Mengenal Tumor Marker: Penjelasan, Jenis, dan Fungsinya
Tumor marker adalah sebuah zat yang terkandung di dalam darah, urine, atau jaringan penderita tumor maupun kanker.
Zat tersebut memiliki fungsi dan jenis yang berbeda-beda.
Simak di bawah ini untuk penjelasan selengkapnya tentang tumor marker.
Baca Juga: Tumor Wilms: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan
Penjelasan Mengenai Tumor Marker
Foto: Pengertian Tumor Marker (istockphoto.com)
Dilansir dari Medline Plus, tumor marker merupakan zat atau protein yang diproduksi oleh sel tumor atau kanker.
Zat ini juga dapat menentukan seberapa agresif tumor atau kanker yang dialami, sehingga dokter dapat menentukan pengobatan yang tepat.
Untuk mencari kandungan zat tersebut dapat tubuh, dokter biasanya melakukan prosedur tes darah atau urine.
Selain diproduksi oleh sel tumor atau kanker, tumor marker bisa terjadi akibat perubahan materi genetik (DNA, RNA).
Perubahan materi genetik tersebut juga dapat mendeteksi perkembangan penyakit, langkah pengobatan yang dilakukan, bahkan deteksi awal sel abnormal.
Hal tersebut tentu dapat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai karakteristik dari tumor atau kanker.
Tumor marker terdiri dari beberapa jenis dan memiliki penggunaan yang berbeda.
Baca Juga: Mengulik Tumor Mediastinum, dari Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya
Jenis Tumor Marker yang Paling Umum
Foto: Ilustrasi Tumor Marker (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari Canadian Cancer Society, berikut beberapa jenis tumor marker yang paling umum dialami:
1. Alpha-Fetoprotein (AFP)
Tumor marker yang pertama adalah AFP, yang umum ditemukan dalam sampel darah penderita.
Kadar AFP sendiri umumnya meningkat selama masa kehamilan, serta pada penderita hepatitis.
Jika tidak mengalami kondisi tersebut, kandungan AFP umumnya tidak ditemukan dalam darah orang dewasa.
Artinya, jika mengalami peningkatan kadar AFP di luar kondisi tersebut, itu bisa menjadi pertanda kanker.
Ada beberapa jenis kanker yang berkaitan dengan AFP, seperti kanker hati, kanker ovarium, dan kanker testis.
2. CA 125
Ada beberapa kondisi yang memicu peningkatan kadar CA 125 dalam darah. Beberapa di antaranya, yaitu:
Kanker ovarium
- Kanker uterus
- Kanker serviks
- Kanker pankreas
- Kanker hati
- Kanker usus
- Kanker payudara
- Kanker paru-paru
Meski umumnya dipicu oleh kanker, peningkatan kadar CA 125 juga dapat dipengaruhi oleh kehamilan, miom, dan endometriosis.
3. CA 15-3
Peningkatan kadar CA 153 dalam darah dapat terjadi akibat kanker paru-paru, kanker prostat, dan kanker ovarium.
Selain kanker, ada beberapa kondisi yang juga menyebabkan peningkatan kadar CA 153, yaitu:
- Tumor payudara
- Endometriosis
- Hepatitis
- Penyakit peradangan pelvis
- Kehamilan
- Menyusui
4. CA 19-9
Tumor maker berjenis CA 19-9 ini berkaitan dengan kanker empedu, kanker perut, dan kanker usus.
Jika jenis tumor marker ini ditemukan dalam darah, bisa mengindikasikan kanker pankreas dalam intensitas parah.
Beberapa kondisi yang dapat memicu peningkatan kadar CA 19-9 dalam tubuh, yaitu:
- Batu ginjal
- Pankreatitis
- Sirosis hati
- Inflammatory bowel disease (IBD)
- Gangguan tiroid
- Kolesistitis.
5. Carcinoembryonic Antigen (CEA)
Sama seperti AFP, CEA juga umumnya ditemukan pada sampel darah penderita tumor atau kanker.
CEA juga bisa mendeteksi adanya beberapa jenis kanker, seperti kanker usus, kanker paru, kanker pankreas, kanker ovarium, dan kanker payudara.
Kadarnya dalam tubuh dapat meningkat akibat beberapa penyakit berikut ini:
- Rheumatoid arthritis
- Hepatitis
- Kolitis
- Pankreatitis
Perokok aktif sepertinya perlu berhati-hati, karena merokok dapat meningkatkan kadar CEA dalam tubuh.
6. Lactate Dehydrogenase (LDH)
LDH adalah sejenis protein yang muncul pada tubuh dalam jumlah yang sedikit.
Peningkatan kadar LDH dalam tubuh berkaitan dengan tumor testikular dan tumor sel germinal dalam tubuh.
