11 Mei 2023

Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek, Ini Kata Dokter!

Sesak napas yang parah bisa sebabkan kematian

Sesak napas biasanya ditandai dengan dada terasa sakit dan detak jantung kencang.

Sesak napas tak hanya kesulitan bernapas, namun juga ditandai dengan napas pendek.

Lantas apa perbedaan sesak napas dan napas pendek?

Moms pernah merasa seolah-olah tidak bisa bernapas atau sulit untuk bernapas?

Bisa jadi Moms mengalami yang namanya sesak napas. Cari tahu perbedaanya di bawah ini ya.

Baca Juga: Mengenal Tes Apgar Score untuk Bayi Baru Lahir, Penilaian untuk Mengetahui Kesehatan Si Kecil Sedini Mungkin

Apa Itu Sesak Napas?

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Orami Photo Stock)

Dilansir dari WebMD, setiap tahun, sekitar 25% hingga 50% orang di AS menemui dokter karena sesak napas.

Biasanya dikenali dengan perasaan tidak nyaman yang kita rasakan ketika tidak bisa mendapatkan cukup udara.

Sesak napas disebut juga sebagai dyspnea, yakni kondisi tidak nyaman yang menyulitkan kita bernapas secara normal.

Ini terjadi karena kurangnya oksigen yang masuk ke dalam paru-paru.

Menurut MedlinePlus, pernapasan normal terjadi ketika udara masuk ke paru-paru dan keluar dari paru-paru.

Proses pernapasan sendiri melibatkan bagian tubuh seperti paru-paru, diafragma, otot di dinding dada, dan saraf otak.

Ini sebenarnya adalah gejala umum yang tidak berbahaya, bisa jadi karena kita telah melakukan suatu pekerjaan berat, sehingga kekurangan oksigen.

Namun bisa juga kondisi ini sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan lainnya.

Baca Juga: 15 Fakta Anak Pertama, Umumnya Lebih Mandiri, Punya Sifat Pemimpin, dan Jadi Andalan Keluarga

Gejala Sesak Napas

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Momjunction.com)

Gejala napas sesak ini kerap dirasakan setiap kali kita berolahraga atau sedang menaiki tangga.

Ini karena oksigen meningkat karena tenaga yang dikeluarkan lebih banyak pada tubuh.

Sesak napas mungkin terjadi karena udara lebih sedikit yang masuk melalui hidung dan mulut atau terlalu sedikit oksigen yang masuk ke aliran darah.

Melansir Healthline, sesak napas juga salah satu gejala penyakit paru-paru, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Gejala yang ditimbulkan adalah pernapasan lebih sulit ketika sedang beraktivitas.

Penderita sesak napas biasanya memiliki gejala napas sebagai berikut:

  • Napas pendek
  • Cepat
  • Napas dangkal (tersengal-sengal)
  • Nyeri dada
  • Tidak nyaman

Gejala ini bisa berlangsung sesaat (akut) atau menjadi kronis.

Orang yang mengalami sesak napas akan merasakan sesak di dada hingga merasa seperti tercekik.

Sesak napas yang muncul mendadak atau ekstrem memerlukan perhatian medis secepatnya.

Baca Juga: Bayi Jarang Pipis, Normal atau Berbahaya? Ini 4 Kemungkinan Penyebabnya

Penyebab Sesak Napas

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Orami Photo Stock)

Seperti yang kita tahu, napas yang sesak tidak bisa disimpulkan dari satu keadaan medis saja.

Namun perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab napas yang terasa sesak itu.

Ini berlaku jika seorang, tak kunjung membaik dalam beberapa waktu.

"Sesak napas dapat disebabkan oleh masalah yang terjadi pada paru atau non paru. Sesak napas karena paru dapat berupa asma, infeksi paru, atau adanya tumor.

Sementara sesak napas karena masalah non paru dapat disebabkan oleh penyakit jantung, gangguan pada ginjal, gangguan pada hati, masalah pada lambung, atau kondisi psikologis," kata dr. Astri Indah Prameswari, Sp.P Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS Pondok Indah – Puri Indah.

Berikut ini adalah penyebab napas yang terasa sesak karena kondisi kesehatan tertentu.

1. Kanker Paru-paru

Sesak napas bisa menjadi salah satu gejala kanker paru-paru. Ini kerap ditemukan terutama pada stadium akhir.

Gejala yang ditimbulkan selain napas yang sesak yakni batuk, nyeri dada, terdapat dahak, batuk darah, serta suara parau.

Seiring waktu, kanker dapat menyebar ke jaringan atau organ tubuh sekitarnya, seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, atau hati.

