Kenali Perbedaan Diabetes 1 dan 2, Gejala hingga Pengobatannya
Tahukah Moms mengenai perbedaan diabetes 1 dan 2? Kedua penyakit ini memang mirip. Namun, bukan berarti keduanya benar-benar sama, ya, Moms!
Faktanya, penyebab diabetes tipe 1 dan 2 tidaklah sama.
Cara mengatasi masing-masing kondisi tersebut juga tidak bisa dianggap serupa.
Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 lewat ulasan di bawah ini, Moms!
Baca Juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
Apa Itu Glukosa atau Gula Darah?
Kedua jenis diabetes ini memiliki penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah atau glukosa.
Glukosa adalah bahan bakar yang memberi makan sel-sel tubuh, tetapi untuk memasuki sel-sel dibutuhkan sebuah kunci.
Insulin adalah salah satu kondisi yang juga berkaitan dengan perbedaan diabetes 1 dan 2.
Melansir Chronicle Journal of Food and Nutrition, peningkatan kadar glukosa dalam waktu lama menyebabkan komplikasi serius.
Beberapa komplikasi dapat terjadi seperti disfungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat menyimpan dan menggunakan glukosa dengan baik, yang penting untuk energi.
Baca Juga: Mudah Dilakukan, Intip Cara Menanam Lengkuas di Rumah!
Sederet Perbedaan Diabetes 1 dan 2
Tidak sedikit orang yang mengetahui tentang perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Yuk, Moms, simak perbedaan diabetes tipe 1 dan 2, mulai dari karakteristik hingga pengobatannya:
1. Gejala dan Ciri-Cirinya
Perbedaan diabetes 1 dan tipe 2 yang pertama adalah gejala.
Meskipun gejala diabetes hampir sama, tetapi ada perbedaan yang signifikan.
Gejala umum diabetes adalah rasa haus dan lapar yang berlebihan serta banyak berkemih.
Selain itu, ada yang mengeluhkan penurunan berat badan spontan tanpa didahului upaya menurunkan berat badan secara aktif.
Berikut perbedaan gejala diabetes tipe 1 dan 2 yang dapat terlihat:
- Diabetes Tipe 1
Memiliki gejala meningkatnya rasa lapar dan haus, serta sering buang air kecil.
Kebanyakan orang juga melaporkan tubuh mudah kelelahan, penglihatan kabur, mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki.
Serta adanya luka yang tidak cepat sembuh dan penurunan berat badan jadi gejala diabetes tipe 1 yang cukup jelas.
”Tubuh lemah dan mudah lelah juga mood swings merupakan gejala dari diabetes tipe 1,” jelas Dr. Mary Vouyiouklis Kellis, endocrinologist Cleveland Clinic.
- Diabetes Tipe 2
Terkadang memiliki gejala yang sama dengan diabetes tipe 1. Namun, bisa banyak pula pasien yang tidak memiliki gejala sama sekali.
Diabetes tipe 2 sering membuat penderitanya tidak menyadari bahwa kadar gula dalam darah cukup tinggi.
Namun, tak sedikit juga yang mengalami gejala mirip diabetes tipe 1 seperti sering merasa haus, mudah lelah, dan peningkatan frekuensi urine.
2. Penyebab Umum Diabetes
Perbedaan diabetes 1 dan 2 yang selanjutnya adalah dari faktor penyebabnya.
dr. M. Ikhsan Mokoagow, MMedSci, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes, RS Pondok Indah – Puri Indah, mengatakan diabetes merupakan kondisi yang ditandai adanya peningkatan kadar gula darah.
Penyebab diabetes tipe 1 karena autoimun, sedangkan diabetes tipe 2 karena sel-sel tubuh kurang sensitif menerima produksi insulin.
Berikut perbedaan penyebab dari keduanya:
- Diabetes Tipe 1:
Sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melawan penjajah asing, seperti virus dan bakteri berbahaya.
Pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan salah mengira sel sehat tubuh sendiri sebagai penyerang asing.
Sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel beta penghasil insulin di pankreas.
Setelah sel beta ini dihancurkan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin.
Para peneliti tidak tahu mengapa sistem kekebalan terkadang menyerang sel-sel tubuh sendiri.
Ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan virus.
- Diabetes Tipe 2
Karakteristik yang khas pada penderita diabetes melitus tipe 2 adalah terjadinya resistensi insulin.