Bukan itu saja, berikut ini beberapa penyakit yang berisiko tinggi meningkatkan kadar LDH dalam tubuh:
- Gagal jantung
- Hipotiroidisme
- Anemia
- Penyakit paru-paru
- Penyakit liver
7. Prostate-Specific Antigen (PSA)
Tumor marker jenis ini biasa ditemukan pada darah pria, meski dalam konsentrasi rendah.
Jika kadarnya meningkat, hal tersebut bisa mengindikasikan kanker prostat.
Selain kanker prostat, prostatitis juga memicu peningkatan kadar PSA dalam darah.
Setelah menjalani pengobatan akibat kanker prostat, dokter umumnya menggunakan PSA untuk memastikan kemungkinan sel kanker kembali.
Baca Juga: Lalai Menjaga Kesehatan Gigi, Hati-hati Alami Tumor Gusi
Tujuan Tumor Marker Digunakan
Foto: Ilustrasi Tumor Marker (istockphoto.com)
Seperti pada penjelasan di awal, tumor marker umumnya digunakan untuk diagnosis dan pemeriksaan lanjutan kanker.
Meski demikian, penggunaan tersebut biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain.
Dilansir dari National Library of Medicine, berikut ini tujuan penggunaan tumor marker dalam pengobatan tumor dan kanker:
1. Screening Kanker
Meski penggunaan tumor marker dinilai kurang tepat untuk screening, tetapi zat tersebut berguna untuk mendeteksi kemunculan awal sel kanker.
Penggunaannya dinilai kurang tepat karena tumor marker kurang sensitif dan spesifik dalam mendeteksi keberadaan sel kanker.
Meski demikian, tumor marker biasa digunakan pada seseorang yang berisiko tinggi menderita kanker.
Contohnya pada seseorang dengan riwayat kanker dalam keluarga, atau memiliki faktor risiko yang berhubungan dengan jenis kanker tertentu.
2. Diagnosis Jenis Kanker Tertentu
Jika penderita menunjukkan adanya gejala kanker otak, penggunaan zat ini dapat membantu mendeteksi keberadaan kanker.
Tumor marker juga dapat membantu dokter memastikan jika kondisi yang dialami adalah kanker, bukan penyakit lain dengan gejala kanker.
3. Menentukan Tingkat Keparahan Penyakit
Jika didiagnosis jenis kanker tertentu, seperti kanker payudara, zat tersebut dapat membantu dokter menentukan intensitas keparahan atau stadium kanker.
Tumor marker juga dapat membantu dokter memastikan apakah kanker telah menyebar ke jaringan dan organ di sekitarnya.
Jika belum menyebar, zat tersebut dapat membantu menentukan tingkat keparahan kanker.
Namun bila sudah menyebar, zat tersebut dapat membantu menentukan seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan.
Baca Juga: Teratoma, Tumor Langka yang Berisi Jaringan dan Organ
4. Memperkirakan Keparahan Kanker
Tumor marker dapat digunakan dokter untuk membantu menentukan seberapa agresif sel kanker dalam tubuh.
Hal tersebut dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit, atau stadium kanker.
Hasilnya sendiri akan digunakan dokter untuk menentukan seberapa besar keberhasilan pengobatan yang dilakukan.
5. Menentukan Pilihan Pengobatan
Seperti pada penjelasan sebelumnya, beberapa jenis tumor marker dapat membantu dokter untuk menentukan pilihan pengobatan yang sesuai.
Berkaitan dengan penggunaan yang satu ini, masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna memastikan penggunaan zat dalam menentukan pilihan pengobatan yang sesuai.
6. Memonitor Kondisi Penderita Setelah Pengobatan
Penggunaan tumor marker selanjutnya adalah memonitor kondisi penderita setelah melangsungkan pengobatan.
Zat tersebut dinilai efektif dalam mengetahui tingkat keberhasilan pengobatan yang tengah dijalani.
Saat kadar tumor marker dalam tubuh menurun, hal tersebut menandakan jika pengobatan yang dilakukan berhasil.
Namun, jika kadar zat tersebut tidak berubah atau justru meningkat, prosedur pengobatan yang tengah dijalani perlu dikaji ulang.
Setelah prosedur pengobatan berlangsung, dokter perlu mencari tahu apakah ada kemungkinan jika sel kanker muncul kembali.
Jika kadar tumor marker meningkat sebelum melakukan pengobatan dan menurun setelah melakukan pengobatan, kemudian kembali meningkat secara perlahan, kemungkinan besar sel kanker muncul kembali.
Baca Juga: Kanker Rahim: Jenis, Gejala, dan Perawatannya
Itu dia penjelasan mengenai tumor marker. Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan, ya, Moms!
- https://cancer.ca/en/treatments/tests-and-procedures/tumour-markers
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11451209/
- https://medlineplus.gov/lab-tests/tumor-marker-tests/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.