dalam bahasa Arab yaitu:

Nawaitu shoumagodin ‘an sunnati rasulullahi sallallhu ‘alaihi wasallama li’aqdi qorbatizzawaji lillahi ta’ala.

Artinya:

“Saya niat berpuasa esok hari, sesuai dengan sunah Rasulullah SAW, sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam rangka ikatan pernikahan.”

3. Niat Puasa sebelum Menikah dalam Bahasa Indonesia

Berikut adalah contoh niat puasa sebelum menikah dalam bahasa Indonesia:

“Saya niat berpuasa esok hari, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam rangka ikatan pernikahan yang sakral.

Saya berniat menjalankan puasa ini sebagai wujud ibadah, untuk memohon rida-Nya, mengharapkan berkah-Nya, serta mendapatkan keberkahan dalam pernikahan yang akan saya jalani.

Semoga Allah SWT meridai niat baik ini dan memberikan petunjuk serta keberkahan dalam setiap langkah perjalanan kehidupan pernikahan saya.”

Selain itu, versi lain dari niat puasa yang juga bisa Moms coba adalah:

“Ya Allah, dengan niat yang tulus dan ikhlas, aku berniat berpuasa esok hari sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diriku kepada-Mu dalam rangka melangsungkan pernikahan yang Engkau karuniakan.

Aku bertekad untuk menjalankan puasa ini dengan kesadaran penuh akan tanggung jawabku sebagai seorang pasangan yang beriman.

Aku memohon kepada-Mu, Ya Allah, agar Engkau meridhai pernikahanku, memberkahi langkah-langkahku dalam membangun keluarga yang harmonis, dan melimpahkan berkah serta kebahagiaan yang abadi.

Ya Allah, bantulah aku untuk tetap istimah dalam menjalankan pernikahan yang Engkau perintahkan.

Ampunilah dosa-dosaku, terimalah amal ibadahku, dan karuniakanlah keberkahan-Mu kepada kami. Aamiin.”

Niat tersebut dapat dibaca di malam sebelum hari pernikahan atau pada pagi hari sebelum memulai puasa.

Pastikan niat tersebut disampaikan dengan tulus dan ikhlas dalam hati.


Tata Cara Puasa Mutih Sebelum Menikah

Tata Cara Puasa Mutih Sebelum Menikah
Foto: Tata Cara Puasa Mutih Sebelum Menikah (Orami Photo Stock)

Berikut ini tata cara puasa mutih yang benar.

1. Membaca Niat

Seperti ibadah puasa pada umumnya, puasa mutih harus diawali dengan membaca niat puasa mutih yang telah dijabarkan di atas.

Penting untuk menetapkan niat yang jelas dan tulus.

Biasanya, niat ini diucapkan dalam hati atau bisa juga dengan doa tertentu yang telah diajarkan dalam tradisi keluarga.

2. Waktu Pelaksanaan

Mengutip dari penelitian tentangTradisi Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin dalam Perspektif Hukum Islam, puasa mutih tidak berfokus pada aturan makan saja tetapi waktu pelaksanaannya.

Jadi, pelaksanaan waktu puasa sebelum menikah perlu diperhatikan, ya.

Puasa mutih disarankan untuk dilakukan minimal 40 hari atau maksimal 3 hari sebelum hari pernikahan.

Idealnya puasa mutih juga harus dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

Puasa mutih dilakukan dari waktu Subuh hingga Maghrib, layaknya puasa pada umumnya.

3. Mengonsumsi Menu Serba Putih

Ada pendapat yang mengatakan, saat puasa mutih, sebaiknya berbuka puasa hanya dengan menu-menu yang berwarna putih, seperti nasi putih, putih telur serta air putih.

Setelah periode puasa berakhir, secara bertahap bisa kembali ke pola makan normal.

Namun, ada juga pendapat yang memperbolehkan calon pengantin untuk makan sesuai waktu makan pada umumnya, tetapi harus tetap mengonsumsi menu serba putih.

4. Membatasi Aktivitas Berat dan Menjauhi Dosa

Selama menjalankan puasa mutih, disarankan untuk membatasi aktivitas fisik yang berat.

Perbanyak berdoa, dan jauhi dosa serta hal kurang baik lainnya seperti marah dan berbohong.

Baca Juga: 8 Ide Dekorasi Pernikahan Simpel tapi Elegan

Ibadah Pendamping Puasa Mutih

Wanita sedang Sholat
Foto: Wanita sedang Sholat (Unsplash.com)

Selain mengatur makan dan minum, selama menjalankan puasa mutih, calon pengantin juga disarankan untuk menjalankan ibadah lainnya.

