Biografi Samanhudi, Saudagar Pendiri Sarikat Dagang Islam
Samanhudi, atau yang lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Samanhudi, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.
Beliau lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Oktober 1868.
Ia adalah pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), sebuah organisasi massa yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta.
Samanhudi berasal dari keluarga pedagang batik. Sejak kecil, ia telah dididik untuk menjadi seorang pedagang yang jujur dan ulet.
Ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dan selalu ingin membantu orang lain.
Pada tahun 1905, Samanhudi mendirikan SDI. SDI bertujuan untuk memajukan perekonomian para pedagang pribumi dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Ingin tahu biografi dan perjuangan Samanhudi selengkapnya? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Mengenal Ketua BPUPKI, Biografi Singkat dan Perannya!
Kehidupan Awal Samanhudi
Samanhudi lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Oktober 1868. Ia berasal dari keluarga pedagang batik.
Ayahnya bernama Haji Abdurrahman, seorang pedagang batik kaya raya. Ibunya bernama Nyai Siti Aminah.
Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis dan taat beribadah. Ia mengenyam pendidikan agama Islam di berbagai pesantren di Jawa Tengah.
Selain itu, ia juga mengenyam pendidikan umum di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya.
Sejak kecil, Ia telah menunjukkan minatnya di dunia perdagangan. Ia sering membantu ayahnya berdagang batik.
Ia juga belajar berdagang dari para pedagang batik lainnya di Laweyan.
Semangat dagang sudah ada dalam dirinya sejak lama. Usaha batiknya berkembang pesat dengan memiliki ratusan karyawan. Rata-rata keuntungannya mencapai 800 gulden per hari.
Sebagai perbandingan, pada waktu itu seorang bupati hanya menerima pendapatan sekitar 1.000 gulden per bulan.
Tak hanya itu, pada tahun 1904, K. H. Samanhudi menunaikan ibadah haji.
Nama aslinya adalah Supandi Wiryowikoro, namun kemudian berubah menjadi Haji Samanhudi setelah menyelesaikan ibadah haji di Makkah pada tahun 1904.
Ibadah haji tidak hanya mengubah namanya, tetapi juga mengubah jalur hidupnya.
Hal ini dari seorang pengusaha batik kaya menjadi seorang aktivis Islam, menjadi salah satu pelopor dalam gerakan Islam di Indonesia.
Usaha batik yang ditekuni oleh Samanhudi dimulai dari magang dalam industri keluarganya ketika ia masih berusia 19 tahun, dan kemudian ia mampu membangun bisnis batik sendiri.
Pada usia 20 tahun, Ia menikah dengan Suginah binti Kiai Badjuri.
Setelah menikah, ia melanjutkan bisnis batik ayahnya. Ia juga mulai aktif berorganisasi di berbagai organisasi sosial dan keagamaan.
Samanhudi memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia selalu ingin membantu orang lain yang membutuhkan. Ia juga memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.
Pada tahun 1900-an, bisnis batik milik Samanhudi sudah tersebar di berbagai kota, termasuk Tulungagung, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Banyuwangi, dan Parakan.
Di Solo, pabrik batiknya memiliki sekitar 200 karyawan, dan pada waktu itu dia dianggap sebagai orang kaya di Solo.
Baca Juga: Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional dari Bali
Sejarah Sarekat Dagang Islam
Syarikat Islam yang sebelumnya dikenal sebagai Sarekat Islam (SI), awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) dan didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi.
SDI awalnya adalah sebuah organisasi yang muncul pertama kali di Indonesia.
Awalnya dibentuk oleh Haji Samanhudi dan rekan-rekannya sebagai sebuah perkumpulan pedagang Islam yang menentang kebijakan Belanda.
Keputusan ini yang memberikan keleluasaan bagi pedagang asing untuk menguasai perekonomian rakyat pada masa itu.
Pada kongres pertama SDI di Solo pada tahun 1906, organisasi ini mengubah namanya menjadi Sarikat Islam.
Pada tanggal 10 September 1912, karena situasi politik dan sosial pada saat itu, HOS Tjokroaminoto mengunjungi seorang notaris bernama B. ter Kuile di Solo untuk mendirikan Sarikat Islam sebagai badan hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru.
Pengakuan dan persetujuan dari Pemerintah Belanda kemudian diterima pada tanggal 14 September 1912.
HOS Tjokroaminoto memperluas yuridiksi SDI yang sebelumnya hanya berfokus pada masalah ekonomi dan sosial menjadi sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang politik dan agama
Tujuannya untuk menginspirasi semangat perjuangan Islam dalam perlawanan rakyat terhadap kolonialisme dan imperialisme pada masa itu.
Kemudian, seiring dengan perkembangan politik dan sosial, SI mengalami perubahan nama beberapa kali. Perubahan nama ini meliputi:
- Central Sarekat Islam (CSI) pada tahun 1916
- Partai Sarekat Islam (PSI) pada tahun 1920
- Partai Sarekat Islam Hindia Timur (PSIHT) pada tahun 1923
- Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) pada tahun 1929
- Syarikat Islam (PSII) pada tahun 1973
Pada Majlis Tahkim (kongres nasional) ke-35 di Garut tahun 2003, organisasi ini mengganti namanya menjadi Syarikat Islam (SI).
Sejak kongres tersebut, eksistensi dan pergerakan Syarikat Islam yang masih ada dan bertahan hingga saat ini secara resmi disebut sebagai Syarikat Islam (SI).
Baca Juga: Profil dan Biografi Sukarni, Aktivis 'Penculik' Soekarno-Hatta
Akhir Hidup Samanhudi
Haji Samanhudi meninggal dunia di Klaten, Jawa Tengah, pada tanggal 28 Desember 1956.
Jenazahnya dikebumikan di Banaran, Grogol, Sukoharjo. Setelah kepemimpinan Samanhudi, Serikat Islam kemudian dipimpin oleh Oemar Said Tjokroaminoto.
Sejak Majlis Tahkim ke-40 yang diadakan di Bandung pada tahun 2015, Dr. Hamdan Zoelva, SH., MH., telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Laznah Tanfidziyah.
Melalui keputusan tertinggi organisasi tersebut, Syarikat Islam kembali memfokuskan diri pada peran utamanya sebagai gerakan dakwah ekonomi.
Demikian informasi tentang biografi Samanhudi dan perjuangannya mendirikan Sarekat Dagang Islam.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kebangsaan kita, ya!
- https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Samanhudi
- https://civitasbook.com/singo.php?cb=non&_i=wall&id1=aaaaaaaatamu&id2=&id3=aaaaatip5_pahlawan
- https://repository.usd.ac.id/1536/1/1621_Spirit%2BH%2BSamanhudi.pdf
- https://materiips.com/biografi-samanhudi
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.