22 Februari 2024

Mengenal 5 Rumah Adat Kalimantan Barat dan Keunikannya

Memiliki filosofi semakin banyak yang menghuni, semakin baik
Mengenal 5 Rumah Adat Kalimantan Barat dan Keunikannya

Foto: pontinesia.com

Tahukah Moms penggunaan rumah adat Kalimantan Barat memiliki banyak fungsi?

Rumah adat ini tidak hanya digunakan hunian tetapi juga sebagai pusat-pusat kebudayaan, ruang musyawarah dan berkumpul baik untuk pertemuan hingga penentuan berbagai nilai-nilai sanksi dan norma adat.

Menariknya, masyarakat Kalimantan Barat percaya banyaknya jumlah kepala keluarga yang tinggal dalam satu rumah akan menambah nilai baik pada rumah khas Kalimantan, lho.

Yuk, simak lebih lengkapnya mengenai rumah adat Kalimantan Barat hingga keunikannya di bawah ini!

Baca Juga: 7 Ragam Rumah Adat Minangkabau dan Fakta Keunikannya

Jenis Rumah Adat Kalimantan Barat

Dengan aneka ragam budaya serta adat istiadatnya, rumah adat Kalimantan Barat memiliki sejarah panjang, filosofi, simbol dan makna yang mendalam pada setiap inci bangunanya.

Nah, berikut ini keunikan rumah adat Kalimantan Barat yang penting untuk diketahui.

1. Rumah Adat Betang Radakng

Rumah Adat Betang Radakng
Foto: Rumah Adat Betang Radakng (Bappeda.pontianakkota.go.id)

Jenis rumah adat Kalimantan Barat yang pertama adalah rumah adat Betang Radakng.

Ketika Moms mengunjungi Pontianak, rumah adat satu ini bisa langsung ditemukan.

Bangunannya begitu khas seakan menyambut siapa saja yang singgah ke kota Khatulistiwa ini.

Rumah Adat Dayak Radakng ini bahkan pernah menyabet rekor MURI dunia, lho.

Mengingat di Indonesia sendiri belum ada bangunan rumah adat yang ukurannya sebesar rumah adat Kalimantan Barat satu ini.

Menariknya lagi, letaknya juga berada di tengah kota, sehingga bisa sebagai wisata juga.

Rumah adat Kalimantan Barat satu ini memiliki ukuran panjang sekitar 138 m dengan tinggi sekitar 7 m.

Dengan ukuran sebesar itu membuat rumah satu ini menjadi bangunan yang paling mewah dan sangat kental dengan corak Dayak.

Dalam buku berjudul Rumah Sehat Jubata, Radakng, Etnik Dayak Kanayatn - Kabupaten Landak disebutkan bahwa Rumah Radakng tak hanya dikenal sebagai rumah adat terpanjang.

Namun, rumah adat Kalimantan Barat ini juga memiliki ketinggian yang tak seperti rumah lainnya yakni mencapai 3 - 7 m.

Hal ini dibuat untuk mengantisipasi banjir dan supaya terhindar dari binatang buas juga musuh.

Rumah adat Kalimantan Barat satu ini sengaja dibangun sebagai replika dan tidak ada suku Dayak yang menempatinya.

Tidak hanya dijadikan sebagai destinasi wisata, berbagai kesenian suku Dayak juga kerap di lakukan di rumah adat ini.

Betang Radakng sendiri merupakan rumah adat khas Kalimantan Barat yang juga disebut dengan nama rumah betang atau rumah panjang.

Nama ini diambil dari bahasa suku Dayak Kanayatn.

Dirancang khusus, rumah adat ini bisa menampung penghuni hingga 600 orang pada bagian ruang utamanya.

Dilengkapi dengan halaman luas yang mirip sehingga dijadikan sebagai pusat pertunjukkan hingga budaya lokal lengkap dengan ciri khas Dayak yang kental.

Bagi masyarakat Suku Dayak, Rumah Radakng tak hanya ditinggali namun juga digunakan sebagai pusat kebudayaan.

Lantaran banyaknya kepala keluarga yang tinggal di rumah adat Kalimantan Barat ini, tentunya tersebut menjadi media atau sarana interaksi bermasyarakat yang apik.

Selain itu, Rumah Radakng juga dipakai untuk rapat atau pertemuan hingga musyawarah adat dalam menentukan sanksi, nilai, dan norma adat.

2. Rumah Adat Betang

Rumah Adat Betang
Foto: Rumah Adat Betang (Indonesia.go.id)

Rumah Adat Betang ini juga memiliki ukuran yang sangat besar.