Beberapa ibadah yang disarankan adalah sholat Hajat dua rakaat setiap malamnya selama puasa serta memperbanyak membaca zikir.

Adapun bacaan niat sholat Hajat, yakni:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal haajati rok'aataini lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat sholat Hajat sunnah hajat dua raka'at karena Allah Ta'ala."

Berikut tata cara sholat Hajat yang dapat calon pengantin tunaikan:

  • Niat
  • Takbiratul ihram
  • Membaca doa iftitah, dilanjutkan membaca surah Al Fatihah dan salah satu surah di Al-Qur'an
  • Ruku'
  • I'tidal
  • Sujud yang pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud yang kedua
  • Bangkit dari sujud lalu lakukan rakaat kedua seperti rakaat pertama
  • Tasyahud akhir
  • Salam

Sementara itu, zikir yang bisa Moms amalkan saat puasa mutih adalah:

Subhanallah, wal hamdulillah wa laailaaha illallahu allahu akbar.


Manfaat Puasa Sebelum Menikah

Wanita di Pagi Hari (Orami Photo Stocks)
Foto: Wanita di Pagi Hari (Orami Photo Stocks)

Masih berasal dari riset Tradisi Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin dalam Perspektif Hukum Islam, puasa mutih memiliki manfaat yang dipercaya.

Manfaat yang dipercaya yaitu jika calon pengantin baik pria maupun wanita melakukannya maka akan menampilkan aura terbaiknya di hari pernikahan.

Kemudian, puasa mutih juga dipercaya menjadi salah satu tradisi yang dilakukan calon pengantin untuk memohon kelancaran dalam rangkaian pernikahan hingga rumah tangganya.

Selain itu, manfaat tersebut ternyata puasa mutih juga memiliki manfaat bagi kesehatan, lho, seperti:

  • Membantu membuang racun di dalam tubuh
  • Menurunkan kadar gula darah tubuh
  • Mengurangi asupan lemak
  • Serta membuang energi negatif dalam tubuh

Jadi, sebenarnya puasa mutih ini memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.

Hukum Puasa Mutih Sebelum Menikah dalam Padangan Islam

Ini menjadi salah satu pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan oleh calon pengantin.

Kira-kira bagaimana hukum puasa mutih dalam pandangan Islam?

Berasal dari adat dan tradisi Jawa, puasa mutih tidak termasuk dalam puasa sunah di agama Islam.

Sehingga, dalam ajaran Islam, tidak ada istilah puasa mutih.

Ini hanyalah sebuah tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun saja khususnya pada masyarakat Jawa.

Melansir laman Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Kota Denpasar, puasa mutih yang dilakukan pengantin sebelum pernikahan boleh saja dilakukan di agama Islam, selama itu dilakukan seperti puasa pada umumnya yaitu tetap sahur dan berbuka di waktu Magrib.

Dengan begitu, pelaksanaan puasa mutih tersebut tidak mengandung hal yang dilarang oleh agama.

Tanamkan di dalam diri bahwa ketika menjalankan puasa sebelum menikah ini bertujuan untuk meminta diredam hawa nafsu serta dilancarkan dan dijauhkan dari marabahaya kepada Allah.

Baca Juga: 10+ Benda yang Jadi Inspirasi Hantaran Pernikahan

Meski bukan menjadi salah satu puasa sunah menurut Islam, bagi yang ingin melakukan puasa sebelum menikah bisa tetap menjalankannya.

Karena ini bertujuan untuk memohon dilancarkan serta dijauhkan dari hal-hal negatif pada Allah SWT.

Namun, pastikan untuk menjaga kesehatan selama menjalankan puasa mutih.

Jaga tubuh tetap fit dan sehat selama periode puasa. Jangan sampai pengantin justru malah sakit menjelang hari pernikahan.

Konsultasi juga dengan dokter bila perlu agar puasa dapat nyaman dilakukan.

Mengingat mempersiapkan pernikahan juga pasti menyita energi calon pengantin.

  • https://www.bridestory.com/id/blog/puasa-mutih-sebelum-menikah-tradisi-pengantin-jawa-dan-hukumnya-secara-islam
  • http://repository.iainkudus.ac.id/2204/
  • https://www.laduni.id/post/read/58894/hukum-menjalankan-puasa-mutih
  • https://gedunghubjakarta.com/niat-puasa-mau-nikah/
  • https://dalamislam.com/puasa/puasa-sebelum-menikah
  • https://www.bridestory.com/blog/tradisi-puasa-sebelum-menikah-ini-tata-cara-dan-hukumnya-menurut-islam
  • https://bali.kemenag.go.id/denpasar/berita/29291/hukum-puasa-mutih-pengantin-sebelum-pernikahan

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.