Penyakit Celiac: Gejala, Faktor Penyebab, dan Pengobatannya
Pernahkah Moms mendengar tentang penyakit celiac? Dilansir dari National Health Service, penyakit ini adalah sebuah kondisi autoimun.
Penyakit ini terjadi ketika sistem imun malah menyerang sel-sel tubuh yang sehat di saat penderitanya menonsumsi gluten.
Apa itu gluten? Ini adalah sejenis protein yang terdapat pada beberapa bahan makanan, seperti serealia, gandum, jelai, dan sejenisnya.
Penyakit celiac paling sering mencetuskan gejala, seperti diare atau sembelit, hingga perut kembung.
Pada penyakit ini, penderitanya berisiko tidak dapat menyerap zat-zat dari makanan secara optimal.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ lain dalam tubuh, seperti:
- Hati
- Tulang
- Otak
Baca Juga: 6 Sayuran yang Bisa Mencegah Penyakit Autoimun, Bisa Jadi Pilihan!
Pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang.
Ya, penyakit ini bisa terjadi sejak bayi dilahirkan. Pasalnya, terjadinya celiac berkaitan dengan adanya kecenderungan genetik dari orang tua.
Meski begitu, namun tidak semua orang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit celiac akan mengalami kondisi tersebut.
Penyakit ini bisa terjadi pada orang dengan kondisi sebagai berikut:
- Diabetes tipe 1
- Kolitis mikroskopis
- Sindrom Sjögren
- Penyakit tiroid autoimun
Baca Juga: Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Autoimun, Bisakah Sembuh Total?
Gejala Penyakit Celiac yang Sering Diabaikan
Penyakit celiac bisa sulit didiagnosis karena memengaruhi orang secara berbeda.
Dilansir oleh Celiac.org, ada lebih dari 200 gejala penyakit tersebut yang bisa terjadi pada sistem pencernaan atau bagian tubuh lainnya.
Beberapa orang mengembangkan penyakit celiac sejak masih anak-anak. Tapi, beberapa orang lainnya menderita penyakit ini saat dewasa.
Selain itu, beberapa orang dengan penyakit tersebut pun bisa tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi hasilnya positif setelah tes darah.
Meski begitu dilansir oleh HealthLine, ada beberapa tanda-tanda penyakit celiac yang sering terabaikan berikut ini
Baca Juga: Sulit Hamil? Saatnya Test Darah Untuk Penyakit Celiac
1. Diare
Diare adalah salah satu gejala pertama yang dialami banyak orang sebelum didiagnosis menderita celiac.
Dalam satu Pub Meds, 79% pasien celiac mengalami diare sebelum perawatan. Setelah perawatan, hanya 17% pasien yang mengalami diare kronis.
Gejala diare ini biasanya berkurang dalam beberapa hari perawatan, tetapi rata-rata menghabiskan waktu 4 minggu.
Namun, ada pula kemungkinan penyebab diare lainnya, seperti:
- Infeksi
- Intoleransi makanan lain
- Masalah usus lainnya
2. Perut Kembung
Kembung adalah gejala umum yang dialami oleh penderita penyakit celiac.
Karena, penyakit tersebut bisa menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang mengakibatkan perut kembung.
Satu penelitian terhadap 1.032 orang dewasa dengan penyakit celiac menemukan bahwa kembung salah satu gejala paling umum.
Faktanya, 73% orang mengaku merasa kembung sebelum didiagnosis penyakit itu.
Di sisi lain, gluten juga terbukti menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung pada orang yang tidak memiliki penyakit celiac.
Baca Juga: Benarkah Diet Bebas Gluten dan Kasein Baik Untuk Anak Autis?
3. Kelelahan
Satu studi terhadap 51 pasien celiac menemukan bahwa mereka yang tidak menjalani pengobatan memiliki masalah kelelahan parah.
Studi lain juga menemukan bahwa mereka yang memiliki penyakit celiac cenderung mengalami gangguan tidur, yang bisa menyebabkan kelelahan.
Namun, penyebab kelelahan lainnya termasuk:
- Infeksi
- Masalah tiroid
- Depresi
- Anemia
4. Berat Badan Turun
Penurunan berat badan yang drastis dan kesulitan mempertahankan berat badan sering merupakan tanda awal penyakit celiac.
Karena, kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi sudah terganggu. Sehingga berpotensi menyebabkan kekurangan gizi dan penurunan berat badan.
Satu World Journal of Gastroenterology dari 112 peserta dengan penyakit celiac menemukan bahwa penurunan berat badan memengaruhi 23% pasien.
Masalah ini juga salah satu gejala paling umum setelah diare, kelelahan dan sakit perut.
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan juga bisa disebabkan oleh kondisi seperti:
- Diabetes
- Kanker
- Depresi
- Masalah tiroid
Baca Juga: Benarkah Gluten Menjadi Salah Satu Penyebab Susah Hamil?
5. Sembelit
Selain diare, penyakit celiac juga menyebabkan sembelit pada beberapa orang.
Penyakit celiac bisa merusak vili usus, yang sangat kecil dan bertanggung jawab untuk menyerap nutrisi.
Saat makanan bergerak melalui saluran pencernaan, vili usus tidak dapat sepenuhnya menyerap nutrisi dan justru menyerap kelembapan ekstra dari tinja.
