09 Juli 2024

Mengulik Arti dan Keunikan Rumah Adat Toraja Tongkonan

Rumah adat Toraja juga seru dikulik lebih lanjut

Apakah Moms familiar dengan rumah adat Toraja?

Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu wilayah yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Ibu kota Kabupaten Tana Toraja berada di Kecamatan Makale.

Diketahui, Kabupaten Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km dengan total penduduk sebanyak 288.202 jiwa.

Pasti Moms sudah tak asing lagi dengan kebudayaan Toraja yang banyak diliput media terutama tentang perayaan Rambu Solo.

Bahkan, keunikan dari kebudayaan Toraja ini menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara.

Namun, tak hanya aktivitas masyarakatnya saja yang menarik untuk dilihat, rumah adatnya juga menarik.

Nama rumah adat Toraja adalah Tongkonan. Rumah adat ini memiliki keunikan yang penting untuk diketahui.

Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Bengkulu dan Keunikannya

Keunikan Rumah Adat Toraja

Rumah Adat Toraja (id.wikipedia.org)
Foto: Rumah Adat Toraja (id.wikipedia.org)

Jika Moms berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, penampakan rumah adat Tongkonan pastilah jadi pemandangan yang unik dan tak biasa.

Tongkongan berasal dari kata 'tongkon' yang berarti menduduki atau tempat duduk.

Sedangkan ma'tongkon adalah duduk berkumpul.

Sehingga, Tongkonan adalah tempat tinggal ketua adat sekaligus tempat berkumpul keluarga maupun kerabat.

Melansir dari buku berjudul Injil dan Tongkonan: Inkarnasi, Kontekstualisasi, Transformasi (2008) karya Theodorus Kobong, mulanya sepasang suami istri membangun rumah bersama anak dan cucu.

Rumah itu lantas dijadikan sebagai tongkonan keturunan dari suami istri tersebut.

Oleh karenanya, tongkonan tidak bisa diklaim atau dimiliki secara individu.

Namun, diwariskan melalui turun temurun oleh garis keturunan keluarga para suku Toraja.

Nah, masih ada keunikan rumah adat Toraja lainnya.

Simak apa saja keunikannya, seperti dilansir dari buku Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja karya Weni Rahayu, berikut ini.

Baca Juga: 7 Rumah Adat Jawa Barat Beserta Artinya

1. Sejarah Pembuatan Tongkonan

Tongkonan berbentuk rumah panggung persegi panjang dengan atap menyerupai perahu menggunakan buritan.

Namun, ada juga yang menyamakan atap rumah adat Toraja ini dengan tanduk kerbau.

Bagian atapnya terbuat dari daun kelapa atau daun nipa dan mampu bertahan hingga 50 tahun lamanya jika dirawat dengan baik dan benar.

Melansir dari buku berjudul Arsitektur Benteng dan Rumah Adat di Sulawesi (2018)karya Kasdar, sejarah pembuatan Tongkonan ini bermula dari perkenalan tempat tinggal yang berdinding tebing dan beratapkan daun.

Selanjutnya, masyarakat mengenal masa tiang berbentuk segitiga yang dikenal degan masa peralihan ke masa pengenalan empat tiang.

Berikutnya, di masa penyempurnaan, masyarakat mengenal ornamen berupa simbol penanda status sosial seseorang ke pemilik rumah.

Semakin banyak tanduk kerbau yang terpasang di atas rumah Tongkonan, maka semakin tinggi strata sosial pemiliknya.

2. Kokoh hingga Ratusan Tahun

Rumah adat Toraja ini sekilas bentuknya menyerupai perahu Kerajaan China.

Dahulu, rumah tongkonan hanya diperuntukkan ke kepala suku atau raja dan keturunannya.

Rumah adat ini dikenal kokoh bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun.

Baca Juga: Ayo Lestarikan Budaya Indonesia, Ini 15 Tarian Tradisional Jawa Timur

Hal ini karena Tongkonan terbuat dari bahan pilihan. Misalnya, kayu aru atau kayu besi yang berumur 10 tahun.