Tubuh masih memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif.
Peneliti tidak yakin mengapa beberapa orang menjadi resisten insulin dan yang lainnya tidak.
Tetapi beberapa faktor gaya hidup dapat berkontribusi, termasuk tidak aktif dan membawa berat badan berlebih.
Faktor genetik dan lingkungan lain mungkin juga berperan dalam gejala diabetes tipe 2.
Ketika Moms mengembangkan diabetes tipe 2, pankreas akan mencoba mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak insulin.
Karena tubuh Moms tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, glukosa akan menumpuk di aliran darah.
Baca Juga: Mengenal Diabetes pada Anak, dari Penyebab Hingga Penanganannya
3. Produksi Insulin
Selanjutnya, perbedaan diabetes 1 dan 2 adalah dari insulin.
Gejala diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 memproduksi insulin.
Berikut perbedaan keduanya yang terlihat jelas:
- Diabetes Tipe 1
Pada diabetes tipe 1, terjadi kerusakan sel-sel penghasil insulin pada pankreas.
Hal ini akibat proses autoimun di mana sel-sel kekebalan tubuh menyerang sel penghasil insulin.
Tubuh tidak memproduksi insulin. Tanpa insulin, tubuh tidak tahu cara menggunakan glukosa untuk energi.
Meskipun dalam kondisi setelah makan dan memiliki glukosa dalam darah.
Hal tersebut menyebabkan hati mengeluarkan lebih banyak glukosa ke dalam darah, tidak disimpan sebagai energi ataupun cadangan energi.
Dampaknya, gula darah tinggi, sel-sel tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan, dan tubuh akan memberikan ’sinyal’ lapar.
"Gejala diabetes tipe 1 karena tubuh tidak memproduksi insulin," ujar Grenye O'Malley, M.D., ahli endokrin Mount Sinai Diabetes Center dan asisten profesor di Icahn School of Medicine at Mount Sinai.
Baca Juga: Gula Rafinasi, Apa Bedanya dengan Gula Alami?
- Diabetes Tipe 2
Tubuh memproduksi insulin, namun tidak berfungsi dengan baik. Ketika gula darah tinggi dan insulin dilepaskan, tubuh mengabaikannya.
Sama seperti pada diabetes tipe 1, adanya lonjakan gula dalam darah, serta organ hati melepaskan lebih banyak glukosa.
Sel-sel lain pun tidak mendapatkan energi yang mereka butuhkan. Sel-sel tubuh mulai melawan efek insulin.
Hingga pada kasus yang parah, tubuh berhenti memproduksi insulin yang cukup, sehingga tidak dapat lagi menggunakan glukosa secara efektif.
"Kondisi ini menyebabkan produksi insulin menjadi berlebihan. Pada akhirnya sel-sel penghasil insulin mengalami penurunan fungsi." ucapnya.
4. Faktor Usia
Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 selanjutnya adalah usia risiko yang terkena.
Berikut perbedaan diabetes 1 dan 2 dari faktor usia:
- Diabetes Tipe 1
Kecenderungannya dikarenakan faktor genetik.
Untuk itu, dr. M. Ikhsan umumnya didiagnosis pada anak-anak atau usia muda. Namun, bisa juga baru terdiagnosa pada usia dewasa.
"Umumnya berat badan penderita tidak berlebih (overweight/obese), dan mutlak memerlukan insulin untuk pengendalian kadar gula darahnya." jelas dr. M. Ikhsan.
- Diabetes Tipe 2
Biasanya, diabetes tipe 2 terjadi setelah usia 35 tahun.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan kolesterol tinggi lebih berisiko terkena diabetes tipe 2.
Sebanyak 80% penderita diabetes tipe 2 adalah obesitas dan memiliki riwayat keluarga.
Orang yang berusia di atas 45 tahun, dengan riwayat serangan jantung atau stroke, juga lebih mungkin terserang diabetes tipe 2.
Meski demikian dapat terjadi pula pada usia yang lebih muda.
"Terutama jika mereka kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang tidak sehat,” kata Dr. Jay Skyler, deputy director clinical research and academic programs Diabetes Research Institute di University of Miami, Florida.
Baca Juga: Indeks Glikemik, Ternyata Sangat Berpengaruh pada Gula Darah, lho!
5. Pengobatan Diabetes
Perbedaan diabetes 1 dan 2 selanjutnya adalah dari segi cara pengobatannya.
