10 Januari 2024

Puisi Aku Ingin, Karya Sapardi Djoko Damono yang Menyentuh

Simak juga kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono lainnya
Puisi Aku Ingin, Karya Sapardi Djoko Damono yang Menyentuh

Foto: Freepik

Salah satu karya Sapardi Djoko Damono yang populer adalah puisi Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana atau dengan judul Aku Ingin.

Karyanya yang berjudul Aku Ingin merupakan salah satu puisi terkenal yang telah menyentuh hati banyak pembaca.

Puisi ini, dengan kata-katanya yang sederhana namun penuh makna, menggambarkan kerinduan akan sebuah kehadiran yang mendalam.

Sapardi dengan mahir mengungkapkan perasaan yang rumit melalui kalimat-kalimat yang sederhana.

Dengan begitu puisi ini mudah diresapi oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

Puisi Aku Ingin mencerminkan keahlian Sapardi dalam mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, kerinduan, dan eksistensi manusia.

Dalam baris-baris puisinya, Sapardi tidak hanya mengungkapkan perasaan pribadi tetapi juga menyentuh hati setiap orang.

Ini adalah salah satu alasan mengapa puisi ini begitu populer dan dihargai oleh berbagai generasi, Moms.

Melalui penggunaan bahasa yang ringan, tapi penuh emosi, Sapardi berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang kehidupan dan perasaan manusia.

Untuk itu, yuk baca puisi Aku Ingin mencintaimu dengan sederhana karya Sapardi Djoko Damono yang masih dibaca oleh banyak orang.

Baca Juga: 5 Puisi Joko Pinurbo, Memiliki Makna yang Sangat Dalam

Puisi Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana

Sapardi Djoko Damono
Foto: Sapardi Djoko Damono (Wikipedia.org)

Berikut penggalan puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono yang masih populer hingga kini.

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

Makna Puisi Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana

Puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono adalah salah satu karya sastra yang paling terkenal dan dihargai dari Indonesia.

Makna dari puisi ini terletak pada keindahan dan kedalaman ekspresi cinta yang disampaikan dengan cara yang sederhana dan tidak berlebihan.

Setiap bait puisi memiliki kekuatan tersendiri dalam menggambarkan esensi cinta.

Makna Bait Pertama

Contoh Puisi
Foto: Contoh Puisi

Bait pertama, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan, kayu kepada api yang menjadikannya abu."

Menggambarkan keinginan untuk mencintai dengan cara yang murni dan tidak rumit.

Perbandingan antara kayu dan api menggambarkan hubungan yang tidak terhindarkan dan alami.

Di mana, cinta itu sendiri dapat mengubah sepenuhnya, serupa dengan kayu yang terbakar menjadi abu oleh api.

Makna Bait Kedua

Bait kedua, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikannya tiada."

Menyampaikan keinginan untuk mencintai dengan cara yang tidak terucapkan tetapi dirasakan.

Seperti awan yang melepaskan hujan, cinta di sini digambarkan sebagai sesuatu yang alami, tidak terucapkan, tapi memiliki dampak yang mendalam dan mengubah keadaan.

Baca Juga: 10+ Puisi tentang Buku sebagai Jendela Dunia, Penuh Makna!

Secara keseluruhan, puisi ini menekankan pentingnya cinta yang tulus dan sederhana, yang tidak perlu disertai dengan kata-kata mewah atau tindakan dramatis.

Namun, puisi ini lebih pada perasaan yang dalam dan alami.

Sapardi Djoko Damono mengungkapkan betapa cinta sejati sering kali lebih tentang perasaan yang tidak terucap.

Puisi Sapardi Djoko Damono selain Puisi Aku Ingin

Puisi Sapardi Djoko Damono
Foto: Puisi Sapardi Djoko Damono (Goodnewsfromindonesia.id)

Puisi Aku Ingin memang merupakan karya Sapardi yang paling terkenal.

Namun, Sapardi sudah menciptakan banyak puisi lainnya yang tidak kalah menyenth, Moms.

Berikut puisi Sapardi Djoko Damono selain puisi Aku Ingin. Mana yang paling Moms suka?

1. Hatiku Selembar Daun

Hatiku selembar daun
melayang jatuh di rumput;

Nanti dulu,
biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang,
yang selama ini senantiasa luput;

Sesaat adalah abadi
sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.


2. Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

3. Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa

“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.

(1978)

4. Hanya

Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

Hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

Hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu

5. Menjenguk Wajah di Kolam

Jangan kau ulang lagi
menjenguk
wajah yang merasa
sia-sia, yang putih
yang pasi
itu.

Jangan sekali-kali membayangkan
Wajahmu sebagai rembulan.

Ingat,
jangan sekali-kali. Jangan.

Baik, Tuan.

Baca Juga: 5+ Contoh Puisi Hari Pendidikan Nasional, Penuh Inspirasi!

6. Metamorfosis

Ada yang sedang menanggalkan
kata-kata yang satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin
dan membuatmu bertanya

tubuh siapakah gerangan
yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
menimbang-nimbang hari lahirmu
mereka-reka sebab-sebab kematianmu

ada yang sedang diam-diam
berubah menjadi dirimu.

7. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh
Sewaktu detik pun jatuh

Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengabur batas ruang

Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca

8. Dalam Diriku

Dalam diriku mengalir sungai panjang
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah
Sukma namanya;

Dalam diriku meriak gelombang sukma
Hidup namanya!
Dan karena hidup itu indah
Aku menangis sepuas-puasnya.

9. Sementara Kita Saling Berbisik

Sementara kita saling berbisik
untuk lebih lama tinggal
pada debu, cinta yang tinggal berupa
bunga kertas dan lintasan angka-angka

ketika kita saling berbisik
di luar semakin sengit malam hari
memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa

unggun api
sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.

(1966)

10. Tentang Matahari

Matahari yang ada di atas kepalamu itu
Adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kauterima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering

saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:

“Ini matahari! Ini matahari!”
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayangmu itu.

(1971)

Baca Juga: 8+ Contoh Puisi Cinta Tanah Air, Tingkatkan Nasionalisme!

Itulah puisi Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana yang menyentuh hati dan karya Sapardi Djoko Damono lainnya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.