28 Maret 2024

Ceramah Malam Lailatul Qadar Singkat, Yuk Pahami dan Amalkan

Isinya membahas keutamaan lailatul qadar
Ceramah Malam Lailatul Qadar Singkat, Yuk Pahami dan Amalkan

Foto: Freepik

Malam lailatul qadar dianggap sebagai malam yang mulia di bulan Ramadan. Salah satu penyampaian informasinya, bisa dilakukan melalui ceramah malam lailatul qadar.

Dalam ceramah malam lailatul qadar, umumnya akan berisikan tentang keutaaman, sejarah, atau amalan yang bisa dilakukan.

Sehingga, ceramah malam lailatul qadar digunakan sebagai pengingat dan mengajak umat Islam berloma-lomba beribadah di 10 hari hari terakhir bulan Ramadan.

Ingin tahu contoh ceramah malam lailatul qadar? Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: 10 Tanda Lailatul Qadar dan Ibadah yang Dianjurkan

Ceramah Malam Lailatul Qadar

Berikut ini beberapa contoh ceramah malam lailatul qadar yang dikutip dari NU Online. Yuk, pahami Dads!

Ceramah Malam Lailatul Qadar Pertama

Ilustrasi Ceramah
Foto: Ilustrasi Ceramah

Hari demi hari telah kita lalui dan tak terasa sekarang kita telah berada separuh lebih bulan Ramadan.

Artinya, sebentar lagi kita akan memasuki sepertiga terakhir dari bulan mulia ini yang menurut pandangan mayoritas ulama di dalamnya terdapat satu malam istimewa, yaitu lailatul qadar.

Karenanya, dirasa sangat penting untuk membahas malam tersebut.

Sebab, ibadah pada malam itu khairun min alfi syahr (lebih baik dibanding ibadah selama seribu bulan), yang di dalamnya tidak ada lailatul qadar.

Hal ini selaras dengan penuturan Mujahid bin Jabir:

أَنَّ النَّبِيَ صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ رَجُلًا مِنْ بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ لَبِسَ السِّلَاحَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى اَلْفَ شَهْرٍ فَعَجِبَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: اِنَّا اَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ اِلَى قَوْلِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Sesungguhnya Nabi mengisahkan seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang senantiasa mengangkat senjatanya untuk berjuang di jalan Allah selama seribu bulan."

Perkara tersebut membuat kaum muslimin merasa takjub sehingga Allah menurunkan tiga ayat pertama surat Al-Qadr (Fadhailu-l Awqat li-l Baihaqi, juz 1 hal. 207).

Selain hal tersebut, keutamaan lain dari lailatul qadar adalah

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْر

Para malaikat dari tiap lapis langit bahkan dari sidratil muntaha turun ke Bumi untuk meng-amin-kan doa manusia hingga waktu munculnya fajar sebagaimana penuturan Imam Al-Qurthubi.

Mereka, termasuk malaikat Jibril, turun dengan membawa rahmat Allah dan segala ketentuan yang telah Allah tentukan pada malam tersebut hingga setahun ke depan.

Keutamaan terakhir yang tersurat dalam surat Al-Qadr adalah

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Setiap detik dari lailatul qadar sepenuhnya hanya berisi keselamatan serta tidak ada keburukan di dalamnya hingga muncul fajar.

Bahkan dikatakan bahwa setan tidak dapat berbuat buruk pada malam tersebut.

Sedangkan, pada malam lainnya, selain keselamatan, Allah juga menetapkan bala. (Tafsir Al-Qurthubi, juz 20, hal. 133-134).

Hadirin rahimakumullah,

Sangat layak untuk kita syukuri tentang keberadaan lailatul qadar sebab malam mulia ini merupakan malam spesial berdasarkan hadits yang telah disebutkan.

Mengenai waktu munculnya lailatul qadar, begitu banyak riwayat yang secara dhahir saling bertentangan:

Mulai dari pendapat yang mengatakan bahwa malam itu berputar dalam sebulan Ramadan hingga yang terkhusus pada malam tertentu.

Karenanya, para ulama menganjurkan untuk mencarinya dalam sebulan penuh dan lebih dianjurkan lagi pada sepuluh malam terakhir.

Pengukuhan anjuran paling kuat adalah pada malam ganjil sebagaimana pendapat jumhur fuqaha’ sesuai sabda Nabi Muhammad SAW tentang lailatul qadar:

هِيَ فَي شَهْرَ رَمَضَانَ فَالْتَمِسُوْهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنَّهَا وِتْرٌ فِي إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ، أَوْ ثَلَاثٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوْ خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أو آخر ليلةٍ مِنْ رَمَضَانَ، مَنْ قَامَهَا احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Malam itu berada pada Bulan Ramadan, maka carilah pada sepuluh malam terakhir.