Karena umumnya rumah adat Betang akan dihuni oleh keluarga besar dari Suku Dayak.

Ukurannya sendiri memiliki panjang sekitar 150 m dengan lebarnya mencapai 30 m.

Bahkan ada juga yang ukurannya lebih besar lagi dari ukuran tersebut.

Yang membuat rumah adat satu ini unik, bentuk dari rumahnya sangat bervariasi tergantung jumlah keluarga yang menempatinya.

Rumah adat Kalimantan Barat satu ini memiliki desain rumah panggung yang ketinggian dari permukaan tanah sekitar 3 hingga 5 meter.

Tentunya pemilihan desain satu ini ada maknanya, yakni untuk mengantisipasi adanya banjir maupun gangguan dari hewan buas.

Mengingat alam Kalimantan masih rimbun dan terjaga hingga kini.

Umumnya masyarakat yang menempati rumah ini akan hidup dengan cara berkelompok dalam satu rumah.

Hal tersebut sudah menjadi tradisi dan juga turun temurun sehingga penghuni dalam satu rumah beragam.

Nantinya dalam satu ruangan atau bilik dihuni oleh satu rumah tangga.

Kemudian di sekat sekat karena memang ukuran dari Rumah Betang sendiri begitu luas.

Bukan hanya Rumah Betang, masyarakat suku Dayak juga memiliki rumah tunggal yang dibangun hanya untuk sementara waktu.

Baca Juga: Perhatikan 12 Hal Berikut Sebelum Pasang Gigi Palsu, Moms!

Biasanya dikarenakan jarak ladang dan rumah terlalu jauh.


3. Rumah Adat Baluk

Rumah Adat Baluk
Foto: Rumah Adat Baluk (Bappeda.bengkayangkab.go.id)

Rumah Adat Baluk menjadi rumah adat suku Dayak yang bentuknya sangat berbeda dibandingkan dengan yang lainnya.

Mengingat fungsinya sendiri digunakan saat ritual tahunan maupun nibak’ng.

Nibak’ng adalah musim setelah penggarapan ladang untuk tahun berikutnya.

Biasanya akan dilakukan pada tanggal 15 Juni setiap tahunnya.

Inilah yang menjadikan rumah adat Baluk begitu unik dan menarik untuk diketahui.

Untuk bentuknya sendiri memiliki bentuk bundar dengan diameter sekitar 10 m dan tinggi 10 meter.

Namun tingginya juga bisa mencapai 12 meter karena akan disanggah dengan menggunakan 20 tiang kayu dan juga beberapa kayu untuk penopang bagian lainnya.

Terdapat juga satu batang tiang yang digunakan sebagai tangga yang bentuknya seperti titian.

Membuat rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini semakin unik saja jika dilihat dari bentuknya.

Rumat Adat Baluk ini juga memiliki makna tersendiri di balik ketinggiannya yang dimiliki.

Dimana rumah satu ini memberikan gambaran perihal kedudukan atau Tempang Kamang Triyuh yang merupakan tempat yang harus dihormati.

Hingga kini masih bisa menemui rumah adat yang unik yakni di Kec. Siding, Desa Hli Buei.

Untuk menuju desa ini memang terbilang jauh karena dari Bengkayang jaraknya sekitar 134 KM dan bisa ditempuh menggunakan motor air.

4. Rumah Adat Melayu

Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat
Foto: Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat (Wikipedia.org)

Di Kalimantan yang juga ditinggali oleh suku Melayu menjadikan rumah adatnya juga semakin beragam.

Suku Melayu memiliki rumah ada yang bentuknya rumah panggung dan bisa ditemui di Pontianak.

Salah satu rumah adat Kalimantan Barat ini dijadikan sebagai Balai Kerja yang fungsinya untuk sekretarian Pertemuan Bali Rakyak, kios penjualan dan juga taman bermain.

Masing masing ruangan memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari penginapan hingga acara adat.

Rumah Adat Melayu ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan sudah diresmikan sebagai destinasi wisata.

Dari segi bangunan, rumah adat Kalimantan Barat ini pada bagian atap terpengaruh dari bangunan Jawa.

Dimana atap segitiga yang tingginya 30 derjat ini berfungsi sebagai mengalirnya udara.

Sehingga tidak akan panas ketika berada di dalam rumah.

Pada bagian bawahnya terdapat kolong yang difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan.

5. Rumah Adat Panjang

Rumah Adat Panjang
Foto: Rumah Adat Panjang (Rimbakita.com)

Keberadaan rumah adat panjang ini saat ini semakin sedikit bahkan bisa dikatakan hampir mendekati kepunahan.

