Serba-serbi Autisme, Gejala Hingga Pengobatannya yang Tepat
Autisme menjadi salah satu kondisi keterlambatan fungsi otak yang tak bisa diabaikan.
Autisme dan down syndrome adalah kondisi yang berbeda, tetapi seseorang mungkin memiliki keduanya.
Anak dengan autisme mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami isyarat sosial dan berkomunikasi dalam sosial.
Sedangkan, orang dengan down syndrome akan lebih mudah memahami isyarat sosial dan berpartisipasi dalam komunikasi sosial.
Cari tahu lebih lanjut tentang kondisi autis yang bisa dialami sejak bayi atau balita.
Baca Juga: Sensory Intregation, Salah Satu Terapi Terpenting pada Autisme
Pengertian Autisme
Melansir dalam Centers for Disease and Control Prevention (CDC), autisme dikenal juga sebagai Gangguan Spektrum Autisme (ASD).
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan yang terjadi di saraf otak pusat.
Orang dengan ASD sering memiliki masalah dengan cara komunikasi dan interaksi sosial, serta perilaku yang terbatas atau berulang.
Anak yang mengidap autisme juga mungkin juga memiliki cara belajar, bergerak, atau memperhatikan yang berbeda.
Penting untuk diperhatikan bahwa beberapa orang tanpa ASD mungkin juga memiliki beberapa gejala lainnya.
Menjadi autis tidak berarti seseorang memiliki penyakit. Melainkan, ini berarti otak memiliki cara fungsi yang berbeda.
Tanda-tanda autisme mungkin terlihat saat masih sangat muda seperti bayi atau bahkan saat remaja.
ASD bukanlah kondisi medis dengan perawatan atau "penyembuhan".
Tetapi, beberapa orang membutuhkan dukungan untuk membantu mereka dalam hal-hal tertentu.
Baca Juga: Apa Saja Manfaat Terapi Okupasi Untuk Anak Autis?
Ciri-Ciri Autisme Sejak Bayi
ASD dapat terjadi sebelum usia 3 tahun dan dapat bertahan sepanjang hidup seseorang, meskipun gejalanya dapat membaik seiring berjalannya waktu.
Beberapa anak menunjukkan gejala ASD dalam 12 bulan pertama kehidupan.
Pada orang lain, gejala mungkin tidak muncul sampai usia 24 bulan atau lebih.
Ciri-ciri autisme yang dapat terlihat sejak bayi dan balita yakni seperti berikut:
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami informasi
- Sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain
- Melakukan atau memikirkan hal yang sama berulang-ulang
- Merasa sulit untuk memahami bagaimana orang lain berpikir atau merasa
- Sensitif terhadap cahaya dan bau
- Sering gelisah dan cemas berlebihan saat bertemu orang
ASD adalah sebuah spektrum, ini berarti setiap orang dengan gejala autisme akan berbeda.
Hanya ahli dan seorang dokter yang dapat menentukan seseorang mengalami autisme dan membutuhkan perawatan lanjutan.
Baca Juga: Viral Anak Autis Dijepit, Ini Tanggapan dan Jawaban Dokter
Penyebab Autisme
Ada nama lain untuk autisme yang digunakan oleh beberapa orang, seperti Gangguan Apektrum Autisme (ASD) dan Asperger (Sindrom Asperger).
Sindrom Asperger digunakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan orang autis dengan kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata.
Hingga saat ini, tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan ASD, atau apakah itu penyebabnya.
Penyebab autis pada bayi dapat terjadi pada 1 keluarga yang sebelumnya mempunyai riwayat yang sama.
Jadi kadang-kadang bisa diturunkan kepada seorang anak dari orang tuanya.
Mengutip National Health Services (NHS), autisme tidak disebabkan oleh:
- Pola asuh yang buruk
- Vaksin, seperti vaksin MMR
- Gaya hidup
- Penularan infeksi
Faktor genetik, paparan racun sebelum lahir, serta gangguan kehamilan dapat berperan dalam perkembangan anak autis.