Sesungguhnya lailatul qadar berada pada malam ganjil: malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, malam ke-29, atau malam terakhir Ramadan.

Barang siapa menghidupkannya karena ikhlas mengharap rida Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (Musnad Ahmad, juz 37 hal. 423).

Hadirin rahimakumullah, lailatul qadar memiliki tanda-tanda yang tampak di langit maupun di permukaan Bumi sebagaimana yang telah masyhur di masyarakat.

Bahkan, juga terdapat tanda batin yang dapat dirasakan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kenikmatan beribadah pada malam tersebut.

Namun, para ulama saling silang pendapat apakah harus mengetahui secara pasti keberadaan malam tersebut untuk meraih fadilahnya atau tidak.

Pendapat yang paling unggul menurut fuqaha’ mazhab adalah bahwa tidak disyaratkan mengetahui lailatul qadar secara pasti.

Namun, jika kita mengetahui malam tersebut sekaligus menghidupkannya, maka fadilah yang kita raih akan lebih sempurna (Mughni-l Muhtaj, juz 1 hal. 450).

Karenanya, para hadirin, mari bersama-sama kita tapaki kemuliaan lailatul qadar pada malam-malam yang telah disebutkan dengan berbagai macam ibadah.

Baik salat berjamaah, salat tarawih, salat witir, tadarus Al-Qur'an, iktikaf, maupun yang lain-lainnya.

Baca Juga: Ini Bacaan Doa Lailatul Qadar yang Bisa Moms Panjatkan!


Ceramah Malam Lailatul Qadar Kedua

Ilustrasi Salat
Foto: Ilustrasi Salat (Freepik.com)

Malam lailatul qadar tidak hanya memiliki keistimewaan lebih utama dari seribu bulan, tapi juga memiliki kemuliaan karena Al-Qur’an turun pada malam tersebut.

Diturunkannya Al-Qur’an pada malam lailatul qadar menjadi momentum untuk kembali merenungi penciptaan manusia sebenarnya dan pembebasan dari kezaliman yang terjadi sebelum Al-Qur’an diturunkan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1 yang berbunyi:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam lailatul qadar."

Dengan demikian, dari ayat dan hadis di atas, kita sebagai seorang hamba sudah seharusnya mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.

Sehingga memperbanyak ibadah di malam mulia ini sangat dianjurkan untuk menunjukkan sikap kehambaan kita dengan memperbanyak ibadah.

Setidaknya ada lima amalan agar dapat meraih keistimewaan malam mulia tersebut.

Pertama, mendirikan salat sunah dengan istikamah terutama salat sunah yang dianjurkan seperti salat tahajud dan salat tasbih dengan berjamaah.

Salat sunah yang dilakukan pada malam hari yaitu dalam waktu antara setelah salat isya dan subuh memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah kesempatan terkabulnya doa.

Oleh karena itu, amalan salat sunah malam ini sangat dianjurkan untuk dilakukan menjelang akhir bulan Ramadan.

Kedua, perbanyaklah berzikir kepada Allah SWT dan berdoa untuk meminta ampunan.

Amalan ini bisa mengantarkan kita untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar karena berzikir adalah perintah dari Allah SWT yang difirmankan dalam surat Al-A’raf ayat 205:

وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ

Artinya: “Ingatlah tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan suara;

dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS Al-A’raf: 205).

Dari ayat di atas dapat kita ambil hikmahnya bahwa sesibuk apapun kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, alangkah baiknya untuk tetap berzikir kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun kita berada.

Ketiga, amalan yang dianjurkan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar adalah melakukan iktikaf di masjid.

Iktikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah SAW juga melakukan hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyidatina Aisyah:    

عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: ”Dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan iktikaf setelah tanggal dua puluh Ramadan hingga akhir hayatnya,” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 

Keempat, bersedekahlah dengan ikhlas. Umat Islam sangat dianjurkan untuk saling membantu sesama Muslim oleh karena itu dianjurkan bersedekah.

Terutama bersedekah di sepuluh hari terakhir bulan penuh berkah ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةُ رَمَضَانَ. (رواه البيهقي)

Artinya: “Dari Anas ra ia berkata, bahwa Rasulullah saw pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan Ramadan.” (HR Al-Baihaqi).​​​​​​​

Hadis di atas menunjukan betapa besarnya balasan untuk orang yang melakukan sedekah di akhir bulan Ramadan terutama pada sepuluh hari terakhir menjelang perginya bulan Ramadan.

Nah, itulah beberapa inspirasi ceramah malam lailatul qadar yang bisa Dads pahami. Semoga artikel ini membantu!

  • https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-menggapai-keutamaan-lailatul-qadar-B0B9o
  • https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-5-amalan-untuk-meraih-lailatul-qadar-uUqjz

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.