Stroke Ringan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Stroke ringan atau mini stroke adalah salah satu jenis stroke yang singkat dan dapat membaik dengan sendirinya.
Di dunia medis, kondisi ini disebut transient ischaemic attack (TIA).
Dokter spesialis saraf konsultan neurodegeneratif dr Dyah Tunjungsari, SpN (K) dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah menjelaskan, stroke bukanlah penyakit yang hanya menyerang orang yang sudah berusia di atas 45 tahun.
Nyatanya, penyakit yang menyerang pembuluh darah otak ini bisa terjadi pada mereka yang tergolong muda atau masih pada usia produktif.
Menurut studi pada 2014 di jurnal Practical Neurology, stroke ringan ditandai dengan gejala neurologis.
Gejala tersebut bisa ringan hingga berat, dan mungkin melibatkan gangguan fisik atau fungsi kognitif.
Ingin tahu lebih lanjut tentang stroke ringan?
Yuk, simak pembahasannya, Moms!
Baca Juga: Serba-serbi Teks Deskripsi, Pengertian, Struktur, dan Contoh untuk Diajarkan ke Si Kecil
Gejala Stroke Ringan
Gejala stroke ringan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
Namun, biasanya ini membaik dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pada kebanyakan kasus, stroke ringan hanya berlangsung selama beberapa detik atau menit.
Menurut studi pada 2016 di Journal of Mid-Life Health, hingga sepertiga orang yang mengalami gejala stroke ringan terus mengalami stroke berat.
Hal ini karena banyak orang tidak mencari pertolongan medis sehingga berisiko tinggi mengalami stroke.
Gejala stroke ringan dapat dimulai secara tiba-tiba dan bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena.
Misalnya, seseorang yang menderita stroke ringan di area otak yang mengontrol gerakan tangan dapat mengalami kesulitan menulis selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam.
Seseorang yang mengalami stroke ringan di area batang otak mungkin mengalami gejala vertigo, kesulitan berbicara, atau penglihatan ganda.
Batang otak adalah area otak yang menampung pusat keseimbangan gaya berjalan, kontrol suara, dan gerakan mata.
Baca Juga: 14 Drama Korea Tayang Desember, Ada Alchemy of Souls 2, Understanding Of Love, hingga Connect!
Gejala stroke ringan paling terlihat ketika memengaruhi bagian otak yang mengontrol gerakan dan perasaan di wajah, lengan, atau kaki.
Ini juga dapat memengaruhi kemampuan untuk memahami dan menghasilkan ucapan.
Berikut ini gejala stroke ringan yang paling umum:
- Kelemahan pada wajah, lengan, dan/atau tungkai pada satu sisi tubuh.
- Mati rasa pada wajah, lengan, dan/atau kaki di satu sisi tubuh.
- Ketidakmampuan untuk memahami bahasa lisan.
- Ketidakmampuan untuk berbicara.
- Pusing atau vertigo yang tidak dapat dijelaskan.
- Kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata.
- Penglihatan ganda atau penglihatan kabur.
Ada beberapa perbedaan antara stroke ringan dan stroke.
Namun, perbedaan utamanya adalah gejala stroke ringan hilang dalam 24 jam.
Sementara, stroke meninggalkan gangguan fisik jangka panjang akibat kerusakan permanen pada otak.
Menurut dr Dyah Tunjungsari, gejala dan tanda-tanda stroke yang harus diwaspadai adalah senyum tidak simetris atau mencong, kemudian tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
"Gejala lainnya adalah gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah, lalu mendadak sulit bicara, tidak memahami kata-kata atau bicara tidak nyambung." jelasnya dalam virtual media discussion yang membahas Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), Kamis (27/10/2022).
Waspada juga bila tiba-tiba merasa kebas atau kesemutan separuh tubuh, juga ketika mendadak rabun atau pandangan satu mata terlihat kabur.
