Anak Kurang Respons saat Dipanggil, Apakah Harus Khawatir?

Ditinjau secara medis oleh
dr. Melani Rakhmi Mantu Sp. A, Subsp. T. K. P. SDokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Tumbuh Kembang Pediatri Sosial — RS Pondok Indah – Jakarta Selatan
Daftar isi artikel
Anak kurang respons saat dipanggil bisa menjadi hal yang perlu diwaspadai, terutama di terutama di tahun pertama kehidupan Si Kecil saat di mana semua aspek perkembangan membutuhkan stimulasi yang optimal.
Sejak usia 2 bulan, bayi sudah mampu menunjukkan respons terhadap suara dan mengeluarkan bunyi seperti “aah” atau “uuh” atau disebut juga dengan cooing.
Namun, setiap anak memiliki waktu perkembangan yang berbeda, bahkan di antara saudara kandung sekalipun.
Apakah kondisi ini normal atau perlu dikhawatirkan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Tanda Anak Kurang Respons yang Perlu Diwaspadai

Apakah Moms merasa Si Kecil kurang respons saat dipanggil atau diajak berbicara?
Meski setiap anak memiliki waktu perkembangan yang berbeda, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai jika anak kurang respons terhadap lingkungan atau panggilan.
Memahami tanda-tanda ini bisa membantu Moms mengambil langkah yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil.
Yuk, cari tahu lebih lanjut di artikel ini!
1. Tidak Menoleh Saat Dipanggil Namanya
Menurut dr. Melani Rakhmi Mantu, Sp. A, Subsp. T.K.P.S., Dokter Spesialis Anak Subspesialis Tumbuh Kembang Pediatri Sosial RS Pondok Indah – Pondok Indah, pada usia 6–9 bulan, bayi biasanya mulai mengenali namanya dan memberikan respons, seperti menoleh atau memerhatikan suara yang memanggil mereka.
Jika anak kurang respon atau tidak bereaksi sama sekali saat namanya dipanggil, Moms perlu memperhatikan hal ini.
"Kemungkinan bisa disebabkan oleh gangguan pendengaran, kurangnya stimulasi, atau adanya gangguan perkembangan," jelasnya.
Respons ini penting karena menunjukkan kemampuan anak untuk memproses suara dan interaksi sosial.
2. Kurangnya Kontak Mata
Kontak mata adalah salah satu bentuk komunikasi non-verbal yang penting, terutama di awal kehidupan.
"Anak yang kurang respons dalam melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya, meskipun sedang berbicara atau bermain, dapat menunjukkan adanya keterlambatan dalam perkembangan sosial dan emosional," kata dr. Melani.
Kontak mata biasanya mulai berkembang sejak bayi berusia 2-3 bulan dan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
"Kurangnya kontak mata ini juga bisa menjadi tanda awal dari kondisi kesehatan tertentu, seperti autisme," tambahnya.
3. Tidak Merespons Suara atau Bunyi
Anak yang kurang respons terhadap suara keras, bunyi mainan, atau musik mungkin mengalami masalah pendengaran atau kurangnya perhatian terhadap lingkungannya.
Misalnya, ketika Moms menjatuhkan benda yang meyebabkan suara keras atau memainkan mainan berisik, anak seharusnya memberikan reaksi, seperti menoleh, tersenyum, atau terlihat terkejut.
Jika respons ini tidak ada, sebaiknya lakukan pemeriksaan pendengaran untuk memastikan tidak ada masalah medis.
4. Kesulitan Mengikuti Instruksi Sederhana
Di usia 1 tahun ke atas, anak seharusnya sudah mulai memahami instruksi sederhana seperti "ambil bola" atau "ayo sini."
Jika anak kurang respons atau tampak bingung saat diminta melakukan sesuatu, ini bisa menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa atau pemahaman.
Moms bisa mulai dengan memberikan instruksi yang sangat sederhana dan melihat respons anak.
Jika kesulitan ini terus berlanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak subspesialis subspesialis tumbuh kembang pediatri sosial untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.
5. Kurang Menunjukkan Ekspresi atau Respons Emosional
Anak yang jarang tersenyum, tertawa, atau menunjukkan reaksi emosional saat diajak bermain atau diberi rangsangan tertentu dapat menjadi tanda kurangnya respons secara emosional.
"Bayi umumnya sudah mulai tersenyum pada usia 6–8 minggu. Senyuman bayi pada usia ini disebut social smile, yaitu senyum yang muncul sebagai respons terhadap rangsangan sosial," ujar dr. Melani.
Pada usia lebih lanjut, mereka akan mulai tertawa dan menunjukkan ekspresi lain, seperti antusiasme atau ketertarikan.
Jika anak terlihat datar secara emosional, Moms bisa mencoba memberikan lebih banyak stimulasi, seperti bermain atau berbicara dengan intonasi ceria.
Namun jika tidak ada perubahan, berkonsultasi dengan dokter spesialis anak subspesialis tumbuh kembang pediatri sosial atau psikolog anak mungkin diperlukan.
Baca Juga: Fase Growth Spurt pada Bayi, Apa yang Harus Dilakukan?
Kapan Bayi Mulai Mengenali Namanya?

