Makna Riasan Paes Jawa pada Pengantin Perempuan, Sudah Tahu Moms?
Setiap pengantin perempuan yang menikah dengan upacara adat Jawa, tak lepas dari riasan paes atau sering disebut dengan paes Jawa. Bagi Moms yang belum tahu, paes adalah lekukan pada bagian dahi hingga anak rambut pengantin perempuan, yang dibuat dari pidih atau sejenis lilin berwarna hitam.
Namun, di masa sekarang kebanyakan makeup artist (MUA) memakai cairan celak atau eye liner sebagai pengganti pidih, karena dianggap lebih aman di kulit.
Ragam Paes Jawa
Sesuai asalnya, paes Jawa terdiri dari dua jenis, yaitu paes gaya Yogyakarta dan gaya Solo, di mana keduanya memiliki ciri dan maknanya masing-masing. Jadi, paes Jawa bukan hanya riasan biasa, melainkan mengandung tuntunan dan doa untuk pengantin perempuan.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai paes Jawa gaya Yogyakarta dan gaya Solo berikut, Moms!
Baca Juga: Tidak Hanya Paula Verhoeven, 10 Artis Ini Juga Menikah Menggunakan Riasan Paes Jawa
Riasan Pengantin Perempuan Paes Yogyakarta
Foto: Orami Photo Stock
Di Yogyakarta, dikenal enam jenis riasan yang masih sering digunakan pengantin perempuan, yaitu paes Ageng, Ageng Kanigaran, Ageng Jangan Menir, Yogya Putri, Ksatriyan Ageng dan Pura Pakualaman.
Pola rias atau cengkorongan pada masing-masing paes gaya Yogyakarta sebenarnya hampir mirip. Yang membedakan adalah detail-detail kecilnya, contohnya Yogya Putri menggunakan prada atau serbuk keemasan pada tepi paes, sementara paes Ageng tanpa prada.
Mari simak bentuk-bentuk riasan pada paes Yogyakarta beserta maknanya, Moms!
1. Penunggul
Foto: Facebook.com
Lekukan yang berada di tengah dahi berbentuk seperti potongan daun sirih adalah penunggul. Penunggul merupakan simbol sebuah harapan agar perempuan dihormati dan ditinggikan derajatnya oleh sang suami. Begitu juga sebaliknya, perempuan sebagai istri wajib menjaga nama baik suaminya.
2. Pengapit
Foto: Facebook.com
Pengapit merupakan bentuk paes yang berada di kanan dan kiri mengapit penunggul. Bentuknya menyerupai bunga kantil yang belum mekar dengan ujung sedikit runcing.
Pengapit mengandung makna pendamping kiri dan kanan yang harus berperan sebagai penyeimbang atau pembimbing, untuk selalu mengingatkan agar pasangan tetap kuat dan teguh, sehingga tidak terpengaruh.
3. Penitis
Foto: Orami Photo Stock
Di sebelah kiri dan kanan pengapit ada lekukan lebih kecil dengan ujung sedikit melengkung yang disebut penitis. Penitis adalah simbol kearifan dan harapan agar kedua pengantin mencapai tujuannya.
4. Godheg
Foto: Facebook.com
Bentuk paes yang memperindah bagian cambang dan melengkung ke arah belakang disebut godheg. Ini memiliki makna kedua pengantin harus mengetahui asal-usulnya dan ke mana harus pergi. Diharapkan mereka dapat kembali ke asalnya dengan sempurna, dengan syarat menghindari hal-hal duniawi.
5. Alis Menjangan Ranggah
Foto: Facebook.com
Disebut alis menjangan rusa karena bentuknya seperti model tanduk menjangan atau rusa. Ibaratnya seperti menjangan dengan tanduk lengkap, diharapkan perempuan selalu mengatasi dan menghadapi setiap masalah dengan bijaksana.
6. Citak
Foto: Facebook.com
Citak adalah hiasan yang terletak di tengah dahi, di antara dua alis dengan bentuk belah ketupat. Citak melambangkan pusat dari daya cipta atau budi daya manusia.
7. Jahitan Mata
Foto: Facebook.com
Riasan ini berupa garis-garis atau jahitan mata agar mata terlihat indah, anggun dan tampak lebih besar. Maknanya adalah untuk memperjelas penglihatan. Hasil penglihatan harus dinalar atau dipikirkan sehingga menjadi pegangan kuat semasa hidup.
8. Cunduk Mentul
Foto: Aurellie Photo
Cunduk mentul atau kembang goyang disematkan pada sanggul pengantin perempuan. Cunduk mentul berjumlah ganjil dan memiliki filsosofi masing-masing. Satunya melambangkan Tuhan Yang Maha Esa. Tiga melambangkan nilai-nilai trimurti dalam budaya Hindu. Lima melambangkan rukun Islam dan sembilan melambangkan jumlah wali songo.