Meski begitu, ini tidak menjamin bahwa seorang anak akan mengalami autisme, tetapi dapat meningkatkan risiko yang lebih tinggi.
Berat bayi lahir rendah, obesitas pada ibu hamil, serta kehamilan di usia tua pun jadi beberapa risiko yang meningkatkan terjadi ASD.
Bayi dengan prematur ekstrem pun jadi salah satu penyebab risiko autisme yang dapat terjadi sejak dini.
Baca Juga: 7 Makanan Penyebab Diare, Waspada Moms!
Cara Mendiagnosis Autisme
Cara mendiagnosis bayi dengan autis akan menjadi sulit, lantaran tidak ada tes atau pemeriksaan khusus untuk mengetahuinya.
Uuntuk mendiagnosis gangguan tersebut, dokter melihat riwayat perkembangan dan perilaku anak untuk membuat diagnosis.
ASD terkadang dapat dideteksi pada usia 18 bulan atau lebih muda. Bahkan, ASD pada anak usia 2 tahun juga dapat terdiagnosis.
Mendiagnosis anak dengan ASD sedini mungkin penting untuk memastikan ia menerima layanan dan dukungan yang mereka butuhkan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan skrining perkembangan dan perilaku untuk anak dengan tanda-tanda ASD.
Kunjungan rutin yang dianjurkan yakni ketika anak berusia:
- 9 bulan
- 18 bulan
- 30 bulan
Pemantauan perkembangan perlu dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan untuk mengamti tumbuh kembang seseorang.
Pemantauan perkembangan melibatkan pengamatan bagaimana anak tumbuh dan keterampilan yang telah dicapai dalam fase usianya.
Hal ini, dokter juga melihat bagaimana cara anak dalam berkomunikasi, berperilaku, bergerak, dan juga gaya belajar.
Cara mendiagnosis autisme sejak dalam kandungan juga jadi tindakan yang bisa dilakukan pada ibu hamil.
Baca Juga: 8 Cara Mengasuh Anak Autis dengan Penuh Kasih Sayang yang Wajib Moms Praktikkan
Perawatan dan Pengobatan Autisme
Terapi dan perawatan yang paling efektif sering kali berberda untuk setiap orang.
Namun, kebanyakan orang dengan ASD merespons dengan baik perawatan yang sangat terstruktur dan khusus.
Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat sangat mengurangi gejala dan membantu orang dengan ASD dalam aktivitas sehari-hari.
Berbagai terapi dan pengobatan dibutuhkan untuk mengendalikan gejala autisme, di antaranya:
- Terapi manajemen perilaku
- Terapi perilaku kognitif
- Intervensi dini
- Pendidikan inklusi
- Terapi daya fokus
- Pengobatan obat
Tak hanya itu, perawatan anak dengan autis juga membutuhkan beberapa hal di bawah ini:
- Terapi nutrisi
- Terapi yang dimediasi orang tua
- Terapi fisik
- Pelatihan keterampilan sosial
- Terapi wicara-bahasa
US Department of Health and Human Services menilai, diagnosis ASD sejak dini saat prasekolah, memiliki dampak yang positif pada perkembangan anak selanjutnya.
Oleh sebab itu, semakin cepat terdeteksi sejak kehamilan, orang tua dapat menentukan pengobatan dan perawatan yang tepat anak dengan autisme.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Gejala Autisme dan Asperger yang Perlu Moms Tahu
Demikian serba-serbi tentang autisme dan gejala yang bisa terlihat sejak usia bayi.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Si Kecil menunjukkan gejala tersebut ya, Moms.
- https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/signs.html
- https://www.nhs.uk/conditions/autism/what-is-autism/
- https://www.nichd.nih.gov/health/topics/autism/conditioninfo/treatments
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.