Berikut beberapa langkah yang diambil dalam pengobatan diabetes:
- Diabetes Tipe 1
Pemberian insulin melalui injeksi atau infus (pompa insulin).
”Penderita diabetes tipe 1 harus menggunakan insulin selama sisa hidup mereka," kata O'Malley.
Insulin diabetes ini bisa digunakan di rumah dengan memperhatikan aturan pakainya.
- Diabetes Tipe 2
Pada beberapa pasien cukup mengelola gula darah dengan mengatur pola makan yang tepat dan menjaga berat badan.
Ada pula beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 yang membutuhkan suntikan insulin untuk pengobatan (seperti pada diabetes tipe 1), namun hal tersebut tidak umum.
Sebagai gantinya, diberikan resep obat untuk menjaga kadar gula darah tetap rendah atau meningkatkan sensitivitas insulin.
Baca Juga: 20+ Makanan Menurunkan Kolesterol agar Tetap Sehat
Komplikasi Diabetes Melitus
Terlepas dari perbedaan diabetes 1 dan 2, penyakit ini tetap mesti diwaspadai.
Pasalnya, diabetes yang tidak dikelola dengan baik bisa meningkatkan risiko komplikasi.
Beberapa komplikasi diabetes melitus yang mungkin muncul, antara lain:
1. Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS)
Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis pada penyakit kencing manis, dengan tingkat kematian mencapai 20%.
Melansir Diabetes Care Journal, HHS terjadi akibat adanya lonjakan kadar gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu.
Gejala HHS ditandai dengan haus yang berat, kejang, lemas, gangguan kesadaran, hingga koma.
2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Komplikasi penyakit diabetes melitus dalam jangka panjang dapat memicu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Beberapa penyakit kardiovaskular yang terdampak diabetes melitus antara lain penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, penyempitan arteri.
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh juga dapat mempercepat pengerasan pembuluh darah arteri.
Baca Juga: Mengenal Kaditic, Obat untuk Atasi Berbagai Nyeri Ringan hingga Sedang di Tubuh
3. Masalah Penglihatan
Retinopati diabetik adalah salah satu bahaya diabetes yang mengancam penglihatan.
Seperti bagian tubuh lainnya, mata juga memiliki pembuluh darah untuk suplai nutrisi.
Namun, gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di retina membengkak dan bocor.
Bahkan, pada retinopati diabetik juga mungkin terjadi sumbatan pembuluh darah.
Sumbatan ini lama-kelamaan akan merusak dinding pembuluh darah dan memicu munculnya pembuluh darah baru abnormal (neovaskularisasi).
4. Masalah Kaki dan Kulit
Masalah pada kulit dan luka pada kaki juga umum terjadi jika mengalami komplikasi diabetes.
Hal ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf, serta terbatasnya aliran darah ke kaki.
Gula darah yang tinggi juga memudahkan bakteri dan jamur berkembang biak.
Terlebih jika adanya penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sebagai akibat dari diabetes.
Dengan demikian, masalah pada kulit dan kaki pun tak dapat terelakkan.
Penanganan luka pada kaki penderita diabetes adalah dengan pemberian antibiotik, serta perawatan luka dengan benar.
Baca Juga: Aturan Pakai Neurodex, Obat untuk Atasi Masalah Saat Tubuh Kekurangan Vitamin B
Setelah tahu perbedaan diabetes 1 dan 2, Moms juga wajib paham bahwa kedua kondisi tersebut membutuhkan perawatan jangka panjang.
Namun, dengan manajemen pengobatan yang tepat, pasien dapat tetap menjalani hidup dalam jangka waktu yang relatif lama.
Selain itu, menurut American Diabetes Association, olahraga teratur dan diet seimbang juga penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Dengan demikian, kualitas hidup juga bisa dipertahankan seoptimal mungkin.
Yuk, terapkan gaya hidup dan pola makan sehat untuk memperkecil risiko terkena penyakit diabetes, Moms!
- https://www.diabetes.org/diabetes
- https://www.healthline.com/health/difference-between-type-1-and-type-2-diabetes#prevalence
- https://www.researchgate.net/publication/318959668_Causes_Complications_and_Management_of_Diabetes_Mellitus
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4207202/
- https://www.diabetes.org.uk/diabetes-the-basics/differences-between-type-1-and-type-2-diabetes
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.