Hal ini disebabkan pada tahun 1960an, pemerintah menghancurkan beberapa rumah sebab dicurigai menganut komunis.

Padahal rumah adat panjang merupakan pusat dari kehidupan masyarakat Dayak Kalbar.

Jika dilihat dari bentuknya, rumah satu ini mirip dengan rumah adat yang ada di Kalimantan Tengah.

Dari namanya yang merupakan rumah Panjang, ukuran yang dimiliki rumah tradisional ini juga tidak biasa.

Dibangun dari bahan kayu, rumah panjang biasanya memiliki ukuran hingga mencapai 180 meter dengan lebar mulai dari 6 hingga 30 meter.

Untuk tingginya bisa mencapai 5 hingga 8 meter.

Bentuk rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini adalah rumah panggung sehingga harus menaiki tangga untuk bisa sampai di dalam rumah.

Biasanya tangga tersebut jumlahnya ganjil dan disesuaikan berdasarkan luas rumah.

Semakin besar maka akan semakin banyak tangganya.

Tangganya akan dibuat dari kayu uln yang sudah terkenal akan kekokohan dan kekuatannya.

Untuk bagian lantainya terbuat dari bahan belahan bambu ataupun kayu kau belahan pinang yang dibentuk bulat.

Pada dindingnya akan disekat sekat menggunakan papan dengan beberapa ruangan di dalamnya.

Dengan bangunan yang begitu luas dan jumlah ruangan yang banyak, Rumah Panjang di Kalimantan Barat biasanya dihuni oleh beberapa keluarga.


Selain untuk tempat tinggal, rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti pertemuan hingga upacara adat.

Bangunan ini juga dilengkapi dengan halaman yang luas sehingga bisa digunakan untuk melaksanakan berbagai macam upacara adat.

Secara umum Rumah Panjang terbagi menjadi beberapa bagian utama, yakni sebagai berikut:

1. Pente

Dalam bahasa Indonesia, Pente adalah teras.

Rumah Panjang juga memiliki area di bagian depan yang berfungsi sebagai teras.

Namun teras Rumah Panjang tidak digunakan untuk duduk-duduk atau menerima tamu.

Fungsinya melainkan untuk melaksanakan ritual keagamaan ataupun acara adat oleh semua anggota keluarga dalam Suku Dayak.

2. Samik

Samik adalah ruang tamu.

Di ruangan ini Suku Dayak akan menerima tamu yang datang ke rumah.

Di dalam Samik biasanya dilengkapi dengan perabot berupa meja berbentuk bulat.

Meja tersebut disebut dengan Pene dan digunakan untuk menjamu tamu.

3. Ruang Keluarga

Ruangan ini berada di bagian tengah rumah.

Ukurannya sangat luas dan bentuknya persegi panjang.

Fungsi ruangan ini adalah untuk tempat berkegiatan sehari-hari.

4. Kamar Tidur

Jumlah kamar tidur di dalam Rumah Panjang tidak ditentukan berapa banyaknya.

Jumlahnya menyesuaikan dan tergantung pada berapa keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut.

Pakem adat yang mengatur tentang tempat tidur hanyalah mengenai posisi kamar.

Kamar orangtua harus berada di pangkal aliran sungai.

Kamar-kamar dibuat berjajar dari kamar orangtua dan anak-anak, hingga yang paling ujung ditempati oleh anak bungsu.

5. Bagian Belakang

Area di belakang Rumah Panjang difungsikan sebagai dapur.

Posisinya menghadap aliran sungai agar lebih mudah mendapat akses langsung ke air, karena proses memasak pasti membutuhkan air.

Selain sebagai dapur, bagian belakang rumah juga difungsikan sebagai tempat menyimpan hasil panen.

Baca Juga: 50 Ide Resolusi Tahun Baru 2024 dan Tips Mewujudkannya

Nah, itu dia Moms jenis rumah adat Kalimantan Barat serta keunikkanya.

Selain itu, jangan lupa ajak juga Si Kecil mengenal lebih jauh kebudayaan Nusantara melalui keragaman budaya, adat istiadat, bahasa, kuliner, hingga rumah adatnya.

Dengan begini, liburan bersama keluarga akan lebih seru dan berkesan.

  • https://bappeda.pontianakkota.go.id/pesona/objek-wisata/rumah-radakng
  • https://kalbarprov.go.id/berita/ajak-wisatawan-domestik-dan-mancanegara-menparekraf-usulkan-pagelaran-seni-di-rumah-radakng

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.