Tengok 5 Aneka Kegiatan untuk Melatih Saraf Motorik Bayi Berikut, Yuk!
Ada dua jenis kemampuan motorik bayi. Kemampuan motorik halus dan kemampuan motorik kasar.
“Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Kemampuan ini dipengaruhi usia, berat badan, dan perkembangan fisik anak. Semisal kemampuan duduk, berlari, atau naik-turun tangga,” ungkap Vittorio Gallo, PhD, Direktur Pusat Penelitian Neuroscience di Children's National Health System.
Sementara, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
“Saraf motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan rutin. Misalnya menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai dengan bentuknya, dan beberapa latihan lainnya,” tambah Dr. Gallo.
Berikut ini beberapa latihan yang bisa dilakukan untuk melatih saraf dan kemampuan motorik bayi:
1. Mencari Mainan Bersuara
Setelah masuk usia 4 bulan dalam kandungan, kemampuan pendengaran janin mulai berkembang. Dia sudah peka terhadap sudah detak jantung ibu dan kemudian orang-orang di sekitarnya.
Beberapa minggu setelah bayi lahir, kemampuan mendengarnya akan dilengkapi dengan kemampuan melihat. Kemampuan indrawi ini harus terus dirangsang dan dimanfaatkan untuk melatih saraf motorik halusnya. Salah satunya, gantungkan atau taruh mainan yang berbunyi di dekat wajahnya. Biarkan dia mencari sumber suara atau bunyi itu.
Jika dia melirik dan menolehkan kepala sambil menggerakkan tangan, berarti kemampuan motoriknya berkembang baik. Gerakan seperti ini bagus untuk memperkuat otot leher dan tangannya.
Baca juga: 5 Inspirasi Mainan untuk Bayi Baru Lahir
2. Tarik Genggam Jari
Foto: freepik.com
Latihan yang sangat sederhana. Biarkan si kecil menggenggam jari Anda selama beberapa saat. Lalu tarik jari Anda perlahan-lahan. Lakukan berulang-ulang kali.
Latihan kecil ini akan merangsang kemampuan indra peraba si kecil. Dia akan mulai bisa merasakan sentuhan dan menggenggam objek di sekitarnya.
3. Tengkurap
Foto: freepik.com
Menengkurapkan bayi adalah latihan sederhana yang sangat bermanfaat. Posisi ini membuat otot dan tulangnya lebih kuat untuk menunjang latihan kemampuan motoriknya.
Biasanya, bayi berusia 3—4 bulan sudah mampu tengkurap walaupun tidak lama. Seiring bertambahnya usia, kemampuan tengkurapnya akan semakin berkembang. Dia akan mulai bisa berguling dan tengkurap tanpa bantuan orang lain.
Saat tengkurap, tumpuannya terletak pada otot perut. Posisi ini membuatnya lebih leluasa menggerakkan tangan, kaki, dan kepala. Taruhlah mainan di dekatnya agar dia tergoda untuk meraihnya. Namun, Anda harus selalu mengawasinya karena posisi ini bisa membuatnya kesulitan bernapas saat kepalanya terkulai.
Baca juga: 8 Permainan Indoor untuk Melatih Motorik Bayi
4. Duduk
Foto: freepik.com
Usia 4—6 bulan, bayi akan belajar duduk sambil ditopang di bagian punggung. Tanda-tandanya adalah dia sudah bisa menggerakkan kepala ke atas dan bawah secara bergantian. Duduk melatih keseimbangan tubuh dan kekuatan tulang punggung bayi.
Cobalah dudukkan si kecil. Pada awalnya, dia akan miring dan tidak seimbang. Perlahan lepaskan pegangan Anda. Latihan yang dilakukan terus-menerus akan membuat bayi bisa duduk tegak sendiri.
5. Berlatih Makan
Foto: freepik.com
Usia 6—9 bulan, bayi sudah bisa menggenggam sesuatu. Pada usia ini, Anda bisa melatih kemampuan motoriknya dengan cara mengajarinya makan dengan tangan atau sendok.
Jika dia memasukkan sendiri makanan ke dalam mulutnya, biarkan saja. Lalu ajari dia menyendok makanan dari piring. Sediakan peralatan makan bayi yang sesuai dengan genggaman dan bibirnya.
Baca Juga: Kapan Bayi Anda Siap Makan?
(HEN/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.