3 Tips Mendidik Anak Agar Bebas Drama, Mudah Ditiru
Simak tips agar anak tidak drama yuk, Moms.
Salah satu perilaku anak balita yang kerap bikin orang tua geleng-geleng kepala adalah bersikap dramatis (drama) atau berlebihan dalam mengungkapkan emosi.
Berteriak, memaksa, menangis meraung-raung, melempar-lempar barang, adalah contoh perilaku anak saat bersikap berlebihan.
Moms dan Dads mungkin bertanya-tanya apakah perilaku seperi itu normal?
“Pada anak balita, bagian otak yang berfungsi membantu mereka berpikir dan memahami perasaan belum berkembang,” terang psikolog anak Dr Margot Sunderland.
Itu sebabnya, saat anak merasakan emosi seperti takut, marah, resah, mereka langsung bereaksi karena mereka tidak mampu memahami arti dari apa yang mereka rasakan.
Baca Juga: 4 Tahapan Perkembangan Sosial Emosional Anak SD, Wajib Tahu!
Tips Agar Anak Tidak Drama
Maka itu, orang tua perlu mengajari anak tentang emosi secara tepat agar anak tidak drama.
Agar anak tidak drama, Moms bisa mencoba beberapa tips berikut:
1. Bantu Anak Memahami Emosinya
Foto: verywellfamily.com
Dalam situs web Public Broadcasting Service Kids for Parents, Claire Lerner, LCSW-C, spesialis perkembangan anak dan pekerja sosial tersertifikasi, mengatakan orang tua perlu membantu anak memahami emosi mereka.
Ya, terutama yang bersifat negatif seperti marah, kesal, kecewa, frustrasi, dan sedih.
Saat anak marah karena permintaannya tidak dituruti, Moms bisa bilang bahwa Moms mengerti Si Kecil sedang marah.
Atau, saat ia melempar pensil karena merasa hasil gambarannya jelek, Moms bisa bilang “Mama mengerti Adik frustrasi, tetapi tidak boleh melempar-lempar pensil”.
Baca Juga: Ini Segudang Manfaat Ayah Dekat dengan Anak, Pengaruhi Kecerdasan Hingga Emosionalnya
2. Hindari Menyuruh Anak untuk Mengabaikan Perasaannya
Foto: pixabay.com
Agar anak tidak drama, orang tua terkadang menyuruh anak supaya mengabaikan perasaan mereka.
Misalnya dengan berkata “Enggak usah nangis!”, “Jangan lebay!”, “Kalau Adik marah-marah, Mama enggak akan kasih main game lagi”, dan lain-lain.
Tindakan ini ternyata kurang tepat, Moms. Lerner mengatakan, perasaan perlu diungkapkan.
Jika Moms menyuruh anak untuk menekan atau mengabaikan perasaannya, nantinya ia akan mencari cara lain – yang cenderung negatif – untuk mengekspresikan perasaan tersebut.
Anak bisa jadi bersikap agresif atau malah gampang cemas.
Baca Juga: Gangguan Perilaku dan Emosi pada Anak, Haruskah ke Dokter?
3. Biasakan Mengobrol dengan Anak tentang Perasaan
Foto: youthfirst.com
Dikutip dari Lane Kids, selain agar anak tidak drama, tindakan ini juga bertujuan mendorong Si Kecil agar nyaman menceritakan apa yang ia rasakan kepada Moms dan Dads.
Contoh cara mengobrol dengan anak tentang perasaan:
- Katakan bahwa Moms sedih saat kehilangan benda yang berarti
- Moms takut jatuh saat mencoba bersepeda pertama kali
- Moms kesal saat dulu dimarahi oleh guru di sekolah
- dan sebagainya.
Selain itu, Moms juga bisa memancing Si Kecil untuk mengungkapkan perasaannya.
Misalnya, menanyakan perasaannya saat tidak memenangkan perlombaan menggambar; apa yang ia rasakan ketika mainannya rusak; dan sebagainya.
Lerner mengatakan, kemampuan anak mengendalikan beragam jenis emosi mereka, atau dengan kata lain pengendalian diri, merupakan salah satu faktor pendukung kesuksesan mereka di sekolah.
Kelak dalam pekerjaan dan menjalin hubungan dengan orang lain, hal ini akan sangat berguna.
Selamat menjajal tips agar anak tidak drama, Moms.
Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Anak Memiliki Kecerdasan Emosional?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.