Tahapan Cacar Air dari Fase Perkembangan Virusnya di Tubuh
Cacar air memiliki tahapannya, lho Moms. Nah, apa tahapan cacar air?
Kondisi ini tentunya sudah umum dialami anak-anak, ya. Cacar air adalah infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV).
Ini ditandai dengan munculnya lenting berisi cairan atau lepuh pada wajah, leher dan badan, dan kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh.
Berikut tahapan cacar air menurut dr. Benny Nelson, Sp. D. V. E Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Kapan Perlu Terapi Pendukung Pneumonia? Ini Kata Dokter
Tahapan Cacar Air
Menurut dr. Benny Nelson tahapan cacar air biasanya didahului dengan fase prodromal atau tanda awal.
"Penyakit cacar air memiliki beberapa fase ketika menjangkit tubuh manusia.
Pada orang dewasa, biasanya kondisi ini didahului dengan fase prodromal atau tanda awal," katanya.
Berikut tahapan cacar air:
- Demam
- Malaise
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri punggung
- Nyeri tenggorokan
- Batuk kering
Fase prodromal mungkin lebih ringan dan kurang jelas pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.
Fase prodromal dapat muncul selama 1-3 hari. Sedangkan keluhan ruam dapat muncul selama 5-7 hari.
Setelah fase prodromal, penderita cacar air memasuki fase ruam dengan gejala yang khas, yaitu progress yang sangat cepat.
Dalam waktu 12 jam, awalnya ruam muncul di area wajah dan kulit kepala yang kemudian menyebar ke batang tubuh, dan sedikit ke tangan serta kaki.
Ruam tersebut dengan cepat beralih dari kemerahan, bintil, lepuh, lenting bernanah, kemudian pecah dan meninggalkan krusta atau koreng kekuningan.
Setelah itu, sampai pada fase penyembuhan berupa perubahan warna kulit.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!
Penularan Virus Cacar Air
Setelah Moms mengetahui tahapan cacar air, Moms perlu mengetahui penularan cacar air.
Meskipun vaksinasi cacar air sangat efektif dalam mencegah penyakit, kasus terisolasi penularan masih mungkin terjadi, namun risikonya jauh lebih rendah bagi individu yang telah divaksinasi.
Cacar air sering dianggap sebagai penyakit anak-anak, tapi sebetulnya siapa pun yang belum pernah terinfeksi atau mendapat vaksinasi memiliki risiko tertular cacar air.
Virus cacar air terutama menyebar lewat sentuhan langsung atau tidak langsung dengan virus yang bersarang di lenting cacar air yang sudah terbuka.
Virus ini juga menyebar di udara dari percikan air liur penderita ketika berbicara atau bernapas. Orang lain yang menghirupnya bisa mengalami penularan.
Inilah mengapa cacar air dapat dengan cepat menular di sekolah atau tempat bermain anak.
Setelah terkena virus cacar air, gejalanya akan berkembang dalam 10 hingga 21 hari.
Walaupun cacar air tidak mengancam jiwa, komplikasi serius terkadang dapat terjadi.
Orang dewasa yang terinfeksi cacar air cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi serius dibandingkan dengan anak-anak.
Namun, pengobatan yang tepat dan vaksinasi dapat secara signifikan mengurangi risiko ini.
Jika diperlukan, obat antivirus dapat diresepkan untuk mengurangi keparahan dan lamanya penyakit.
Setelah infeksi VZV terjadi, virus itu menjadi tidak aktif dalam tubuh tetapi tetap ada.
Di kemudian hari, terutama pada individu dengan sistem kekebalan yang melemah atau pada usia lanjut, virus dapat aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.
Baca juga: Herpes pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Fase Prodromal
Nah, senada dengan penjelasan dr. Benny Nelson, tahapan cacar air yang pertama adalah tahap prodromal.
"Tanda pertama cacar air pada anak-anak dan orang dewasa adalah sakit kepala, mual, nyeri otot, dan malaise," ucap Mary Anne Jackson, MD.
"Hidung berair dan batuk juga sering terjadi," lanjut Direktur Divisi Penyakit Menular di Children's Mercy Hospitals and Clinics di Kansas City, Missouri ini.
Fase prodromal infeksi dapat dimulai empat sampai enam hari setelah terpapar ketika virus berpindah dari tempat awal infeksi (saluran pernapasan dan/atau mata) ke kelenjar getah bening.
Dari sana, virus akan menyebar ke aliran darah dan memicu gejala awal seperti flu. Ini disebut sebagai viremia primer.
Bahkan sebelum tanda-tanda luar penyakit muncul, sekresi hidung, air liur, dan bahkan tetesan air mata akan sangat menular kepada siapa saja yang berhubungan dengannya.
Viremia Sekunder (Stadium Blister)
Viremia sekunder, yang dikenal sebagai tahap lepuh, dimulai paling cepat 10 hari setelah paparan.
Tahapan cacar air ini di mana virus akan menyerang lapisan kulit paling atas, yang dikenal sebagai epidermis, serta pembuluh darah kecil yang melintasi lapisan epidermis.
Infeksi ini akan memicu penumpukan cairan secara cepat tepat di bawah permukaan kulit dan pembentukan lepuh kecil berisi cairan yang dikenal sebagai vesikel.
Orang sering menggambarkan lepuh sebagai "tetesan embun pada kelopak mawar" karena penampilannya yang cerah, simetris, dan hampir transparan.