Jika kanker telah menyebar hingga ke organ atau bagian tubuh lain, gejala lain selain sesak napas akan muncul.

Seperti nyeri tulang, kelelahan, mati rasa di jaringan saraf serta gangguan keseimbangan.

Hanya dokter yang bisa mendiagnosis seseorang terkena kanker paru atau hanya sesak napas biasa.

2. Penyakit Paru-paru Obstruktif Kronis (PPOK)

PPOK berbeda dengan kanker paru-paru. PPOK adalah penyakit yang menyerang orang usia lanjut dan perokok aktif.

Sesak napas, batuk tidak kunjung reda, napas tersengal-sengal, nyeri dada, dan pembengkakan di tulang tungkai adalah gejala PPOK.

Sering ditemukan pada wanita yang berusia 40 lanjut ke atas.

Untuk mendiagnosis penyakit ini biasanya bisa melalui tes paru-paru dan tes darah oleh dokter spesialis.

3. Anxiety Disorder

Ternyata, menurut Hackensack Meridian Health, gangguan kecemasan atau yang dikenal sebagai anxiety disorder, salah satu pemicu napas sesak yang sering terjadi pada kita.

Saat stres atau merasa resah, otot-otot yang membantu bernapas menjadi kencang.

Oleh sebab itu, napas pun jadi lebih cepat dari biasanya.

Mungkin tubuh merasa tidak mendapatkan cukup udara, yang dapat membuat panik dan napas terasa sesak secara bersamaan.

Gangguan kecemasan biasanya ditandai dengan nyeri dada, lemas, dan seperti ada rasa tidak enak pada tenggorokan.

Cara untuk mengatasi ini adalah tetap rileks, duduk atau berbaring untuk melemahkan otot-otot yang kaku.

Tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Hal ini dapat membantu membuat napas menjadi normal kembali.

Baca Juga: 25+ Cara Mengatasi Rambut Rontok dengan Bahan-Bahan Alami

Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (shutterstock.com)

"Sesak napas bisa tiba-tiba, atau bisa muncul perlahan-lahan seiring berjalannya waktu," kata Dr. Sandeep Gupta, Pulmonologi di UnityPoint Health.

Sesak napas dan napas pendek memiliki kemiripan dengan gejala yang dirasakan.

Namun ada perbedaan pada kedua jenis ini.

Dokter Gupta menambahkan bahwa napas yang terasa sesak yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh infeksi sekunder pada paru-paru yang berhubungan dengan penyakit paru-paru.

Biasanya terjadi pada perokok berat yang lama-kelamaan mengidap penyakit paru-paru.

Sesak ini terjadi ketika kesulitan bernapas karena penyakit tertentu atau setelah melakukan aktivitas tinggi yang melelahkan.

Menurut studi yang diterbitkan oleh Mayo Clinic, secara teknis, napas pendek berarti menghirup dan menghembuskan napas lebih pendek dari pernapasan normal tetapi dengan irama yang sama.

Nah, hal ini senada dengan penjelasan dr. Astri Indah.

"Napas pendek adalah salah satu ciri dari sesak napas. Seseorang dikatakan mengidap napas pendek jika jarak mengambil dan membuang napasnya lebih pendek dari pernapasan normal dengan irama yang sama.

Kondisi napas pendek yang semakin berat dapat menyebabkan sesak napas," jelasnya.

Sedangkan sesak napas inhalasi biasanya jauh lebih pendek dari pada pernapasan.

Napas pendek dapat menjadi sesak napas ketika tugas-tugas normal tidak lagi mungkin atau jika perasaan cemas mulai terjadi.

Jika napas terasa semakin pendek saat berbaring segera ke unit gawat darurat, sebab kondisi itu adalah gejala gagal jantung.

Pasien penyakit asma juga harus berkonsultasi dengan dokter.

Pasalnya, asma bisa menjadi masalah serius jika menyerang tiba-tiba.

Lantas, mana yang lebih parah?

"Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa sesak napas merupakan kondisi yang lebih berbahaya dibandingkan dengan napas pendek," jelas dr. Astri Indah.

Baca Juga: 12 Manfaat Buah Kedondong, Bantu Atasi Gangguan Pencernaan, hingga Bagus untuk Penglihatan

Apakah Napas Pendek Tanda Penyakit Jantung?

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Freepik.com/cookie_studio)

Dada yang terasa seperti tertekan diikuti sesak napas atau napas pendek adalah salah satu tanda penyakit jantung.

Namun seringnya hanya nyeri dada yang dirasakan pasien ketika terjadi serangan jantung.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di European Heart Journal, satu dari empat pasien serangan jantung memiliki gejala yang tidak khas seperti kelelahan ekstrem, sulit bernapas, dan kelelahan ekstrem.

