Arti Istilah Tone Deaf yang Lagi Ramai di Media Sosial!
Istilah tone deaf populer di media sosial. Secara harfiah, tone deaf dalam bahasa Indonesia berarti buta nada.
Istilah ini kerap digunakan dalam dunia musik. Namun, pengertiannya sering kali disalahpahami atau disederhanakan.
Tapi, yang lagi ramai di media sosial adalah tone deaf ketika seseorang tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Bahkan, sifat tone deaf ini dikaitkan dengan Erina Gudono, mengapa demikian? Yuk, cari tahu di bawah ini, Moms.
Baca Juga: Profil Erina Gudono, Calon Istri Kaesang Pangarep yang Cantik dan Beprestasi!
Arti Tone Deaf
Tone deaf adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kurang sensitif terhadap lingkungan sosialnya.
Termasuk dalam memahami adab, norma, aturan, dan aspek lainnya dalam masyarakat.
Istilah ini mulanya dari dunia musik. Di mana merujuk pada orang yang kesulitan dalam memahami nada, bahkan dalam melodi sederhana
Pada kehidupan sosial, tone deaf tampak mirip dengan perilaku egois, tapi sebenarnya kedua konsep ini sangat berbeda.
Perilaku egois terjadi ketika seseorang terus menerus menaruh kepentingan dirinya sendiri di atas segalanya, meskipun menyadari dampak negatif tindakannya terhadap orang lain.
Di sisi lain, tone deaf mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan merespons situasi yang ada.
Orang dengan sikap ini sering kali menunjukkan kurangnya kepekaan emosional dan minimnya empati terhadap perasaan orang lain.
Baca Juga: 11 Tes Kesehatan Mental untuk Mendeteksi Masalah Kejiwaan!
Ciri-ciri Orang dengan Tone Deaf
Berikut ciri-ciri penderita tone deaf.
1. Kesulitan Membaca Situasi
Orang dengan kondisi ini sering kesulitan memahami situasi yang terjadi di sekitar.
Misalnya tidak mengetahui kapan harus menurunkan suara saat berbicara atau mengubah topik pembicaraan yang tidak nyaman bagi orang lain.
2. Sulit Memahami Budaya dan Adat Istiadat
Mereka sering kali kesulitan memahami dan mengikuti adat atau budaya yang berbeda di suatu daerah, sehingga bisa melakukan hal-hal yang dianggap tidak pantas.
3. Tidak Memahami Norma Sosial
Orang dengan kondisi ini mungkin tidak peka atau tidak memahami norma sosial yang berlaku.
Seperti tidak memotong pembicaraan orang lain atau menggunakan barang orang lain tanpa izin.
4. Kurang Peka Terhadap Perasaan Orang Lain
Orang dengan sikap tone deaf sering kurang peka terhadap perasaan orang lain.
Mereka mungkin tidak memahami cara yang tepat untuk menghibur atau memberi dukungan pada orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
5. Bersikap Tidak Sopan atau Kurang Sopan
Orang dengan kondisi ini merasa perilaku kurang sopan atau tidak pantasnya itu adalah benar tanpa mempertimbangkan konteks sekitar.
Ketidakpekaan ini dapat berdampak negatif pada hubungan pribadi dan profesional, sering terlibat dalam konflik, serta kehilangan kesempatan karena tidak bisa membaca situasi.
Baca Juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma
Dampak Perilaku Tone Deaf
Berikut dampak bagi penderita kondisi ini.
1. Kurangnya Empati dan Pengertian
Orang dengan perilaku tone deaf sering kali tidak bisa memahami atau merasakan emosi dan keadaan orang lain.
Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan keretakan dalam hubungan interpersonal.
2. Respons yang Tidak Tepat
Dalam situasi sosial atau profesional, respons yang tidak sesuai dengan konteks atau perasaan orang lain sering dianggap tidak sensitif.
Hal ini dapat menimbulkan konflik atau ketidaknyamanan, bahkan mungkin dianggap ofensif.
3. Kehilangan Kesempatan
Dalam dunia kerja, tidak peka terhadap nuansa dan kebutuhan tim atau klien dapat mengakibatkan kehilangan kesempatan bisnis, kerjasama, atau promosi.
4. Dampak pada Reputasi
Individu atau organisasi yang dianggap tone deaf bisa kehilangan kepercayaan atau dukungan dari masyarakat atau rekan kerja, yang berdampak negatif pada reputasi mereka.
5. Kurangnya Keterlibatan Sosial
Orang yang sering menunjukkan sikap tone deaf mungkin akan dihindari dalam interaksi sosial.
Akibatnya, bisa menyebabkan isolasi sosial atau kesulitan dalam membangun dan memelihara hubungan.
6. Stres dan Frustrasi
Baik bagi orang yang tone deaf maupun bagi mereka yang berinteraksi dengannya, situasi ini sering menimbulkan stres dan frustrasi yang tidak perlu.
Dikaitkan dengan Erina Gudono
Erina Gudono, istri dari Kaesang Pangarep, mendapat julukan tone deaf dari netizen.
Hal ini karena beberapa unggahannya di media sosial yang dianggap tidak sensitif terhadap situasi sosial dan ekonomi di Indonesia.
Sebutan tone deaf dalam konteks ini berarti tidak peka atau acuh terhadap perasaan dan kondisi orang lain.
Netizen mengkritik Erina karena beberapa unggahannya yang menampilkan gaya hidup mewah selama berada di Amerika Serikat.
Seperti naik jet pribadi dan memamerkan makanan mahal, termasuk roti seharga Rp400 ribu.
Di saat yang sama, Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah sosial dan ekonomi, termasuk keputusan politik yang kontroversial.
Unggahan-unggahan tersebut dianggap tidak pantas dan menunjukkan ketidakpekaan terhadap kondisi yang sedang dialami banyak orang di Indonesia.
Hal tersebut membuatnya disamakan dengan Marie Antoinette, sosok ratu Prancis yang terkenal dengan gaya hidup mewahnya di tengah penderitaan rakyat.
"Erina bangun image as mantu presiden yang putri indonesia, lulusan UGM, jawa tulen, cantik, pinter & educated. Tapi sekarang di cap tone deaf, marie antoinette-coded," ujar pemilik akun X, @doseofvitaminzi.
Kritik ini mencerminkan bagaimana publik mengharapkan figur publik untuk lebih peka dan bijak dalam menyampaikan konten di media sosial.
Baca Juga: Profil Fery Farhati Ganis, Istri Anies Baswedan yang Cerdas
Itulah informasi seputar tone deaf, semoga membantu, Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.