Baca Juga: Pernikahan Adat Sunda, Begini Prosesi dan Baju yang Dikenakan Pengantin
Riasan Pengantin Paes Jawa Gaya Solo
Foto: Orami Photo Stock
Sementara untuk paes gaya Solo terbagi atas tiga jenis, yaitu Solo Puteri, Solo Basahan dan Solo Takwo. Paes Solo Puteri dan Solo Bawahan adalah yang paling sering digunakan dalam pernikahan adat Solo atau Surakarta.
Terdapat perbedaan mencolok pada antara paes Solo Putri dan Solo Basahan yaitu pada pidih untuk menggambar paes. Solo Putri menggunakan pidih berwarna hitam, sementara pada Solo Basahan menggunakan pidih berwarna hijau atau lotho. Selain itu, perbedaan antara kedua paes ini ada pada detail-detail kecil riasan.
Makna pada bentuk-bentuk riasan paes gaya Solo adalah sebagai berikut:
1. Gajahan
Foto: Facebook.com
Kalau lekukan di tengah dahi disebut panunggal pada paes Yogya, pada paes Solo disebut gajahan. Bentuk gajahan pada paes Solo juga berbeda dengan pada paes Yogya, yaitu setengah bulatan ujung telur bebek. Sementara untuk maknanya berupa harapan agar pengantin perempuan menjadi manusia yang berilmu, agar mampu menghadapi dunia.
2. Pengapit
Foto: Facebook.com
Pengapit pada paes Solo memiliki makna supaya pengantin perempuan mampu membedakan yang baik dan buruk.
3. Penitis
Foto: Facebook.com
Lekukan kecil di sebelah kiri dan kanan pengampit bermakna agar pengantin perempuan mampu memilih hal yang tepat dalam hidupnya.
4. Godheg
Foto: Facebook.com
Riasan paes yang memperindah bagian cambang memiliki arti pengantin perempuan memiliki keturunan untuk meneruskan ilmu dan pendidikan.
5. Pidih/Lotho
Foto: Kaskus.co.id
Pidih atau lotho yang digunakan untuk menggambar paes memiliki arti kesempurnaan untuk warna hitam, dan selalu berpikir positif dan banyak ide untuk lotho berwarna hijau.
Baca Juga: 10 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Begitu Syahdu
Riasan Paes Jawa pada Pengantin Berhijab
Foto: Facebook.com
Meski identik dengan sanggul, namun paes Jawa bisa digunakan pada perempuan berhijab lho, Moms. Sekarang sudah banyak penata rias yang menawarkan jasa paes hijab. Lewat modifikasi busana, sanggul, hingga aksesoris, paes hijab hampir terlihat seperti paes pada umumnya. Tetap cantik dan anggun, serta aurat tertutupi dengan sempurna.
Berikut beberapa trik yang dilakukan penata rias dalam menciptakan paes hijab:
- Memilih kebaya berlengan panjang dan menutupi leher
Model kebaya dalam pernikahan adat Jawa ada bermacam-macam. Khusus untuk pengantin berhijab, mengenakan kebaya berlengan panjang akan terlihat terhormat dan elegan.
- Manset dengan warna senada kulit
Apabila kebaya yang dikenakan belum menutupi aurat secara sempurna, biasanya pengantin perempuan memakai manset pada bagian dalam. Pilihannya adalah manset dengan warna senada dan tidak kontras dengan kebaya yang dikenakan.
- Menggunakan sanggul modifikasi
Foto: Orami Photo Stock
Sanggul adalah elemen penting dalam pernikahan adat Jawa. Bagi pengantin berhijab yang tetap ingin memakai sanggul, tak perlu melepas hijab. Sekarang sudah tersedia sanggul modifikasi yang menyerupai sanggul asli yang membuat penampilan terlihat anggun.
- Mengenakan penutup kepala
Bagi perempun berhijab, kepala dan rambut adalah yang wajib ditutupi. Semisal tidak ingin mengenakan sanggul, bisa diganti dengan inner atau penutup kepala dengan warna berkilau atau sesuaikan dengan busana yang dikenakan.
- Hiasan kepala berupa bunga
Beberapa bagian terutama di area kepala dan wajah mungkin belum tertutupi dengan sempurna. Untuk itu penggunaan bunga akan sangat membantu. Selain menjadi penghias sanggul dan kepala, bunga juga bisa dipakai untuk menutup bagian yang masih terbuka. Hiasan bunga yang sering digunakan seperti untaian melati dan mawar.
- Makin cantik dengan anting
Pengantin berhijab tetap bisa mengenakan anting untuk mempermanis penampilan. Biasanya anting diposisikan pada bagian inner atau penutup kepala dekat telinga agar tampak pas dan terlihat natural.
Baca Juga: Penuh Akan Makna, Begini Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bugis
Nah itu dia ragam paes Jawa dan makna dibaliknya, Moms! Ternyata maknanya sakral dan sarat dengan harapan juga doa, ya!
- http://aks-akk.ac.id/jurnal/vol4no3/yuwati.pdf
- https://media.neliti.com/media/publications/85852-ID-tinjauan-filsafat-seni-terhadap-tata-ria.pdf
- https://lib.unnes.ac.id/31634/1/5402413027.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.