Baca Juga: Bolehkah Memberikan Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak? Cari Tahu di Sini, Moms!
Penyebab Stroke Ringan
Stroke ringan terjadi ketika ada kondisi kekurangan aliran darah ke area otak.
Kondisi ini mirip dengan stroke.
Namun, bedanya adalah stroke ringan membaik karena aliran darah cepat dipulihkan sebelum cedera otak permanen terjadi.
Pada kasus stroke, aliran darah tetap terganggu untuk jangka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan cedera otak permanen.
Istilah medis untuk stroke ringan adalah TIA.
Kondisi ini merupakan periode singkat iskemia yang menghasilkan gejala neurologis mendadak.
Iskemia adalah kondisi kurangnya aliran darah.
Iskemia merusak fungsi sel-sel otak, seseorang yang mengalami TIA mengembangkan masalah sementara pada fungsi otak.
Misalnya, kesulitan berbicara atau menggerakkan wajah, lengan, atau kaki di satu sisi tubuh mereka.
Otak yang sehat membutuhkan pengiriman oksigen dan darah yang kaya nutrisi secara konstan ke masing-masing dari sekitar 100 miliar neuronnya.
Untuk memastikan fungsi otak normal, darah mengalir melalui beberapa pembuluh darah ke setiap bagian otak.
Terkadang, pembuluh darah menjadi tersumbat sementara oleh bekuan darah atau plak kolesterol.
Ini membuat area otak kekurangan suplai darah untuk sementara waktu.
Kurangnya oksigen dan nutrisi yang dihasilkan di daerah ini dikenal sebagai iskemia.
Stroke ringan biasanya dapat teratasi sebelum kerusakan permanen dapat terjadi.
Namun, jika aliran darah tidak cepat pulih, maka stroke dapat terjadi.
Hal ini karena neuron di daerah iskemik menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi dan dengan cepat berhenti berfungsi.
Baca Juga: 7 Penyebab Demam Paling Umum, Mulai dari Flu, ISK, Radang Tenggorokan, hingga Bronkitis
Faktor Risiko Stroke Ringan
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama, baik pada stroke ringan maupun stroke.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat merusak dinding bagian dalam arteri, mengakibatkan aterosklerosis.
Penumpukan plak ini bisa pecah dan menyebabkan penggumpalan darah di arteri tersebut.
Kelainan ini dapat menyebabkan stroke ringan.
Jika seseorang telah menerima diagnosis tekanan darah tinggi dari dokter, penting untuk melacak tekanan darah secara rutin.
Faktor risiko tambahan untuk stroke jatuh ke dalam dua kategori.
Ada yang disebut faktor risiko yang dapat dikontrol dan yang tidak bisa, berikut ini:
1. Faktor Risiko yang Dapat Dikontrol
- Merokok
Nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membahayakan sistem kardiovaskular.
- Diabetes
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang tidak diobati meningkatkan risiko stroke ringan.
- Makan makanan tinggi lemak
Ini dapat meningkatkan kolesterol, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko stroke ringan.
"Beberapa pasien yang misalnya makannya tidak dijaga, kurang serat, kurang minum air putih mungkin lebih banyak mengonsumsi asam lemak jenuh maka bisa menyebabkan terjadinya faktor risiko stroke tersebut," ucap dr Dyah Tunjungsari.
- Kurangnya aktivitas fisik
Kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko stroke ringan.
- Kegemukan
Obesitas meningkatkan risiko diabetes dan kolesterol tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stroke ringan.
- Stress
Stres yang bisa membuat terjadinya perubahan struktur pada otak.
"Pada saat stres ada beberapa hormon naik, salah satu yang aktif adalah sistem adrenaline yang buat tekanan meningkat, laju nadi cepat. Kalau jangka panjang buat perubahan struktur otak. Sehingga bisa jadi salah satu faktor stroke," ucap dr Dyah.