Hal ini menyebabkan tinja mengeras hingga mengakibatkan sembelit.
Namun, diet bebas gluten juga menghilangkan banyak asupan makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan asupan serat dan berkurangnya frekuensi buang air besar.
Kurang aktivitas fisik, dehidrasi dan pola makan buruk bisa juga menyebabkan konstipasi atau sembelit.
Baca Juga: Benarkah Gluten Menjadi Salah Satu Penyebab Susah Hamil?
6. Anemia
Penyakit celiac bisa mengganggu penyerapan nutrisi tubuh serta menyebabkan anemia.
Anemia sendiri adalah sebuah kondisi kurangnya sel darah merah di dalam tubuh.
Gejala anemia atau penyakit kruang darah, meliputi:
- Kelelahan
- Merasa lemas
- Merasakan nyeri di dada
- Sakit kepala
- Mengalami pusing
7. Depresi
Bersamaan dengan banyaknya gejala fisik yang muncul pada penderita celiac, gejala psikologi seperti depresi pun bisa hadir, Moms.
Sebuah studi menemukan bahwa depresi sangat umum dialami oleh orang dewasa yang memiliki penyakit celiac daripada masyarakat lain pada umumnya.
Nah, dalam penelitian lainnya mengatakan bahwa orang-orang yang terkena celiac dan melakukan diet bebas gula dilaporkan bisa mengurangi risiko depresi.
Meski demikian, masih ada banyak hal yang bisa memicu depresi seperti:
- Level hormon
- Stres
- Kesedihan mendalam
- Genetik
Penyebab Penyakit Celiac
Usai mengetahui gejala penyakit celiac, Moms perlu mengetahui apa sih hal yang bisa menjadikan kondisi ini hadir?
Perlu diperhatikan bahwa celiac bukanlah sebuah reaksi alergi atau intoleransi tubuh kita terhadap asupan gluten. Kondisi ini disebut dengan autoimun.
Autoimun adalah ketika tubuh salah mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam gluten dan menyangkanya sebagai sebuah ancaman yang bisa membahayakan.
Akhirnya, tubuh pun malah membuat antibodi untuk menghilangkan gluten dan menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Baca Juga: 13+ Penyakit Autoimun pada Anak, Yuk Cari Tahu!
Nah pada penyakit celiac, antibodi sendiri membuat usus halus mengalami peradangan dan bengkak.
Antibodi akan membuat vili atau bulu-bulu halus di permukaan usus menjadi rusak sehingga membuat proses penyerapan nutrisi dan makanan menjadi tak bisa sempurna.
Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, sekitar 1 dari 141 orang Amerika memiliki kondisi celiac.
Orang-orang dengan kondisi ini harus mengeliminasi asupan gluten dari makanan dan minuman mereka.
Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab penyakit celiac.
Meski demikian, beberapa kombinasi dari proses autoimun diduga bisa menjadi penyebabnya seperti:
- Kelainan genetik
- Pernah menjalani prosedur pembedahan
- Kehamilan
- Persalinan
- Infeksi virus
- Gangguan emosional berat
Nah, usai mengetahui beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penyakit celiac, berikut faktor yang bisa meningkatkan risiko celiac:
- Faktor keturunan
- Faktor lingkungan seperti pernah mengalami infeksi sistem pencernaan
- Pengaruh kondisi kesehatan seperti memiliki diabetes tipe 1
Baca Juga: 5 Faktor Risiko Penyakit Autoimun, Penyakit yang Diderita Ashanty dan Raditya Dika
Cara Mengobati Penyakit Celiac
Untuk pengobatan penyakit celiac, dokter biasanya akan memberikan saran agar penderita menghindari seluruh asupan yang mengandung gluten.
Penderita juga harus menjalankan program diet bebas gula. Hal tersebut perlu dilakukan agar dinding usus tidak rusak oleh kondisi autoimun yang dialaminya.
Selain itu, ada pula beberapa hal yang diperlukan untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi akibat penyakit celiac.
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Melakukan vaksin flu, haemophilus influenzae type B, vaksin meningitis, serta vaksin pneumokokus, untuk melindungi pasien dari infeksi
- Mengonsumsi suplemen seperti kalsium, asam folat, zat besi, vitamin D, vitamin B12, vitamin K dan zinc
- Mengonsumsi kortikosteroid
- Mengonsumsi dapsone
Baca Juga: 10+ Cara Mengetahui Kehamilan dengan Memegang Perut, Akurat!
Nah, itu dia penjelasan mengenai penyakit celiac, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Meski jarang ditemukan, bukan berarti kondisi ini bisa dianggap sepele, ya, Moms.
Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter apabila Moms merasakan gejala-gejala yang mungkin berkaitan dengan penyakit ini.
Pengelolaan penyakit yang baik dapat membantu mempertahankan kualitas hidup penderita penyakit celiac.
- https://celiac.org/about-celiac-disease/symptoms-of-celiac-disease/
- https://www.nhs.uk/conditions/coeliac-disease/
- https://www.healthline.com/nutrition/celiac-disease-symptoms
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9178673/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3319961/
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/celiac-disease?dkrd=hispf0095
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.