Raisa: Sepetik Kisah dari Film Terjebak Nostalgia
Salah satu musisi paling bersinar di Indonesia, Raisa Andriana tak hanya membuktikan kualitas vokal yang prima, namun juga kecemerlangan di bidang akting. Di film perdanyanya, Terjebak Nostalgia, Raisa beradu akting dengan aktor Chicco Jerikho, musisi Maruli Tampubolon, dan Khiva Iskak. Moxy Magazine menemui Raisa saat Press Conference film Terjebak Nostalgia yang akan diputar secara nasional pada Februari mendatang untuk bertanya tentang pengalaman akting pertamanya.
Hi, Raisa! Terjebak Nostalgia 'kan film pertama Anda. Nervous tidak sih?
Awalnya sih saya tidak percaya diri, karena ini 'kan di luar profesi saya. Dan dulu saya sempat menyarankan tim untuk mencari aktris lain. Tapi kemudian setelah saya coba pahami lagi jalan ceritanya, baca-baca lagi bersama Mas Rako (Rako Prijanto, sutradara Terjebak Nostalgia-RED), saya jadi tertarik dan berhasil meyakinkan diri jika akting juga merupakan salah satu bentuk seni.
So, menurut Anda ini adalah platform baru untuk menyalurkan bakat seni terpendam?
Dulu saya mungkin terlalu mengkotak-kotakkan karier saya, hanya berkutat di musik dan nyanyi saja. Tapi ternyata seni itu luas, dan film itu termasuk di dalamnya. Ya saya berpikir kalau sudah mempelajari seni, juga harus mempelajari bidang yang lain.
Lalu bagaimana proses belajar akting selama syuting?
Belajar dari tim dan semua kru.Kalau ada yang saya tidak tahu atau tidak bisa, langsung saya tanyakan saja. Ini kan debut saya berakting, jadi saya berusaha semaksimal mungkin untuk belajar dan mendalami peran. Proses pembelajaran ini terjadi karena bantuan tim yang luar biasa.
Salah satu setting film ini adalah di New York. Ada kejadian yang berkesan tidak selama di sana?
Di New York, karena faktor cuaca dan jetlag, saya sempat jatuh sakit. Nah, untuk mengatasinya, saya banyak minum vitamin. Selain itu, handphone saya juga sempat hilang, haha... Yah, banyak hal-hal tidak terduga yang terjadi, tapi itu sih yang membuat perjalanan saya semakin berkesan.
Kalau pengalaman syuting yang paling berkesan?
Ada sih pengalaman saat syuting bersama Maruli. Dia itu sangat suka bercanda, samai-sampai saya bilang please let me love you, jangan bercandaan terus dong, haha… Tapi justru inilah yang membuat proses syuting jadi lebih light dan seru. Selain itu, setiap break syuting atauu kalau sedang ganti lighting, Maruli biasanya main piano atau menyanyi. Seru juga 'sih, membuat jam syuting yang panjang jadi terasa singkat.
Apa sih dialog yang paling Anda ingat saat syuting?
Salah satu kalimat favorit saya dari Terjebak Nostalgia adalah: "Ada yang bilang kota adalah tempat di mana orang-orang kesepian berkumpul menjadi satu. Seberapa kesepiankah kau saat itu? Apakah kesepianmu saat itu sebesar kesepianku saat ini?" Nah, kapan kalimat ini disampaikan? Dan di New York bagian mana? Itu masih rahasia.
And last but not least, apa sih harapan Anda untuk film pertama ini?
Tentunya kami mohon kesabarannya ya hingga waktu tayang tiba di Februari nanti. Yang jelas, film ini sendiri merupakan perjalanan penuh makna terutama bagi diri saya sebagai pelaku seni untuk belajar dan berkarya lebih baik lagi.
Photo:Tijih Andri for Oreima Film and Kaninga Pictures, worldmuslimcelebrities
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.