Bacaan dan Arti Surat An Nisa Ayat 59 tentang Ulil Amri, Moms Sudah Tahu?
Surat An Nisa Ayat 59 menjelaskan tentang perintah untuk mentaati Allah SWT, Rasulullah, dan ulil amri.
Secara harfiah, An Nisa memiliki arti perempuan. Tak ayal sebagian besar isi surat ini menjelaskan tentang perempuan dalam Islam.
Lantas, bagaimana seharusnya umat Islam patuh kepada Ulil Amri dan siapa saja yang termasuk dalam golongan tersebut?
Yuk, simak ulasan Surat An Nisa Ayat 59 lengkap dengan bacaan, arti, dan tafsirnya berikut ini!
Baca Juga: Bacaan Surat Al Mulk Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Mengenal Surat An Nisa Ayat 59
Foto: ilustrasi Surat An Nisa Ayat 59 (Orami Photo Stock)
Surat An Nisa berasal dari bahasa Arab “An-Nisaa” yang berarti perempuan.
Surat ini termasuk dalam golongan surat Madaniyyah yang diturunkan di kota Madinah.
Surat ke-4 dalam Al-Qur’an ini terdiri dari 176 ayat yang tersebar di juz 4-6. Ini adalah surat terpanjang kedua setelah surat Al-Baqarah yang terdiri dari 286 ayat.
Memiliki nama lain An-Nisa’ul Kubra (An-Nisa yang Besar), sebagian besar kandungannya membahas tentang perempuan.
Kalau dibandingkan dengan surat-surat lain dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa memang jadi surat yang paling banyak membahas soal perempuan.
Baca Juga: 5 Keutamaan Surat Al Falaq, Salah Satunya Menghindarkan Anak dari Penyakit, Masya Allah!
Nah, kalau Surat An-Nisa Ayat 59 khusus menjelaskan tentang perintah untuk taat kepada Allah, Rasulullah, dan Ulil Amri.
Ketaatan pada Ulil Amri tentu harus sesuai dengan aturan Allah dan Rasulullah.
Hal ini juga hanya boleh diterapkan dalam kebajikan saja.
Ayat ini juga menjelaskan tentang anjuran untuk kembali pada Allah dan sunnah Rasul apabila muncul perbedaan pendapat diantara umat muslim.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, sebab diturunkannya ayat ini yaitu ketika Rasulullah SAW mengangkat Abdullah bin Hudzafah bin Qais Al-Samhi sebagai pemimpin sariyah.
Perjalanan sariyah adalah ekspedisi militer khusus yang dilakukan tanpa diikuti oleh Rasulullah SAW sehingga ditunjuklah pemimpin untuk memimpin pasukan tersebut
Bacaan Surat An Nisa Ayat 59 dan Artinya
Foto: ilustrasi bacaan Surat An nisa Ayat 59 (Orami Photo Stock)
يَٰٓأَيُّ هَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Bacaan latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-Nisa ayat 59)
Arti Ulil Amri dalam Surat An Nisa Ayat 59
Foto: ilustrasi ulil amri (Orami Photo Stock)
Menurut penafsiran Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Ulil Amri adalah umara (pemerintah), ahli kitab, ulama, pemimpin pasukan, dan pemimpin-pemimpin lainnya yang membawa kemaslahatan.
Contoh Ulil Amri dalam pemerintahan yaitu badan legislatif seperti DPR dan MPR.
Kedua badan pemerintah ini menjadi wakil dan kepercayaan rakyat dalam urusan ulama, militer, dan hal-hal lain.
Kandungan dan Tafsir Surat An Nisa Ayat 59
Foto: ilustrasi kandungan dan tafsir surat an nisa ayat 59 (Orami Photo Stock)
Tafsir dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) menyebutkan bahwa ayat ini memerintahkan umat muslim untuk taat kepada Allah, Rasul, dan para penguasa agar tercipta kemaslahatan.
Umat muslim hendaknya mentaati dan mengamalkan isi kitab suci Al-Qur’an meskipun kadang berlawanan dengan keinginan diri sendiri.
Selain itu, umat muslim juga diperintahkan untuk melaksanakan ajaran-ajaran Rasulullah SAW.
Hal ini juga tertulis dalam surat An-Nahl ayat 44 yang berbunyi:
“Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan”. (QS. An-Nahl ayat 44)
Baca Juga: 7 Keutamaan Surat Al Kahfi, Insya Allah Diampuni Dosa dan Mendapatkan Sakinah dalam Keluarga
Ketaatan kepada ulil amri juga harus dilakukan apabila mereka telah sepakat dalam suatu perkara.
Asalkan keputusannya tidak bertentangan dengan kitab dan hadits.
Apabila keputusannya cenderung membawa mudharat dan bertentangan dengan aturan agama Islam, maka umat muslim tidak wajib mematuhinya.
Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Ahmad, “Tidak (dibenarkan) taat kepada mahluk di dalam hal-hal yang merupakan maksiat kepada Khalik (Allah SWT)”.
Lantas, bagaimana kalau dalam suatu perselisihan tidak dapat dicapai kesepakatan antara ulil amri dan umat muslim?
Surat An Nisa ayat 59 menganjurkan agar kedua belah pihak kembali kepada Al-Qur’an dan hadits.
Jika dalam Al-Qur’an dan hadits tidak ada jawaban dan jalan keluarnya, maka harus disesuaikan dengan hal-hal yang ada persamaannya dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Adapun orang-orang yang bisa melakukan persamaan atau kiasan tersebut adalah orang yang berilmu pengetahuan serta paham dengan isi Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
- https://risalahmuslim.id/quran/an-nisaa/4-59/
- https://tafsirweb.com/1591-surat-an-nisa-ayat-59.html
- https://tafsiralquran.id/tafsir-qs-an-nisa-59-kewajiban-taat-pemerintah/amp/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.