18 March 2025

5 Penyebab Air Ketuban Keruh dan Risikonya pada Kehamilan

Bukan kondisi yang normal, Moms!

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mario Krishna, Sp. O. G

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi — RS Pondok Indah – Jakarta Selatan

Artikel ditulis oleh Amelia Riskita Putri
Disunting oleh Aprillia

Banyak Moms yang khawatir saat dokter menyatakan air ketuban berubah warna menjadi keruh. Apakah air ketuban keruh itu berbahaya bagi janin?

Air ketuban memiliki banyak fungsi vital untuk perkembangan janin yang sehat.

Namun, jika jumlah cairan ketuban terlalu sedikit atau warnanya keruh, Moms perlu waspada, ya!

Whatsapp channel

Join Whatsapp Channel Orami untuk dapat info terupdate!

Seperti Apa Warna Air Ketuban yang Normal?

Warna Air Ketuban yang Normal
Foto: Warna Air Ketuban yang Normal (Verywellhealth.com)

Melansir Medical News Today, warna air ketuban yang normal adalah cenderung bening atau kekuningan.

Jika ada sedikit darah pada air ketuban, hal tersebut masih dapat dikatakan normal.

Lebih jelasnya, warna air ketuban lebih jernih dari urine dan tidak keruh atau kental seperti keputihan.

Air ketuban ini mulai terbentuk pada 12 hari pertama setelah pembuahan terjadi.

Mulanya, cairan ketuban yang membuat janin ‘berenang’ ini berasal dari air tubuh ibu.

Seiring berkembangnya janin, tepatnya mulai usia kehamilan 20 minggu, air ketuban lebih banyak berasal dari urine bayi, lho, Moms.

Bukan sekadar air, ketuban juga mengandung nutrisi penting, hormon, dan antibodi.

Keseluruhan komponen tersebut akan melindungi bayi dari benturan maupun cedera.

Penyebab Air Ketuban Keruh

Penyebab Air Ketuban Keruh
Foto: Penyebab Air Ketuban Keruh (Imumz.com)

Selama dua trimester awal kehamilan, cairan ketuban memang cenderung jernih dan kuning.

ADVERTISEMENT

hijack-massilia

Menurut studi dalam Journal of Perinatal Medicine, air ketuban menjadi tidak berwarna saat memasuki trimester ketiga.

Namun, setelah usia kehamilan 33-34 minggu, warna air ketuban bisa menjadi keruh dan ini bisa terjadi dengan cepat setelah minggu ke-36-37.

Walau kerap menjadi hal yang normal karena air ketuban mengandung serpihan vernix, Moms tetap perlu waspada dengan air ketuban keruh.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab air ketuban keruh, antara lain:

1. Infeksi Air Ketuban (Chorioamnionitis)

Keruhnya warna air ketuban dapat menjadi pertanda awal bahwa air ketuban mengalami infeksi.

"Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan chorioamnionitis," jelas dr. Mario Krishna, Sp. O.G, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Namun menurut dr. Mario, chorioamnionitis tidak selalu menyebabkan atau membuat air ketuban menjadi keruh.

"Kondisi chorioamnionitis ini ditandai dengan ciri infeksi lainnya, seperti demam tinggi, kontraksi atau nyeri pada rahim, hingga air ketuban yang berbau (foul-smelled amniotic fluid)," tambahnya.

2. Keluarnya Mekonium Sebelum Lahir

Dalam kondisi normal, bayi akan mengalami fase buang air besar yang pertama selepas kelahirannya.

Feses pertama ini disebut mekonium yang berwarna hijau.

Jika cairan ketuban berwarna hijau, hal ini menandakan bahwa bayi telah mengeluarkan mekoniumnya sebelum lahir.

Hati-hati, kondisi tersebut dapat menjadi masalah, lho, Moms.

Bercampurnya mekonium dan air ketuban di dalam rahim dapat memicu sindrom aspirasi mekonium, yaitu kondisi ketika mekonium masuk ke paru-paru bayi.

Dalam beberapa kasus, air ketuban yang bercampur dengan mekonium dan masuk ke tubuh bayi ketika masih di dalam kandungan dapat menyebabkan bayi tersebut membutuhkan perawatan segera setelah Si Kecil lahir.

3. Gangguan Plasenta

Moms perlu lebih waspada saat air ketuban keruh cenderung berwarna kemerahan.

Pasalnya, hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada plasenta.

Warna kemerahan pada air ketuban dapat terjadi ketika plasenta lepas dari rahim (placental abruption).

4. Air Ketuban Bercampur dengan Bilirubin

Bilirubin merupakan bahan yang dihasilkan oleh tubuh bayi dan akan diolah oleh hati.

Setelah bayi lahir, hati akan mulai menurunkan kadar bilirubin sehingga bayi tetap dalam kondisi sehat.

"Namun, pada beberapa kasus, kadar bilirubin bisa keluar dari tubuh bayi dan bercampur dengan air ketuban. Akibatnya, warna air ketuban tentu tak lagi bening, tetapi kekuningan," kata dr. Mario.

5. Air Ketuban Sedikit (Oligohidramnion)

Oligohidramnion adalah kondisi saat air ketuban cenderung berkurang atau sedikit dan kondisi ini bisa membuat warna air ketuban menjadi keruh.

Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari dehidrasi, gangguan plasenta, hingga ketuban pecah.

Bukan hanya itu, bayi juga berisiko mengalami gangguan perkembangan paru karena salah satu fungsi cairan ketuban adalah mendorong mengembangnya paru saat bayi “menghirup” cairan agar masuk atau keluar dari paru-paru.

Gejala Air Ketuban Keruh

Gejala Air Ketuban Keruh
Foto: Gejala Air Ketuban Keruh (Babycenter.ca)

Perubahan warna pada air ketuban tidak selalu menunjukkan gejala, bahkan ketika warnanya sudah telanjur keruh.

Akan tetapi, ibu hamil dapat mengalami beberapa gejala berikut saat air ketuban keruh terjadi, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Air ketuban berbau tak sedap
  • Jantung berdetak lebih cepat
  • Gerak janin lebih lambat dari biasanya
  • Berat badan bayi tidak sesuai dengan usianya

Namun, perlu diingat bahwa gejala-gejala tersebut tidak selalu disebabkan oleh air ketuban keruh, ya, Moms.

Jika Moms mengalaminya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang merawat Moms untuk memastikan penyebabnya.

Risiko Air Ketuban Keruh pada Kehamilan

Apakah Air Ketuban Keruh Berbahaya
Foto: Apakah Air Ketuban Keruh Berbahaya (Freepik.com/yanalya)

Meskipun dalam beberapa situasi perubahan warna air ketuban menjadi keruh merupakan hal yang normal dari proses kehamilan menjelang persalinan, seringkali kondisi ini juga menandakan adanya komplikasi yang berisiko bagi janin dan ibu.

Berikut ini beberapa risiko dan alasan mengapa air ketuban keruh bisa menjadi berbahaya:

1. Infeksi Bakteri

Air ketuban keruh atau berbau dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti korioamnionitis, yang terjadi ketika bakteri dari vagina naik ke dalam rahim dan menginfeksi membran yang mengelilingi janin dan cairan ketuban.

Infeksi ini dapat menyebar ke janin dan menyebabkan komplikasi serius termasuk sepsis neonatal, yang bisa berakibat fatal.

2. Aspirasi Mekonium

Kondisi ini terjadi ketika janin mengalami stres dalam rahim dan membuang mekonium (feses awal) ke dalam air ketuban sebelum atau selama persalinan.

Mekonium ini bisa membuat air ketuban menjadi keruh.

Jika janin menghirup air ketuban yang terkontaminasi mekonium, hal ini dapat menyebabkan sindrom aspirasi mekonium, suatu kondisi serius yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan masalah kesehatan jangka panjang pada bayi.

3. Masalah dengan Plasenta dan Persalinan

Air ketuban keruh juga bisa menjadi indikator adanya masalah dengan plasenta, seperti solusio plasenta (pelepasan dini plasenta dari dinding rahim), yang bisa mengancam kehidupan baik ibu maupun bayi.

Selain itu, ketuban yang keruh bisa menandakan bahwa persalinan mungkin akan mengalami komplikasi, sehingga memerlukan intervensi medis seperti persalinan caesar.

Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh

Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh
Foto: Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh (Mamatotoretreat.com)

Untuk mengetahui apakah air ketuban yang berwarna keruh berbahaya atau tidak pada janin, dokter spesialis obstetri dan ginekologi biasanya akan memantau kondisi bayi dalam kandungan melalui pemeriksaan USG.

Jika tidak ada masalah serius pada janin, maka kondisi cairan ketuban yang kurang jernih mungkin saja tidak berbahaya.

Lanjutkan konsumsi vitamin ibu hamil dan obat yang diresepkan dokter sesuai dosis yang dianjurkan.

Selain itu, Moms juga dapat melakukan berbagai cara berikut untuk menjaga volume air ketuban dan mencegahnya menjadi keruh, antara lain:

  • Perbanyak minum air putih atau air kelapa hijau
  • Hindari terlalu banyak beraktivitas, apalagi yang kategorinya terlalu berat
  • Istirahat yang cukup
  • Kontrol kehamilan secara berkala

Lain halnya jika penyebab air ketuban keruh terjadi akibat chorioamnionitis, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik guna mengobati infeksi dan memantau ketat kehamilan Moms.

Baca Juga: Simak 5 Tanda Air Ketuban Rembes, hingga Pencegahannya

Air ketuban adalah salah satu organ penting selama kehamilan, kelainan pada air ketuban dapat menjadi suatu pertanda kondisi tertentu.

Contohnya, jika air ketuban berkurang atau sedikit, mungkin saja menandakan bahwa janin dalam kandungan memiliki kelainan organ saluran kemih atau mungkin kelainan saluran pencernaan.

Selain itu, kelainan pada air ketuban bisa saja menjadi suatu pertanda bahwa kondisi janin dalam kandungan yang kurang sejahtera.

Maka dari itu, disarankan untuk berkonsultasi rutin dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang merawat kehamilan Moms untuk memantau pertumbuhan, perkembangan, dan kesejahteraan janin.

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/957078/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/307082
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12309-chorioamnionitis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


ADVERTISEMENT

advertisement

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.