Demam merupakan karakteristik dari viremia sekunder, biasanya ringan dan mudah diobati dengan Tylenol (acetaminophen/paracetamol).
Baca juga: Apakah Pneumonia Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter Spesialis
Luka Mulut (Enathem)
Bahkan sebelum perkembangan vesikel kulit, mungkin ada wabah lepuh pada selaput lendir mulut (disebut sebagai enathem).
Sementara mereka dipicu dengan cara yang sama seperti pada kulit.
Lesi oral mungkin lebih tepat digambarkan sebagai lepuh kecil atau ulserasi yang dikelilingi oleh area kemerahan, yang bisa sangat menyakitkan.
"Enathem cacar air bisa sangat menyakitkan ketika meletus, membuat makan menjadi sulit," kata dr. Mary.
Ia menambahkan, "Mereka dapat diobati dengan analgesik oral topikal dan juga makanan yang lunak dengan makanan dingin (seperti es, milkshake, dan smoothie)."
Dr. Mary lalu mengingatkan untuk menghindari makanan pedas atau asam seperti tomat atau jeruk.
Ruam Tahap Awal
Kecepatan berkembangnya cacar air bisa sangat mencengangkan.
Ruam akan mulai sebagai titik-titik merah kecil di wajah, kulit kepala, dada, dan lengan serta kaki bagian atas.
Setelah itu, lepuh akan menyebar dengan cepat, menutupi sebagian besar tubuh dalam waktu 10 hingga 12 jam.
Banyak vesikel berkembang menjadi lepuh yang lebih besar, berisi cairan yang bisa menjadi keruh seiring waktu.
Gatal pada tahap ini akan sering menjadi intens. Dalam beberapa kasus, antihistamin oral dapat diresepkan untuk mengurangi rasa gatal dan membantu tidur.
Distribusi Ruam
Cacar air dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak terpengaruh oleh infeksi, termasuk:
- Telapak tangan
- Telapak kaki
- Kulit kepala
- Kelopak mata
- Anus
- Alat kelamin.
Meskipun pilihan pengobatan untuk ruam pada area-area ini mungkin terbatas, tindakan suportif dan pencegahan infeksi sekunder tetap penting.
Beberapa dokter mungkin meresepkan obat antivirus oral yang disebut Zovirax (asiklovir).
Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter, ya Moms.
Baca Juga: Bolehkah Memberikan Hati Sapi untuk MPASI? Ini Kata Dokter
Pembentukan Pustula
Tahapan cacar air selanjutnya adalah pembentukan pustula.
Saat infeksi berlanjut, pertempuran kekebalan tubuh dapat menyebabkan pembentukan nanah di lenting.
Nanah terbentuk dari sel darah putih yang bertarung melawan infeksi, kuman, dan sisa-sisa jaringan, menunjukkan respons imun tubuh terhadap virus.
Lenting cacar air cepat atau lambat akan pecah karena gesekan dengan pakaian, handuk, tempat tidur, dan lainnya.
Namun, sebisanya hindari gesekan untuk mengurangi risiko terbentuknya jaringan parut dan bopeng.
Selain untuk mengurangi penyebaran infeksi bahkan setelah lesi cacar air (vesikel) telah mengeras.
Strategi untuk mengurangi gatal meliputi:
- Membalurkan losion kalamin atau bedak mentol di tempat yang gatal
- Minum Benadryl (diphenhydramine yang mengandung antihistamin dan penenang)
- Memotong kuku supaya kulit yang digaruk tak mudah terluka
- Mengompres kulit dengan kain dingin dan lembap
- Mengenakan sarung tangan atau kaus kaki lembut di tangan agar kuku tidak mencakar lepuh.
- Mengenakan pakaian katun yang longgar
- Menjaga kamar tidur tetap dingin
- Mandi seperti biasa dengan menggunakan sabun lembut tanpa digosok
- Kulit dikeringkan dengan menepuk-nepuknya menggunakan handuk
Baca Juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!
Umbilikasi dan Bekas Luka
Tahapan cacar air selanjutnya adalah umbilikasi dan bekas luka.
Setelah empat sampai lima hari, lepuh akan pecah dan mulai mengerut lalu mengering membentuk sedikit lekukan yang disebut umbilikasi.
Risiko penularan penyakit akan berangsur-angsur berkurang dan penyembuhan akan dimulai.
Penting untuk menjaga kebersihan area yang terinfeksi untuk mengurangi risiko infeksi sekunder pada luka terbuka atau ulserasi.
Paling sering infeksi ikutan ini disebabkan bakteri stafilokokus atau streptokokus. Infeksi sekunder seperti ini dapat menyebabkan:
- Impetigo
- Erysipelas
- Selulitis
Meskipun jarang, infeksi sekunder kadang-kadang dapat menyebar ke aliran darah, menyebabkan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang dikenal sebagai sepsis.
Infeksi kulit sekunder dapat diobati dengan antibiotik topikal, oral, atau disuntikkan, tergantung pada tingkat keparahannya.
Selulitis mungkin memerlukan rawat inap berikut pemberian antibiotik dan cairan intravena.
Pasien dan yang merawatnya dapat mengurangi risiko infeksi sekunder dengan:
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun
- Memotong kuku
- Menghindari menyentuh lesi terbuka atau berkerak.
Itulah informasi seputar tahapan cacar air. Semoga penjelasan tahapan cacar air di atas membantu, ya Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.