Bacaan Surat Ibrahim Ayat 7 Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Banyak sekali hikmah dalam Alquran, termasuk surat Ibrahim ayat 7 yang mengajak umat Islam untuk selalu bersyukur kepada Allah SWt
Surat Ibrahim adalah surat ke-14 yang terdiri atas 52 ayat, dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan surat Ibrahim karena surat ini mengandung banyak do’a dari Nabi Ibrahim.
Salah satu kandungan dari surat ini adalah terdapat macam-macam nikmat Allah SWT kepada manusia dan janji Allah kepada hamba-hamba yang mensyukuri-Nya.
Baca Juga: Tata Cara dan Doa Menyembelih Ayam Sesuai Syariat Islam
Bacaan Surat Ibrahim Ayat 7 dalam Tulusan Arab, Latin, dan Artinya
Foto ilustrasi Alquran (Sumber: Islam4u.pro)
Berikut ini adalah bacaan surat Ibrahim ayat 7 beserta tulisan Arab, latin, dan juga artinya untuk memudahkan dalam membaca dan juga memahaminya:
وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکُمۡ لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ
(Wa-idz taadz-dzana rabbukum la-in syakartum aziidannakum wala-in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiidun)
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim: 7)
Baca Juga: 7 Adab Menjenguk Orang Sakit dalam Agama Islam Beserta Doanya
Tafsir Surat Ibrahim Ayat 7
Foto ilustrasi Alquran (Sumber: Orami Photo Stock)
Setelah mengetahui artinya, terdapat tafsir dari para ahli tafsir dalam mengartikan surat Ibrahim ayat 7 ini, yakni:
1. Tafsir Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah SWT kembali mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Bila melakukannya, maka nikmat itu akan ditambah lagi oleh-Nya.
Sebaliknya, Allah SWY juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya, dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah SWT bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti: mengucapkan perkataan ucapan yang setulus hati.
Selain itu, hal tersebut juga diiringi dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut untuk tujuan yang diridai-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dilihat bahwa orang dermawan yang suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang, umumnya tak pernah jatuh miskin ataupun sengsara.
Bahkan, rezekinya senantiasa bertambah, kekayaannya makin meningkat, dan hidupnya bahagia, dicintai serta dihormati dalam pergaulan.
Sebaliknya, orang kaya yang kikir atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah SWT seperti judi atau riba, maka kekayaannya tidak bertambah, bahkan cepat menghilang.
Di samping itu, dia juga dibenci dan dikutuk oleh banyak orang, dan di akhirat memperoleh hukuman yang berat.
2. Tafsir Al-Mishbah
Ingatlah, wahai Bani Israil, ketika kalian diberitahu Tuhan dengan mengatakan,
"Apabila kalian mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain-lain yang pernah Aku berikan kepada kalian berupa keteguhan iman dan ketaatan, niscaya Aku akan menambah nikmat-nikmat yang telah Aku berikan itu.
Tetapi apabila kalian mengingkarinya dengan kekafiran dan perbuatan maksiat niscaya Aku akan menyiksa kalian dengan siksaan yang menyakitkan. Siksaan-Ku memang sangat pedih bagi orang-orang yang ingkar."
3. Tafsir Jalalain
(Dan ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan
(Rabb kalian sesungguhnya jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan ketaatan
(pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian.
Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: ("Sesungguhnya azab-Ku sangat keras.")
Baca Juga: Cara dan Doa Meminta Rezeki dalam Islam, Yuk Panjatkan Moms!
Kandungan Surat Ibrahim Ayat 7
Foto berdoa sebelum makan (Sumber: Orami Photo Stock)
Surat Ibrahim ayat 7 ini merupakan pengingat akan keutamaan dan hikmah dari perbuatan syukur yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah SWT.
Allah SWT menceritakan tentang kisah Nabi Musa ketika mengingatkan kaumnya yaitu Bani Israil tentang nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada mereka.
Di antara nikmat-nikmat tersebut adalah diselamatkannya Bani Isroil dari penjajahan yang dilakukan oleh Fir’aun.
Namun karena Bani Israil di zaman Nabi Musa tidak bisa bersyukur atas nikmat Allah, maka nikmat tersebut berbalik menjadi ujian dan pelajaran bagi mereka dan manusia di generasi selanjutnya.
Kemudian, Allah SWT memberitahukan hikmah dari bersyukur. Jika Bani Israil bisa mensyukuri nikmat Allah dan tidak kufur kepada-Nya, mereka akan dapatkan tambahan nikmat, bukan siksa-Nya.
Ayat ini memang mengisahkan Nabi Musa bersama umatnya yaitu Bani Israil. Tetapi, umat Islam harus mengambil pelajaran dan hikmah dari kisah tersebut.
Yakni sifat selalu bersyukur yang merupakan sesuatu yang diperintahkan dan disukai oleh Allah SWT yang harus selalu ada dalam diri setiap umat muslim.
Ketika siapa saja dapat bersyukur atas anugerah nikmat Allah SWT di kehidupan sekarang ini, maka nilai nikmat itu bukan berkurang karena malah dapat bertambah berlipat ganda.
Tetapi bagi orang-orang yang kufur, melupakan Sang Pemberi Ni’mat, dan mengingkari-Nya, maka siksaan Allah telah menanti orang-orang itu karena kekufuran yang dilakukannya.
Menurut studi dalam Digital Library UIN Sunan Ampel Surabaya, disebutkan risiko yang diterima bagi pelaku kufur nikmat dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, azab di dunia meliputi dicabutnya nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan padanya sehingga tidak dapat merasakan nikmat tersebut.
Kemudian mempunyai sakit kejiwaan karena hatinya selalu ditimpa penyakit selalu merasa tidak puas disebabkan menilai sesuatu dengan kekurangan.
Bahkan terdapat pendapat yang menyatakan bahwa nikmat di dunia semakin ditambah untuk memperpanjang kedurhakaannya kepada Allah SWT.
Kedua, azab di akhirat yang berupa siksa di neraka jahanam, semakin jauh dengan Allah, dan yang paling berat adalah nanti kelak di akhirat tidak dapat bertemu dengan Allah.
Dicabut nikmat di akhirat itu sangat berat, tapi dicabutnya nikmat bertemu dengan Sang Pencipta itu paling dahsyatnya siksa. Melihat hal tersebut, terdapat kandungan penting dari surat Ibrahim ayat 7, yakni:
- Allah SWT benar-benar menyayangi hamba-Nya dibuktikan dengan seruan-Nya.
- Allah SWT memberikan nikmat yang sangat banyak dan juga besar, sebagian bisa dihitung namun kebanyakannya tidak disadari.
- Jika berterimakasih kepada Allah SWT atas nikmat-Nya dengan cara yang sesuai dengan perintah-Nya, maka Allah SWT akan menambahkannya.
- Namun jika mengingkari nikmat Allah SWT dengan cara melakukan hal-hal yang tidak diridloi-Nya, maka diri-Nya tidak segan menyiksa hamba-hamba-Nya.
Itulah penjelasan mengenai surat Ibrahim ayat 7 yang dapat meningkatkan wujud syukur agar menjadi hamba-Nya yang tetap beriman dan beramal saleh.
- https://risalahmuslim.id/quran/ibrahim/14-7/
- https://digilib.uinsby.ac.id/17622/
- https://www.muqoddimahku.com/2020/06/bahasan-hikmah-bersyukur-ibrahim-ayat-7.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.