Pasien dengan gejala ini lebih kecil kemungkinannya untuk menerima pertolongan darurat sehingga risiko meninggal lebih besar.

Dalam penelitian itu, gejala yang tidak khas itu paling umum ditemukan pada orang lanjut usia, terutama kalangan wanita.

Pasien itu tidak segera menelepon rumah sakit atau mencari pertolongan darurat karena tak menyadari bahwa gejala tersebut memerlukan penanganan secepatnya.

Untuk mengevaluasi pasien dengan gejala napas pendek, butuh pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara rinci.

Pemeriksaan itu bertujuan memastikan apakah napas pendek yang terjadi diakibatkan oleh kejadian penyakit jantung atau masalah kesehatan lain.

Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki, rasa tidak nyaman atau tekanan di dada, pusing, dan bibir atau ujung jari membiru adalah beberapa gejala yang mungkin menyertai sesak napas dan mengarah pada penyakit jantung.

Waktu Tepat Menemui Dokter

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Coach.nine.com.au)

Jika sesak napas atau napas pendek sudah membuat kita tidak lagi bisa melakukan aktivitas sehari-hari, hal ini sudah menjadi alasan yang cukup untuk menemui dokter dan berkonsultasi.

"Bila terjadi napas pendek dan sesak napas, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan segera memeriksakan diri ke dokter spesialis paru dan pernapasan untuk mengetahui penyebabnya," kata dr. Astri Indah.

Setelah menegakkan diagnosis, dokter akan memberikan penangan yang tepat dan sesuai.

Selain itu, perhatikan juga beberapa tanda di bawah ini, yang bisa menjadi petunjuk gejala awal kondisi ini.

  • Sesak napas saat kita sedang beristirahat atau berbaring.
  • Menderita demam, tubuh menggigil, dan berkeringat di malam hari.
  • Detak jantung yang berdebar keras dan cepat.
  • Terdengar seperti bunyi saat kita bernapas.

Sesak napas dan napas pendek tidak berpihak pada jenis kelamin manapun.

Sebuah studi dari Penn Medicine, kerap kali kondisi ini terjadi pada usia lanjut dengan keluhan kesulitan bernapas.

Mendiagnosis penyebab kondisi ini pada lansia mungkin lebih sulit karena mereka dapat memiliki berbagai masalah medis yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Pada populasi lansia, kondisi ini kerap menjadi pemicu masalah jantung, yakni disfungsi diastolik. Ini adalah masalah relaksasi otot jantung yang memicu napas pendek atau sesak napas.

"Jika pasien berkata bahwa dulu mereka bisa melakukan X, Y dan Z dan sekarang jadi tidak bisa karena kondisi ini, itu adalah saat yang tepat untuk segera konsultasi ke dokter,” ucap Jason Fritz, MD, asisten profesor Clinical Medicine Divsion of Pulmonary and Critical Care Penn Medicine.

Bahaya dari Sesak Napas dan Napas Pendek

Ilustrasi Sesak Napas
Foto: Ilustrasi Sesak Napas (Freepik.com/cookie_studio)

Kondisi ini bisa menjadi berbahaya, lho Moms karena pasokan oksigen akan menipis di dalam tubuh.

"Sesak napas dan napas pendek menjadi berbahaya jika kondisi yang dialami semakin berat.

Pasokan oksigen ke dalam tubuh juga semakin berkurang dan dapat menyebabkan pengidapnya lemas, mengalami penurunan kesadaran, bahkan menyebabkan kematian," jelas dr. Astri Indah.

Baca Juga: 18 Cara Mengobati Selangkangan Gatal yang Alami, Salah Satunya Pakai Aloe Vera!

Jika sudah menunjukan gejala-gejala di atas secara jelas, segera hubungi dokter untuk berkonsultasi.

Jadi, sekarang Moms sudah tahu perbedaan sesak napas dan napas pendek, ya!

  • https://www.healthline.com/health/heavy-breathing
  • https://www.webmd.com/lung/breathing-problems-unusual-causes
  • https://medlineplus.gov/breathingproblems.html
  • https://www.hackensackmeridianhealth.org/HealthU/2020/04/28/is-my-shortness-of-breath-an-anxiety-attack-or-coronavirus/
  • https://www.mayoclinic.org/symptoms/shortness-of-breath/basics/definition/sym-20050890
  • https://www.heartfailurematters.org/en_GB/Warning-signs/Shortness-of-breath
  • https://www.pennmedicine.org/updates/blogs/heart-and-vascular-blog/2016/may/shortness-of-breath
  • https://academic.oup.com/ehjacc/article/10/10/1150/6263899

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.