Maka dari itu, dr Dyah menyebut salah satu cara yang bisa menguranginya adalah dengan mengatur tubuh dan pikiran agar tidak stres.
2. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikendalikan
- Usia
Risiko stroke ringan dan stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
Namun, orang yang lebih muda juga bisa terkena.
- Riwayat keluarga
Risiko stroke ringan meningkat jika orang lain dalam keluarga pernah mengalaminya.
Kondisi ini membuat mereka yang mempunyai keturunan stroke harus sesegera mungkin melakukan pemeriksaan untuk mencegah terjadinya stroke.
- Jenis kelamin
Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke ringan daripada pria karena faktor-faktor tertentu.
Misalnya, kehamilan, riwayat diabetes gestasional, dan penggunaan kontrasepsi oral.
Baca Juga: Contoh Teks Negosiasi untuk Jual Beli dan Berbagai Situasi Lainnya
Pengobatan untuk Stroke Ringan
Meski stroke ringan dapat hilang dengan sendirinya, ini bisa jadi tanda bahwa seseorang berisiko tinggi terkena stroke.
Itulah sebabnya, bahkan jika telah pulih, penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala stroke ringan.
Terkadang, seseorang dapat mengalami stroke dalam waktu 24 jam setelah stroke ringan pertama.
Namun, ada pula yang mengalaminya berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah stroke ringan pertama.
Masalahnya, tidak ada yang dapat memprediksi kapan akan mengalami stroke jika pernah mengalami stroke ringan.
Perawatan stroke ringan berfokus pada memulai atau menyesuaikan obat-obatan yang meningkatkan aliran darah ke otak.
Termasuk juga mencari tahu kelainan yang dapat diatasi untuk mengurangi risiko stroke di masa depan.
Pilihan pengobatan untuk stroke ringan adalah:
1. Obat-obatan
Obat-obatan ini dapat berupa antiplatelet dan antikoagulan.
Obat antiplatelet untuk membuat trombosit cenderung tidak saling menempel untuk mencegah pembekuan darah.
Contoh obatnya adalah aspirin, clopidogrel, prasugrel, dan aspirin-dipyridamole.
Sementara itu, obat antikoagulan mampu mencegah pembekuan darah.
Dengan cara menargetkan protein yang menyebabkan pembekuan, daripada menargetkan trombosit.
Misalnya, warfarin, rivaroxaban, dan apixaban.
2. Intervensi Karotis Invasif Minimal
Ini adalah prosedur pembedahan yang melibatkan akses ke arteri karotis dengan alat bernama kateter.
Alat tersebut dimasukkan melalui arteri femoralis di selangkangan.
Dokter kemudian menggunakan alat seperti balon untuk membuka arteri yang tersumbat.
Mereka akan menempatkan stent atau tabung kawat kecil di dalam arteri pada titik penyempitan untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
Baca Juga: 8 Obat Maag Alami, Ampuh, Mudah Ditemukan, dan Ada yang Berasal Dari Tanaman Herbal!
3. Perubahan Gaya Hidup
Pengobatan untuk stroke ringan juga mencakup perubahan gaya hidup.
Ini dapat mengurangi risiko stroke ringan atau stroke di masa depan.
Beberapa perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan adalah:
- Berolahraga.
- Menurunkan berat badan.
- Perbanyak makan buah dan sayur.
- Mengurangi asupan makanan manis dan tinggi lemak.
- Tidur yang cukup.
- Kelola stres dengan baik.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai stroke ringan.
Selain melakukan perubahan gaya hidup dan menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter, sebaiknya rutin lakukan pemeriksaan kesehatan, ya.
- https://pn.bmj.com/content/14/1/23
- https://www.jmidlifehealth.org/text.asp?2016/7/1/2/179166
- https://www.healthline.com/health/stroke/signs-symptoms-tia-mini-stroke
- https://www.verywellhealth.com/mini-stroke-and-transient-ischemic-attacks-tia-3146483
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.