Untuk proses penebangan pohon pun dilakukan secara adat.


3. Berpasangan dengan Alang Sura'

Tongkonan terdiri dari banua sura' atau rumah yang diukir dan rumah utama atau lumbung yang diukir.

Hal tersebut dianggap sebagai simbol pasangan suami-istri.

Kadang, bagian rumah Tongkonan dilengkapi dengan lumbung yang tak berukir seperti lemba dan rumah panggung berukuran luas.

Banua dan alang berfungsi sebagai pengganti orangtua.

Banua dilambangkan ibu yang melindungi buah hatinya.

Sedangkan alang disimbolkan sebagai ayah yang merupakan tulang punggung keluarga.

Letak banua dan alang saling berhadapan, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Alang digunakan sebagai tempat penyimpanan padi yang masih bertangkai.

Tiang alang terbuat dari kayu palem, agar tikus tidak bisa masuk ke alang.

Di bagian depan bangunan, ada ukiran ayam dan matahari yang merupakan simbol penyelesaian perkara.

Lalu, di antara banua dan alang ada halaman luas yang dikenal dengan ulu ba'ba.

Tempat tersebut biasanya digunakan untuk bekerja, menjemur padi, dan bermain anak-anak.

Sekaligus juga menjadi ruang pengikat dan pemersatu kompleks.

Halaman ini juga biasanya digunakan untuk tempat ritual upacara kematian.

Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Sulawesi Utara: Walewangko dan Bolaang Mongondow

Beragam Jenis Rumah Adat Toraja Tongkonan

Rumah Adat Toraja Tongkonan (pengajar.co.id)
Foto: Rumah Adat Toraja Tongkonan (pengajar.co.id)

Dalam berkegiatan sehari-hari, masyarakat suku Toraja masih menggunakan sistem adat istiadat sehingga menyebabkan keberagaman model Tongkonan.

Berikut ini beragam jenis rumah tongkonan yang ada di Tana Toraja.

1. Tongkonan Layuk dan Tongkonan Pekamberan atau Pekaindoran

Tongkonan layuk adalah tongkonan pertama yang ditempati pemegang peraturan adat.

Sementara tongkonan pekamberan merupakan jenis kedua yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan atau menjalankan aturan, perintah, dan kekuasaan adat pada masing-masing wilayah kepemimpinan.

Baca Juga: Menyingkap Keunikan Rumah Adat Aceh dan Filosofinya

2. Tongkonan Batu Ariri

Tongkonan batu ariri adalah tongkonan ketiga.

Rumah adat Toraja jenis ini berperan sebagai tempat pemersatu dan pembinaan keluarga di suku Toraja yang hendak membangun Tongkonan pertama kali.

Baca Juga: 37 Makanan Tradisional Indonesia dari Aceh sampai Papua

Itulah keunikan rumah adat Toraja, Tongkonan, beserta jenis bentuk rumahnya.

Jika berkunjung ke Tana Toraja jangan lupa menyempatkan diri untuk melihat langsung keunikan dan keindahan Tongkonan ya, Moms.

Selain berlibur, mendapat pengetahuan baru, Moms juga ikut melestarikan rumah adat Toraja sebagai salah satu cagar budaya Indonesia.

Jangan lupa ajak juga Si Kecil untuk mengenal lebih jauh adat istiadat dan budaya daerah Indonesia.

  • http://repositori.kemdikbud.go.id/5527/
  • https://books.google.com/books?id=Dj7fmEbqnKYC&printsec=frontcover&dq=Injil+dan+Tongkonan:+Inkarnasi,+Kontekstualisasi,+Transformasi+(2008)&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwjLpbCa4c3xAhX_63MBHSUbDyoQ6AEwAHoECAcQAg
  • https://www.researchgate.net/publication/331165749_ARSITEKTUR_BENTENG_DAN_RUMAH_ADAT_DI_SULAWESI

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.