Selama tahun pertama, bayi kemungkinan akan mengenali namanya sebelum dia dapat mengatakannya.
Ini karena memahami ucapan dan berbicara adalah keterampilan berbeda yang berkembang dalam rentang waktu yang unik.
Meskipun bayi mungkin mengenali namanya sejak usia 4-6 bulan, menyebutkan nama mereka dan nama orang lain mungkin memerlukan waktu antara 18-24 bulan, dilansir studi Great Ormond Street Hospital for Children.
Jika anak tidak dapat menyebutkan nama lengkapnya pada usia 2-3 tahun, bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu gejala anak kurang respons.
Sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak jika Si Kecil tidak secara konsisten menanggapi namanya pada saat ulang tahun pertama mereka tiba.
Peneliti dari Journal of Pediatric menyarankan, jika tidak mencapai tonggak ini dalam 12 bulan, bisa jadi merupakan tanda awal dari beberapa kondisi, antara lain:
- Autisme
- Masalah komunikasi sosial
- Keterlambatan perkembangan lainnya
- Kesulitan mendengar
- Gangguan bahasa
Penyebab Anak Kurang Respons

Apakah anak-anak merespons nama mereka pada usia 12 bulan atau tidak, ternyata menjadi indikator awal yang baik dari masalah perkembangan.
Anak kecil belajar merangkak, berbicara, atau menggunakan toilet dengan kecepatan yang berbeda.
Namun, terkadang seorang anak dapat mencapai tonggak tersebut lebih lambat dari anak-anak lain.
Beberapa faktor risiko penyebab gangguan ini antara lain:
- Lahir prematur
- Kondisi genetik seperti down syndrome atau distrofi otot
- Gangguan pendengaran sejak lahir (tuli kongenital)
- Malnutrisi
Keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara juga bisa menjadi penyebab anak kurang respons.
Masalah bahasa dan bicara adalah jenis keterlambatan perkembangan yang paling umum.
Bicara mengacu pada ekspresi verbal, termasuk cara kata-kata terbentuk.
Bahasa adalah sistem yang lebih luas untuk mengekspresikan dan menerima informasi, seperti kemampuan untuk memahami gerak tubuh.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan keterlambatan bahasa dan bicara, termasuk:
- Penggunaan gadget yang berlebihan. Pada anak berusia di bawah usia 2 tahun, tidak direkomendasikan pengguanaan screen atau gadget time sama sekali, kecuali untuk kepentingan video call dan didampingi orang tua.
- Terpapar lebih dari satu bahasa
- Gangguan kecerdasan secara umum
- Gangguan pendengaran
- Gangguan perilaku seperti autism spectrum disorder (ASD)
Baca Juga: 4 Tips Penerapan Responsive Feeding, Rahasia Sukses Memberi MPASI untuk Bayi
Cara Mengatasi Anak Kurang Respons

Saat anak kurang respons, Moms bisa membantu Si Kecil mengenal namanya dengan beberapa cara.
Namun, jangan khawatir jika metode ini tidak berhasil dengan cepat.
Sekali lagi, semua bayi mencapai milestone pada waktu yang berbeda.
Bayi akan tumbuh dan berkembang dengan kecepatannya sendiri.
Moms bisa membantu Si Kecil dengan melakukan stimulasi sejak dini, seperti:
1. Pengulangan
Saat Moms berinteraksi dengan bayi, gunakan namanya sesering mungkin.
Misalnya, “Saatnya mengganti popokmu, Sammy!” Penggunaan nama bayi secara teratur dapat membantunya mengetahui namanya dari waktu ke waktu.
2. Hilangkan Gangguan
Mungkin ada banyak hal yang terjadi hingga bayi tidak mendengarkan dengan jelas.
Cobalah pindah ke ruangan yang tenang dan beri bayi mainan untuk dimainkan.
Hindarkan ia dari gadget, televisi, tablet, dan semua screen.
Kemudian, lihat apakah bayi merespons saat Moms menyebut namanya atau tidak.
3. Ubah Nada
Moms juga bisa coba untuk mengubah nada suara saat memanggil bayi.
Cobalah suara nyanyian atau bisikan nama bayi dengan bersemangat untuk melihat apakah hal tersebut menarik perhatian bayi atau tidak.
4. Gunakan Foto
Pertimbangkan untuk membuat buku foto atau sekadar melihat foto bersama bayi.
Selain itu, Moms dapat pula menunjukkan beberapa gambar, seperti hewan, warna, buah, dan lain-lain.
Moms juga dapat menunjuk orang yang anak dikenal dan menyebutkan namanya.
Lakukan hal yang sama ketika Moms melihat foto Si Kecil.
Kapan Harus Khawatir?

Moms perlu mulai waspada jika anak kurang respons.
Moms dapat menggunakan acuan berikut:
- 0-1 bulan: tidak ada respons terhadap ssuara keras
- 2-3 bulan: tidak ada senyum sosial atau, tidak teratarik berinteraksi
- 4 bulan: tidak ada cooing atau, tidak tersenyum saat diajak bicara
- 6-9 bulan: tidak ada ekspresi saat diajak bermain atau, tidak berceloteh (babbling)
- 9-12 bulan: tidak menunjuk atau menarik tangan untuk berkomunikasi
Hal ini dapat menjadi tanda adanya masalah perkembangan, seperti keterlambatan komunikasi atau sosial.
Intervensi dini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil dengan optimal.
Saat Moms merasa anak kurang merespons, segera pantau perkembangannya dan segera ajak ia untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak tumbuh kembang pediatri sosial.
- https://www.healthline.com/health/baby/when-do-babies-know-their-name
- https://www.gosh.nhs.uk/conditions-and-treatments/procedures-and-treatments/speech-and-language-development-12-24-months/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5370582/
- https://health.ucdavis.edu/welcome/features/20070411_mind_namestudy/
- https://www.webmd.com/parenting/baby/recognizing-developmental-delays-birth-age-2#1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.